"Ini sangat mengejutkan. Paras cantikmu kembali hadir di hadapanku. Apakah ini mimpi? Ataukah hanya sebuah kemiripan saja?"
-Farhan Putra Wijaya
•
•
•Seperti biasanya Farhan memarkirkan motor dengan melakukan aksi merapikan rambutnya. Dari arah yang berlawanan seorang perempuan memakai jeans biru langit melangkahkan kakinya menuju dimana Farhan berdiam diri.
"Permisi! Boleh aku tanya sesuatu?" ucap orang itu.
Suara itu tidak asing lagi di telinga. Farhan melihat orang itu dari ujung kaki hingga ujung kepala. Ia terpana melihat paras cantik orang tersebut.
Farhan masih nyaman dengan tatapannya. Ia terkejut. Rupa wajahnya persis seperti Salma. Mata-nya yang begitu indah, bibirnya berwarna merah muda. Hanya penampilannya saja yang berbeda. Dia memakai kacamata serta gaya rambut yang diikat.
"Salma?" seru Farhan.
"Wah! Kamu tau namaku? Padahal kita belum pernah ketemu. Namaku Syafira Salmadhita. Tapi kebanyakan orang memanggilku Syafira," ungkapnya seraya tertawa kecil.
Kalian masih ingat Syafira? Itu sepupu dari Farel.
"Oh, nggak! Mungkin aku salah orang,"
Syafira mengangguk. "Kamu kenapa? Kok kelihatannya gugup?" tanyanya.
"Gak kenapa-napa kok! Baik-baik saja. Oh, iya! Aku Farhan mahasiswa di kampus ini," Farhan mengulurkan tangannya.
Syafira membalasnya.
"Ngomong-ngomong kalau kelas bisnis manajemen di sebelah mana ya?" tanya Syafira.
"Kebetulan aku di kelas yang sama. Ayo aku antar!" ajak Farhan.
••••
Kirana gelisah. Dimana hari menuju lomba tahfiz semakin dekat. Sebagai teman dekat, Nayla mencoba untuk membuatnya percaya diri.
"Nay! Aku takut sekali. Ini lomba perdana aku. Bagaimana jika nanti aku gagal?" keluh Kirana.
"Kirana jangan bersugesti seperti itu! Bisa-bisa rasa takut kamu semakin meningkat," jawab Nayla.
"Terus apa yang harus aku lakukan, Nay?" tanya Kirana.
"Kamu harus menggali lagi rasa percaya diri kamu. Jadikan rasa takut itu menjadi musuh. Jangan lupa juga berdo'a dan berusaha. Itu yang paling penting," ucap Nayla bersemangat.
Kirana mengangguk sembari tersenyum.
"Bagaimana? Kata kataku sangat bijak, kan? Apa semua itu benar?"
"Iya. Hari ini kamu mulai pandai merangkai kata. Siapa yang mengajari kamu?"
"Aku sering membaca kata-kata motivasi di majalah," kekeh Nayla.
Kirana menghela napas. "Kirain hasil dari hati nurani kamu,"
"Kirana! Ayo kita kumpul di mushola. Nih, sudah aku ambil surat dispensasinya," ucap Farel yang baru saja masuk ke dalam kelas.
"Memang harus sekarang banget ya, Rel?" tanya Kirana.
"Iya, Kirana! Kita harus kejar waktu,"
Kirana mengangguk.
"Kamu duluan. Nanti aku menyusul setelah aku kasih surat dispensasi ini ke guru," ucap Farel.
"Nay! Do'ain ya supaya latihan hari ini lancar,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Yang Sama
Teen FictionTerdesaknya oleh keaadaan ekonomi keluarga, membuat Kirana harus terjun pada dunia pernikahan yang seharusnya tak terjadi pada usianya kini. Akibat peristiwa mengenaskan yang dulu terjadi, Farhan telah kehilangan seseorang untuk selamanya. Sifatnya...