Ikan hiu makan brownies
Hai, readers-ku yang manis
Kritik dan sarannya juseyo~~ kalau aja ada yang salah kata atau typo hehe ....
Sertakan vote jika kalian sukaa bab ini-!!
Terima kasih-!!✨Selamat membaca✨
━━━━━━━━━━━━━━━━
Jimmy memandangi kartu berwarna hitam yang sangat jarang dimiliki oleh orang lain di atas meja. Keningnya berkerut lalu menatap bingung papanya.
"Untuk apa ini?"
"Gunakan kartu ini untuk membeli keperluan kuliah Sheryl."
"Kenapa tidak langsung ke orangnya saja?"
"Papa ingin memberikan hadiah untuk Sheryl, tapi Papa terlalu sibuk untuk berbelanja ke mall. Jadi lebih baik kau saja, Nak," jelas Demian, "lagi pula kau pasti tahu banyak tentang hal yang disukai Sheryl."
Jimmy yang sedang minum air pun tersedak saat mendengar akhir kalimat yang dikatakan oleh Demian. Tahu banyak tentang hal yang disukai Sheryl? Yang benar saja. Warna favorit perempuan itu saja Jimmy tidak tahu, apalagi yang lainnya.
"Hm ... baiklah, akan kucarikan besok."
"Jangan besok, sekarang saja."
"Ta-"
"Tidak ada tapi-tapian. Cepatlah pergi sekarang," ucap Demian mendorong putranya keluar ruangan.
Jimmy mendengus kesal. Waktu bersantainya harus terganggu karena perempuan itu.
Dia pun mengambil benda pipih dalam sakunya, kemudian mencari nomor seseorang untuk dihubungi.
"Hei, temui aku di Mikrokosmos Plaza lima belas menit lagi," ucap Jimmy langsung menutup telepon tanpa membiarkan si penerima telepon berbicara.
Dua puluh menit kemudian ....
Jimmy melirik jam tangannya sambil menyesap machiato yang baru saja dia beli. "Ck, lambat sekali dia," gumam dia saat melihat orang dia tunggu akhirnya datang.
"Kau mengganggu tidurku!" seru Justin langsung merebut machiato dari tangan Jimmy.
"Hei, itu milikku!"
Justin meneguk habis minuman itu karena kehausan. "Kau tidak ingat prinsip kita? Semua barang atau makanan itu milik bersama. Jadi tidak perlu protes, Tuan Park."
"Itukan hanya berlaku di rumahmu," ucap Jimmy datar.
Justin mengangkat bahu acuh.
"Ada apa kau menyuruhku ke sini?"
Ah benar! Jimmy melupakan tujuannya tadi.
"Kau temani aku berbelanja. Papaku ingin memberikan Sheryl hadiah, dan dia menyuruhku untuk mencarikan hadiahnya. Aku tidak tahu apa yang disukai perempuan, jadi kurasa kau tahu lebih banyak tentang hal itu," jelas Jimmy.
"Kau 'kan saudaranya, seharusnya kau lebih tahu," celetuk Justin.
"Aku tidak pernah menganggapnya sebagai saudaraku."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] EPIPHYTE ✔
General Fiction[Judul sebelumnya : PARASITE] Dengan kasar, Sheryl mengusap air matanya. "Jika ini memang keinginanmu, baiklah ... aku menerimanya. Aku memang tidak pantas dimiliki, aku ini sebuah parasit yang hanya merugikan orang lain." "CK! PERGILAH! AKU JIJIK M...