Bagian 17

147 21 6
                                    

"Aku gak mungkin ngerusak kamu, Ra. Aku sayang sama kamu, itu sebabnya aku selingkuh sama cewek lain."

"Kakak bangga karena kakak bisa selingkuh, iya?! Bangga?!"

"Ra ...."

Fira terduduk dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Terseguk pelan. Rasa sakit dalam hatinya tidak bisa ia tampik begitu saja. Nyatanya, rasa sakit itu begitu nyata dan sangat menyesakkan dalam dada.

Di sampingnya, Dion memeluk Fira. Berbisik meminta maaf pada gadis itu. Namun, percuma. Kata maaf yang ia ucapkan tidak akan mampu mengembalikan keadaan seperti itu. Kata maaf itu tidak akan berhasil menyatukan kembali kepingan-kepingan hati Fira yang sudah hancur. Juga, tidak akan bisa untuk mengembalikan kepercayaan Fira yang kini sudah hilang. Habis, tidak tersisa barang secuilpun.

"Aku sayang Kak Dion, tapi kenapa kakak tega lakuin ini semua?" lirih Fira. Ia mulai mencoba untuk melepaskan pelukan Dion yang mulai detik itu juga tidak ia sukai lagi. Ia benci Dion!

"Karena aku sayang kamu, Ra. Aku nggak bisa melakukan itu sama kamu, tapi aku bisa melakukannya sama dia, dan kamu aman," keukeh Dion dengan pemikirannya yang satu ini.

Fira tidak menyangka jika Dion yang selama ini ia puja-puja, justru menjadi laki-laki yang paling tidak mementingkan perasaan seperti ini. Ia melepas pelukan Dion dan menatap lelaki itu dengan sorot yang berubah tajam.

Masih dengan air mata yang membasahi wajahnya, ia menatap Dion dengan tatapan marah, kecewa dan benci dalam satu waktu. "Kalau dari dulu kakak pacaran sama aku cuma buat puasin apa yang kakak mau, harusnya kita nggak pacaran, Kak! Buat apa juga, kan, kalau ujungnya kakak bakal cari cewek lain! Egois!" paparnya dengan emosi yang mulai membuncah.

Dion membalas tatapan Fira dengan perasaan yang campur aduk. Perselingkuhan yang ia lakukan itu demi menjaga Fira. Namun, nyatanya justru melukai perasaan gadis itu. Dirinya tidak tahu kalau apa yang ia lakukan itu ternyata salah.

Ia melakukan itu karena tidak mau membuat Fira rusak. Rusak dalam artian mengambil apa yang bukan haknya. Mencium Fira, tepat di bibirnya, itu suatu tindakan yang sempat ada di benaknya. Namun, karena ia sangat menyayangi gadis itu, ia tidak mau mengambil apa yang bukan haknya. Tapi, ia melakukannya pada gadis lain. Itu yang menjadi sebuah kesalahan besar.

Dion berpikir dirinya bisa terus bersama Fira, namun satu sisi ia bisa mendapatkan kepuasan dari gadis lain. Lalu ia harap semuanya berjalan sesuai dengan keinginannya. Tapi, ternyata tidak. Dirinya justru sudah salah dalam melakukan suatu tindakan yang menurutnya adalah kebenaran.

"Aku sayang kamu, Ra, aku nggak mungkin melakukan itu sama kamu. Maka dari itu aku melakukannya sama cewek lain supaya kamu tetap aman, supaya kamu juga tetap sama aku, Ra," kata Dion masih teguh dengan pemikirannya sendiri. Ia memang merasa bersalah, namun yang ada di pikirannya adalah ia melakukan itu demi Fira dan rasa sayangnya pada gadis itu.

Fira menggelengkan kepalanya tidak percaya mendengar itu semua. Apa yang dipikirkan Dion selama ini? Sebenarnya hubungan apa yang lelaki itu mau dengannya? Pemuas hasrat nafsu atau hanya dijadikan sebagai tempat singgah di kala bosan?

"Kakak itu egois, ya, egois banget! Aku gak nyangka Kak Dion bakal melakukan semua ini sama aku dan cewek itu. Kakak mikir gak, sih, kalau tindakan yang udah kakak lakukan sejauh ini bisa nyakitin kita semua?" cecar Fira.

"Ra ... aku tahu aku udah selingkuh sama cewek lain. Tapi-"

Fira langsung menyela, "Tapi alasan kakak selingkuh itu nggak bisa dibenarkan sama sekali! Alasan kakak selingkuh itu udah nyakitin perasaan aku! Kalau dari awal kakak emang tahu aku nggak bakal bisa kasih apa yang kak Dion inginkan, harusnya kakak nggak jadiin aku pacar. Kita harusnya gak jadian, gak pacaran. Lebih baik kakak pacaran sama cewek lain, yang bisa kasih apa yang kakak inginkan! Daripada sama aku, tapi ujungnya bakal kayak gini. Sia-sia!" tutur Fira dengan menggebu-gebu.

Thank You, Aras! (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang