POV Hans :
Aku sebenernya males banget nganter Rania ke bandara untuk nemuin Rio, tapi gimana lagi rasa malesku lebih kecil dibanding pengorbanan hatiku buat Rania. Kebodohan macam apa akupun juga ga tahu, ga pernah aku sebucin ini sama seorang wanita.
Sesampainya disana, aku tahu bahwa Rania sangat cemas dengan feelingnya yang buruk, berkali-kali kulihat ia memainkan jari-jemarinya dan terlihat sangat tidak nyaman. Sesampainya di ruang penjemputan aku melihat "betina jalang" Farah sudah disana dengan berpakaian super ketat dan minim bahan. Benar-benar terlihat seperti wanita yang sedang ingin menjajakan tubuhnya. Kulihat Rania juga melihat Farah disana. Kami bertatapan sejenak lalu kembali melihat ke arah pintu kedatangan.
Rio terlihat berjalan menuju ke arah pintu keluar, namun ga nyangka sosok Farah lebih mencuri pandangannya, Farah terlihat melambaikan tangan dan segera memeluk tubuh Rio, dengan spontan aku memeluk tubuh kecil Rania yang terasa bergetar dan kaget melihat pemandangan yang ada didepannya.
"Peluk aku.. Jangan banyak tanya.. Peluk saja aku. Semua akan baik-baik saja."
Dengan manahan tangis Rania memelukku. Aku tahu ia berusaha sekuat tenaga untuk baik-baik saja.
"Hans...aku tahu. Aku sangat tahu karena aku melihatnya. Terimakasih untuk apa yang kamu lakukan, aku baik-baik saja. Ayo kita pulang"
Saat aku berbalik badan, Rio mulai menyadari bahwa kami melihat semua kejadian tersebut dan Rio merasa ini sebuah kesalah pahaman. Rio berteriak memanggil Rania. Sebenarnya ingin rasanya aku menghabisinya, namun jelas ini bukan tempat dan waktu yang tepat, dan pasti Rania juga ga akan suka kalau aku main tangan. Aku berhenti dan memegang pundak Rania agar ia juga berhenti, setidaknya aku berbesar hati agar Rania mendengar semua penjelasan dari kakakku.
"Ran..maaf aku ga bilang ma kamu kalo aku mau pulang. Aku mau kasih surprise" kelakar Rio untuk menjelaskan sambil menarik tangan Rania, namun Rania mengelak.
Rania bersembunyi di balik tubuhku dan meremas tanganku sambil terisak, aku menggenggam erat tangannya memberikan isyarat agar ia lebih kuat. Tanganku terasa basah karena air matanya yang menetes, hoodie ku di remasnya kuat, sungguh situasi ini membuatku gila, ingin rasanya aku memeluknya. Namun menghadapi bajingan satu ini rasanya lebih relevan.
"Surprise..ya ini surprisenya. Dijemput dengan wanita jalang.. " jawabku sambil menunjuk ke arah betina liar itu.
"Heh..jamu jangan memperkeruh suasana ya Hans!! Ini urusanku dan rania.. Bukan sama kamu!!"
"Urusan Rania adalah urusanku!! "
"Sejak kapan kamu malah jadi ikut campur urusan ku dan Rania!!!?? "
"Sejak hari ini, sejak kamu diluar negeri Rania selalu berharap kamu menghubunginya!! Berharap semuanya baik-baik saja sesuai harapannya, sampai akhirnya dia bisa menjawab pertanyaanmu saat kamu balik. Rania udah siap dengan semua jawabannya.. Tapi ternyata ini balesan kamu ha?!!! "
"Ran.. Denger.. Semua ga seperti yang kamu lihat, aku ga ada hubungan apa-apa sama wanita itu!!! Sungguh ran..!! Dengerin dulu penjelasan aku"
Tiba-tiba Farah datang dan membuat semua makin runyam. Rania memintaku untuk segera pulang, dan kita akhirnya pergi meninggalkan mereka berdua.
Aku mengendarai motorku dengan kecepatan tinggi, kurasakan pelukan Rania yang makin kencang dan kudengar sesekali ia masih menangis. Sesekali ku usap tangannya agar ia berhenti untuk menangisi kakakku. Dalam hati ini tak henti rasanya ingin memukuli Rio sampe ga bisa bangun lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Freaking Love
Romance🔞 warning (adult story 21+)🔞 💦💦💦💦💦💦💦💦💦💦💦 . . . Menjadi playgirl itu bukan pilihan, namun karena keadaan yang membuat ku menjadi binal, karena pria-pria buaya yang membuat arti cinta menjadi biasa saja, sepertinya menjadi wanita ba...