Dalam diam kami melaju menuju kosanku, sesampainya didepan kos kami masih saling diam dengan segala pemikiran kami masing-masing.
Aku sendiri juga bingung mau membuka percakapan."Yooo.. "
"Rania.. "Kami secara bersamaan saling membuka suara, suasana jadi sangat akward.
"Kamu dulu deh Ran... "
"Aku tiba-tiba blank..kamu dulu deh yo... "
"Hmmm...mungkin kata-kataku terlalu klise, tapi saat ini aku masih stuck sama kamu Ran, belum bisa berpindah ke lain hati. Bukan karena ga ada yang lain, namun kamu itu adalah orang pertama yang aku suka namun kamu menjadi milik orang lain karena kecerobohanku, dan saat ini adalah kesempatanku menebus kesalahanku terdahulu. Entah apa ending-nya nanti, aku mau berusaha untuk dapetin kamu, biar aku tahu dan nunjukin ke diriku sendiri, apakah aku layak untuk kamu atau sebaliknya.. Sorry to say... But this is me..jika aku bilang kita jalanin dulu, itu memang berat karena semakin lama kita jalan perasaan makin kuat kita pun juga makin susah untuk pisah, tapi aku ga mau lepasin kamu?? Jujur aku terlalu egois dan lamban untuk masalah cinta padahal aku pria dan memang sangat jelas bahwa kita berbeda keyakinan, tapi bisakah kita nyaman dengan keadaan kita dulu Ran?? Maksudnya...kita saling mengenal dan dekat..sambil kita pikirkan jalan yang terbaik?? "
"Huuffft....aku takut membuka hati karena aku akan tahu bagaimana ujungnya nanti."
"Yaaa...kita jalani dulu, meskipun kata-kataku klise tapi kan emang bener? ga tau nanti kedepan bagaimana..bisa kamu dapet yang lebih baik, bisa mungkin ada sebuah mujizat buat hubungan kita, atau apapun. Kita tidak bisa menutup semua kemungkinan."
"Hmmm..baiklah kita jalani sebisa kita entah gimana nantinya kasih 1 ruang hatimu juga untuk terluka."
"Tentu, kamu juga Rania persiapkan hatimu untuk terluka..entah bagaimana luka itu, semoga kita bisa atasi sama-sama."
Melihat sikap Rio yang terbuka apa adanya, hatiku mampu sedikit terbuka, aku memandang wajahnya yang teduh, membuat aku sedikit yakin padanya. Rio mendekatkan wajahnya dan kami saling berciuman. Slow but sure. Cukup lama kami saling berciuman dan akhirnya aku perlahan melepaskannya.
"Apakah ini artinya kau memilihku, Rania??"
"No.. Aku masih tetap sama, tetapi aku sedikit lebih nyaman ke kamu saat ini dibandingkan dengan yang lain. Aku masih mencoba memahamimu sebelum aku memutuskan untuk menerimamu...maaf mungkin ini sedikit merepotkan. Tapi kalo kamu mungkin sudah lelah, kamu boleh pergi kok Yo"
"No way honey... I will still love in you.. I never let you go.. " katanya sambil menangkupkan tangannya ke pipiku.
"Hmmm...okey aku masuk dulu yaa"
"Aku anterin kamu masuk ke kosan yaa"
"Kedalem?? Baiklah... "
Sesampainya di depan pintu kamar, akhirnya Rio berpamintan untuk pulang, sampai aku melihat Rio pergi bersama mobil citycar-nya. Saat aku akan membuka kamar, aku melihat seorang pria yang hendak melewatiku. Aku tersenyum untuk menyapanya, kemudian ia berhenti.
"Hai, aku tetangga baru kamu. Aku kos di samping kamar kamu persis, Kenalin aku Hananta. Panggil aja Hans."
Ia mengulurkan tangannya untuk salam perkenalan denganku, dan aku ulurkan tanganku juga untuk bersalaman sebagai itikad baik aku.
"Haii..nama aku Rania, salam kenal, ini kamar aku jadi semoga kita jadi tetangga yang baik."
"Okey..seneng kenalan dengan kamu.. Ehh Ran aku masuk dulu yaa, aku baru mau masak mie rebus, galon dikamar aku abis jadi aku ambil air galon kosan disitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Freaking Love
Romance🔞 warning (adult story 21+)🔞 💦💦💦💦💦💦💦💦💦💦💦 . . . Menjadi playgirl itu bukan pilihan, namun karena keadaan yang membuat ku menjadi binal, karena pria-pria buaya yang membuat arti cinta menjadi biasa saja, sepertinya menjadi wanita ba...