"Tersenyumlah sekarang, entah mungkin besok akan tiada. Senyuman inilah yang aku rindukan setiap saat."
-Kirana Putri Nabila
•
•
•Mulut Nayla terbuka lebar karena tercengang mendengar perkataan temannya. "Jadi maksudnya kamu sudah nikah sama dia? Penyebabnya apa?" tanyanya.
Kirana mengangguk. "Waktu itu keluargaku sedang diuji masalah ekonomi, Nay! Biaya sekolah pun hasil pinjaman dari orangtua Kak Farhan," tuturnya.
Nayla mengernyit. "Terus sebagai pelunasan utangnya, mereka paksa kamu jadi menantunya gitu? Terus kamu mau?"
Kirana mengeluarkan napasnya dengan leluasa. "Mereka gak memaksa. Aku sendiri yang menyetujui permintaan itu," jawabnya.
"Kok bisa? Orangtua ataupun kakak kamu gak nolak?" tanya Nayla.
"Orangtuaku pernah tanya soal ini untuk terakhir kalinya sebelum terjadi kecelakaan,"
Flashback On
Lima bulan yang lalu, orangtua dari Kirana ini menanyakan perihal permintaan Pak Wijaya untuk menikahkan putrinya. Mereka menjadi ragu, akankah Farhan memperlakukan putrinya dengan baik?
"Kirana sayang! Kamu yakin dengan keputusanmu itu?" tanya Ibu Mira kepada putrinya yang sedang duduk di sofa sambil menonton televisi.
Kirana menoleh ke arah Ibunya, lalu tersenyum. "Ibu! Kirana benar-benar yakin. Ibu gak perlu khawatir Kirana akan baik-baik saja di sana," ucapnya.
Ibu Mira mengusap kerudung bagian samping putrinya tersebut. "Kalau Kirana merasa terpaksa, lebih baik tolak aja permintaan Pak Wijaya. Ibu akan segera bayar utangnya. Iya kan, Yah?" tanyanya.
"Iya sayang! Ayah gak mau kamu melakukan ini atas dasar balas budi kepada mereka. Ayah akan berusaha untuk melunasi utangnya," jelas Pak Irwan yang sebenarnya ia tak ingin menghambat masa depan Kirana hanya karena permasalahan seperti ini.
Kirana tersenyum manis. Ia menurunkan sebelah tangan Ibunya untuk bertumpu pada punggung tangan Ayahnya yang kemudian Kirana genggam. "Ayah! Ibu! Kirana ikhlas melakukan ini. Alasannya bukan hanya karena balas budi saja. Karena memang Kirana sudah lama mengagumi Kak Farhan. Bahkan dengan keluarganya pun Kirana sudah sangat dekat," jelasnya.
"Daripada Kirana terjerumus pada perbuatan zina? Kirana sudah mantap mengambil keputusan ini," sambung Kirana.
"Kirana! Apa Farhan menyukaimu kembali? Apa nantinya kamu diperlakukan dengan baik?" tanya Pak Irwan.
"Tadi waktu Kirana ke rumah sakit jenguk Pak Wijaya. Beliau minta Kirana untuk mengubah sikap putranya. Karena Kak Farhan mengalami trauma saat terjadi kecelakaan dengan pacarnya. Ini sudah menjadi misi Kirana, Yah!"
Ibu Mira menatap Kirana sendu. "Bagaimana dengan masa depan kamu? Pasti akan terhambat," tanyanya.
Kirana mengangkat alis sembari senyum untuk meyakinkan kedua orangtuanya. "Kata siapa Bu? Kirana kan sekarang sudah masuk ekstrakulikuler tahfiz qur'an di sekolah dan rencananya Kirana akan melanjutkan untuk kuliah. Insyaallah tercapai! Selagi Kirana berusaha," jawabnya.
"Aamiin. Ibu akan selalu berdo'a untuk kamu!" ucap Ibu Mira.
Flashback Off.
"Pada waktu itu juga Ibu sama Ayah pergi ke acara syukuran di rumah Om Permana. Bahkan itu pun hanya naik angkutan umun karena uang gak cukup," ucap Kirana tersenyum menutupi kesedihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Yang Sama
Novela JuvenilTerdesaknya oleh keaadaan ekonomi keluarga, membuat Kirana harus terjun pada dunia pernikahan yang seharusnya tak terjadi pada usianya kini. Akibat peristiwa mengenaskan yang dulu terjadi, Farhan telah kehilangan seseorang untuk selamanya. Sifatnya...