"Kau boleh lari dari kenyataan, asalkan tahu jalan pulang. Pergi dengan kekanakan, pulang dengan pendewasaan".🌹
~Waktu berjalan begitu cepat pada malam hari itu.
Mereka yang sangat bahagia malam itu,kini murung dengan kata Perpisahan,Ia Mereka akan kembali pulang kepada kehangatan keluarga pada sebuah bangunan yang disebut Rumah. Satu-persatu dari mereka mengucapkan salam perpisahan.berkesan aneh karena ini bukan kelulusan,ini hanya libur santri,namun kedekatan mereka sulut untuk tarlihat.
Piippp~Piippp~Piippp
Mobil keluarga Arham dan Arini tiba di depan rumah Asyifah.Walaupun Mobil yang menjemputnya adalah Mobil dan sopir pribadi dari keluarga Arini,Namun kepulanan mereka hari ini masih menjadi Rahasia untuk kedua orang tuanya.
"Yaudah Asyifah, Arini dan Bang Arham izin pulang kerumah dulu.Makasih untuk tadi malam" Ucap Arini Pada Asyifah.
"Tidak usah sungkan, Hati-Hati dijalan.Salam untuk Abi dan Ummi di rumah" Balas Asyifah
"Kami pamit pulang dulu,Assalamualaikum warohmatullah" Kata Arham
"Hati-hati di jalan.Waalaikumsalam Warohmatullah" Balas Mereka semua.
"Hati-hati dijalan Ananda Nahda Arini Ubaidillah" Ucap sang hati,dengan mata yang menyaksikan mobil Arini yang kian menjauh.
~Menuju Jalan Pulan
"Dek? lihat tidak sepasang mata yang bersedih dengan keberangkatan kita ?
"Semuanya terlihat sedih dengan perpisahan Abang!"
"Bukan begitu,Tatapan yang satu ini sangan mendalam."
"Siapa [emilik sepasang mata?yang bersedih melihat keberangkatan Abang ku ini Hahh?" Balas Arini yang penasaran namun,masih merayu kakaknya
"Bukan abang mu ini.Nmaun yang ditatap pemilik mata tersebut adalah anak bungsu Abi Ubaidillah yang manja ini."Ucap Arham dengan tangan mengusap kepala sang adik,membuat jilbab yang arini gunakan berantakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di langit pesantren
Novela Juvenil"kau tau ketika gelapnya malam menutupi indahnya ketengan sinar Surya kami di sedang menulis kisah kami dipondok ini. kami torehkan pengalaman baru di hidup kami layaknya menodai sebuah kertas dengan tinta pena." Saya adalah se...