"Pernah berantem sama sepupu sendiri?
Aku sering mengalami itu jika berada di dekatnya. Kadang kesal. Tapi, kalau sudah jauh terasa sepi."-Syafira Salmadhita
•
•
•Malam hari ini berbeda dengan sebelumnya. Sekarang, langit begitu cerah. Bulan menampakkan bentuknya begitu bulat sempurna. Suasana di luar pun ramai, banyak kendaraan yang melaju dari dua arah yang berbeda. Sama ramainya seperti suasana keluarga dari Farel saat ini.
Mereka sedang duduk di sofa sambil berbincang ria. Ada beberapa orang yang datang pagi hari tadi ke rumah Farel. Mereka yaitu kakak perempuan dari Ibu Farel. Ia sekaligus mengajak suami dan anak perempuan tunggalnya. Apa ya tujuannya?
"Ini loh, Luna! Syafira pengin banget kuliah di sini padahal di Bandung juga banyak," ucap Ibu Sarah, Kakak dari Ibu Farel.
"Iya gak apa-apa loh Kak! Jadi nanti tinggal aja di sini. Biar ada teman curhat. Di sini kan gak ada anak perempuan," kekeh Ibu Luna.
"Gak tau kenapa nih anak, antusias banget pengin kuliah di sini. Padahal sama saja kan," ucap Pak Angga, suami dari Ibu Sarah.
"Gak apa-apa Pak Angga. Lagi pula cabang perusahaan Bapak ada di daerah sini kan? Benar apa kata istri saya! Mau lihat suasana baru ya, Fira?" tanya Pak Rudi, Ayah dari Farel.
Syafira tersenyum, lalu menoleh kepada ayahnya dengan memasang mata puppy eyes. "Tuh kan Ayah! Om Rudi juga bolehin Syafira di sini kok. Masa Ayah sendiri nggak sih," bujuknya.
"Iya. Tapi mungkin masuk kuliahnya besok lusa. Ayah harus ambil dulu persyaratan untuk pendaftarannya," jawab Pak Angga.
"Iya gak apa-apa kok, Yah! Yang penting Fira bisa kuliah di sini,"
Syafira Salmadhita, putri satu-satunya dari Ibu Sarah dan Pak Angga. Dia berumur 19 tahun dan rumahnya bertempat di daerah Bandung. Tampangnya tidak perlu ditanya lagi. Ia begitu cantik memesona membuat orang lain terpikat. Kulitnya kuning langsat serta rambut panjang yang begitu hitam pekat.
Hubungan Syafira dan Farel? Sangat dekat, bahkan dekat sekali. Namun, kedekatannya itu selalu ada hal yang membuat mereka bergaduh. Entah itu beradu mulut, ataupun saling pukul. Tetapi, jika mereka saling terpisah, terkadang merasa sepi karena tidak ada lagi celotehan yang tak berguna.
Farel melirik tajam kepada Syafira. "Jangan di kasih izin tinggal di sini deh, Uwa! Pasti cuman mau bikin gaduh aja," ledeknya.
Syafira membalas lirikannya. "Usil banget lo! Ikut campur masalah orang!" timpalnya.
"Lah biarin terserah gue! Kuliah di sini juga pasti cuman mau tebar pesona," oceh Farel.
"Ngeyel ya! Tante lihat tuh Farel-nya ngeselin!"
Ibu Luna mencubit bagian samping tubuh Farel. Karena ibunya sangat kesal, kegaduhan ini bukan hanya satu kali saja. "Jangan berantem terus Farel! Sudah!" tegurnya.
"Fira, giliran kamu pisah sama Farel protes pengin ke sini lagi! Gimana sih?" ucap Ibu Sarah.
Syafira menghiraukan perkataan ibunya, ia malah kembali lagi mengoceh perkataan Farel. "Dengar ya lo, Rel! Gue gak tebar pesona pun sudah ada yang naksir sama gue."
"Oh ya? Mana coba buktinya?" tanya Farel.
Syafira celingukan, seperti sedang kebingungan untuk mencari alasan. Karena sebenarnya tidak ada laki-laki yang mendekatinya. "Ya pokoknya ada! Kepo banget deh jadi orang!"
"Bilang aja gak punya pacar!"
"Emangnya lo sendiri punya?"
Farel menyandarkan tubuhnya di sofa, kepalanya mendongak seperti ingin menunjukkan kesombongannya. "Dalam kamus hidup gue, gak ada yang namanya pacaran, menyita waktu! Gue bakalan langsung aja ngajak taaruf. Tadi juga aku habis bilang ke cewek kalau gue mau taaruf?"
Syafira tertawa lepas mendengarnya. "Lo ngajak taaruf? Dia-nya mau gitu?"
"Ya mau lah. Mana ada sih cewek yang gak terima orang se-ganteng ini?" ucap Farel sambil menaikkan alisnya.
"Terlalu banyak halusinasi, lo!"
"Uwa! Kak Syafira belum ada pacarnya kan? Emang ada orang yang mau pacaran sama dia? Kalau ada pun pasti cowok-nya kabur lihat wajahnya yang bengis."
Syafira menautkan alisnya. "Kok dipanggil Kakak sih? Berasa sudah tua, gue!"
Farel mengangkat alisnya. "Emang sudah tua! Jelek lagi! Bahkan seekor kucing pun lebih lucu daripada lo!" ledeknya kembali.
Karena semua orang jengah mendengar ocehan mereka, Pak Angga memberikan kode kepada orangtua Farel untuk berpindah dari tempat ini. Akhirnya mereka pergi ke ruangan lain secara mengendap-endap tanpa Syafira dan Farel sadari.
Syafira melemparkan batal sofa ke arah Farel secara terus-menerus. "Dasar lo ya! Sepupu gak ada akhlak!" bentaknya.
Farel berlalri ke sana kemari untuk menghindari lemparan dari Syafira. Namun Syafira tidak ingin kalah, ia terus mengejarnya sampai dapat.
••••
Berbeda sekali dengan suasana di dalam rumah Farhan dan Kirana tempati. Sangat sepi. Hanya terdengar jam dinding saja yang berdetik. Tidak aneh lagi, bukan?
Kirana menyandarkan tubuhnya dan meluruskan kedua kakinya di atas tempat tidur. Ia menjadi senyum-senyum sendiri mengingat suasana tadi sore bersama Farhan. Kirana sangat bahagia. Setidaknya misi Kirana untuk mengubah sikap Farhan berkurang sedikit.
Kirana menengadahkan kepalanya ke atas, seperti sedang berpikir. "Masa iya sih? Kak Farhan mulai menyukai aku?" gumamnya.
"Haduh Kirana ngawur! Kak Farhan kan sudah bilang kalau dia gak bisa balas perasaannya?"
Ting!
Ponsel Kirana berbunyi, tanda pesan masuk. Pikir Kirana pesan tersebut dari Nayla. Ternyata setelah dilihat, ternyata pesan dari orang yang mengajak Kirana untuk taaruf.
Farel AZ
Kirana
Aku serius ya soal tadiGak perlu jawab dulu kok, gak apa apa
Nanti aku pasti akan datang ke rumah kamuKirana menjadi tambah gelisah. Baru saja ia mendapatkan kebahagian tanpa memikirkan sedikit masalah, sekarang muncul kembali. Kirana enggan membalas pesannya, daripada nantinya masalah ini semakin runyam.
Kirana menjadi bingung. Ia harus menjawab apa kepada Farel. Karena dirinya tidak ingin menyakiti hati siapapun.
"Apa mungkin aku harus memberitahu rahasia hubungan aku dengan Farhan?"
Kirana mulai berbaring. Diambilnya selimut, dan menyimpan di atas tubunya. Pandangannya tertuju lurus ke atas sekejap. Kemudian ia perlahan-lahan menutup matanya.
Akankah Kirana memberitahu Farel tentang rahasianya?
Atau mungkin malah sebaliknya?
•••
AYO VOTE DAN KOMEN BANYAK BANYAK!
JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN TEMAN KALIAN SUPAYA AUTHOR SEMANGAT BUAT LANJUTINNYA!❤AYO JANGAN SAMPAI KETINGGALAN!
SEE YOU NEXT CHAPTER. BABAYYY👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Yang Sama
Roman pour AdolescentsTerdesaknya oleh keaadaan ekonomi keluarga, membuat Kirana harus terjun pada dunia pernikahan yang seharusnya tak terjadi pada usianya kini. Akibat peristiwa mengenaskan yang dulu terjadi, Farhan telah kehilangan seseorang untuk selamanya. Sifatnya...