Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dokter Bram
" Ah .... Dokter Bram " ucap Nadia " Siapa mereka " tanya dokter Bram " Rahasia " ucap Nadia tersenyum meninggalkan Bram " Eh .... Tunggu dokter Nadia " panggil Bram " Hem " ucap Nadia yang masih berjalan " Apa kau punya waktu nanti sore " tanya Bram " Emmm ... memangnya ada apa " tanya Nadia " Aku mau mengajakmu makan " ucap Bram " Maaf hari ini aku capek sekali, aku mau istirahat. Maaf dakter Bram " ucap Nadia meninggalkan Bram " Oke " ucap Bram " Da da " pamit Nadia " Daa " ucap Bram tersenyum " Susah sekali mendekatimu Nadia " ucap Bram tersenyum melihat Nadia pergi
Di apartemen Nadia
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nadia masuk ke apartemennya. Dia merebahkan badannya di sofa. Dia mengcek ponselnya. Dia melihat nomor Devan, dia teringat dengah Luna. Nadia tersenyum sendiri mengingat kejadian tadi. Dia meletakkan ponselnya di meja, dia mengambil handuk. Badannya sudah gerah dia ingim sekali berendam di air hangat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah berendam Nadia memakan makanan yang dia beli waktu pulang kerja tadi. Dia duduk dan menyalakan TV. Hal beginilah yang membuat Nadia nyaman. Ponselnya berbunyi terdapat nama mama.
" Hallo ma " sapa Nadia " Hallo sayang, bagaimana kabar kamu " tanya mamanya " Nadia baik-baik saja ma, keadaan mama gimana " tanya Nadia " Mama juga baik-baik saja. Nad, kapan kamu bawa calon kamu ke mama " ucap mamanya " Kenapa itu lagi ma yang di tanyakan. Nadia masih fokus kerja dulu " ucap Nadia " Berapa umur kamu sayang, sudah waktunya kamu meniha " ucap mamanya " Ma, umur Nadia masih 25 tahun. Nadia masih muda ma " elak Nadia " Mama tau sayang, apa kamu mau di jodohkan dengan anak teman mama " ucap mamanya " Mama apaan sih main jodoh-jodohkan, Nadia paling tidak suka di paksa " ucap Nadia ketus " Oke oke mama tau sayang. Ya sudah kamu hati-hati di sana dan jaga kesehatan ya " ucap mamanya " Iya ma. Mama juga jaga kesehatan ya. Love you ma da da " pamit Nadia
Nadia menghela nafas panjang. Dia paling tidak suka di paksa untuk menikah. Dia masih ingin bekerja. Nadia kembali dengan makanannya dan menonton TV. Ponselnya berbunyi ada pesan masuk.
Devan " Nad, makasih untuk tadi ya. Luna sangat senang sekali "
Nadia " Sama-sana Dev. Luna anaknya lucu kok "
Devan " Besok Luna ingin sekali ketemu kamu. Apa boleh dia menemuimu "
Nadia " Bisa Dev, besok kamu bisa datang ke rumah sakit jam 11 siang. Itu waktu aku istirahat "
Devan " Terima kasih Nad, maaf merepotkanmu lagi "
Nadia " Santai saja Dev "
Devan " Oke Nad, selamat malam "
Nadia " Malam Dev "
Nadia tersenyum sendiri melihat chat nya dengan Devan.
" Kenapa aku bisa senang seperti ini, Nad sadar Dev cuma teman oke " ucapnya sendiri
Nadia langsung masuk kamar dan merebahkan badannya ke kasur. Dia langsung menyelimuti badannya dan langsung tertidur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.