Semoga kalian suka part ini.
Kritik dan sarannya juseyo~~
Terima kasihhSelamat membaca🖤✨
━━━━━━━━━━━━━━━━
Di tengah para mahasiswa yang berlalu lalang, Joy mengedarkan pandangannya setelah urusannya dengan Benedict selesai. Joy mencari seorang perempuan yang menjadi alasan bagi Sebastian untuk berbohong kepadanya. Karena tak kunjung melihat batang hidung perempuan itu, akhirnya Joy memutuskan untuk menghubunginya.
"Halo? Kau di mana sekarang?"
"Di kantin, kenapa?"
"Temui aku di taman dekat gedung fakultas hukum. Ada yang ingin kuceritakan padamu, penting!"
"Baiklah ... baiklah ... aku akan segera ke sana, tunggu ya."
Tut!
Joy mendaratkan bokongnya di kursi yang terletak di bawah pohon. Beberapa orang yang lewat sesekali menatap aneh sebentar ke arahnya.
"Ya seperti inilah orang yang tidak pernah melihat perempuan cantik," gumam Joy sedikit tersenyum miring sambil memainkan ponsel.
Tak lama kemudian, yang ditunggu Joy akhirnya datang. Namun, dia datang bersama orang lain.
Kedongkolan Joy pun menyelubungi hatinya setelah melihat siapa yang datang bersama Sheryl. Dengan segera dia menghampiri orang itu, lalu menendang tulang keringnya.
"Aw! Kenapa kau menendangku?!"
"Dasar manusia pucat pembohong! Kau bilang, kau pulang karena ada urusan penting, tapi nyatanya kau justru pergi mengantar Sheryl dan meninggalkan aku!"
Sebastian meringis kesakitan sambil memegang kakinya. Tendangan Joy cukup kuat untuk ukuran perempuan.
"Kalau aku bilang kepadamu yang sebenarnya, nanti kau men-judge aku!" alibi Sebastian.
"Ck, alasan!"
"Aku tidak tahu masalah kalian apa, tapi lebih baik jangan berdebat di sini. Malu, dilihat banyak orang," ucap Sheryl menengahi.
Joy mengangkat bahu acuh sambil menyahut, "yang malu-maluin itu Sebastian."
"Salahkan saja aku terus. Poin pertama, perempuan memang selalu benar!" cibir Sebastian.
"Poin kedua, jika perempuan salah, maka kembali ke poin pertama," sambung Sheryl tertawa pelan.
Sebastian memandangi perempuan yang ada di sampingnya ini, begitu manis saat tertawa. Rasanya dia ingin menghentikan waktu untuk menikmati senyum manis selamanya, tapi hal itu hanya khayalannya semata.
Setelah itu, Joy mengajak Sheryl menuju sebuah taman yang tak jauh dari tempat mereka bertemu tadi. Tentu saja Sebastian ikut, walaupun tadi ada perdebatan kecil antara dia dengan Joy.
Saat dirasa menemukan tempat yang nyaman, Joy memilih untuk duduk di bawah pohon, diikuti dengan dua orang yang bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] EPIPHYTE ✔
General Fiction[Judul sebelumnya : PARASITE] Dengan kasar, Sheryl mengusap air matanya. "Jika ini memang keinginanmu, baiklah ... aku menerimanya. Aku memang tidak pantas dimiliki, aku ini sebuah parasit yang hanya merugikan orang lain." "CK! PERGILAH! AKU JIJIK M...