[E] 1.3 : STILL THE SAME?

265 46 49
                                    

Sebelumnya aku mau jelasin dulu.
Untuk beberapa part ke depan, aku akan bahas kisah Joy. Kalau aja ada yang masih belum paham hehe:)

Oh iya! Kritik dan sarannya juseyo~~!
Terima kasih!

Selamat membaca, ma lovely-!✨💜

━━━━━━━━━━━━━━━━

"Bas, aku mau pinjam mobil."

Pria itu menyesap kopi sambil membaca majalah yang merupakan rutinitasnya setiap pagi, seperti bapak-bapak.

"Tidak boleh. Nanti mobilku rusak lagi," ucap Sebastian tanpa mengalihkan pandangannya dari majalah.

"Percayalah kepadaku, skill mengemudiku sudah bagus. Kau tidak perlu khawatir lagi."

Sebastian menutup kemudian meletakkan majalah ke atas meja. "Kau mengatakan hal yang sama semalam, sebelum kau merusak mobilku. Itu pun kalau kau ingat."

Joy hanya cengar-cengir.

"Memangnya kau mau ke mana?" tanya Sebastian.

"Ke rumah Bibi Sofia."

Mendengar nama itu disebutkan, Sebastian menyipitkan matanya. "Bibi Sofia? Kau yakin? Di rumahnya 'kan a—"

"Aku tahu, maka dari itu aku harus ke sana."

"Buat apa?"

"Ayah menyuruhku untuk menemui dan menjemput mereka."

"Sebentar. Ayah? Maksudmu paman Benedict?"

Joy mengangguk.

"Bukankah dia ada di rumah sakit jiwa?"

Joy mengeluarkan surat yang ada di tas selempang, lalu dia berikan kepada Sebastian. Surat itu berisikan pernyataan resmi, bahwa Benedict diperbolehkan pulang.

Yang Joy pikirkan sekarang, jika Benedict pulang lalu keluarganya yang lain kembali berkumpul, mereka akan tinggal di mana? Sementara rumah yang mereka tinggali dulu dijadikan pelunas hutang yang menumpuk.

"Bas, kau punya rumah kosong tidak?"

"Punya, kenapa?"

"Aku mau menyewa rumahmu, boleh ya? Untuk biayanya, nanti akan aku usahakan."

"Buat apa menyewa rumah? Kau tinggal saja di rumahku. Gratis," bujuk Sebastian, "lagi pula kalau kau pindah, nanti siapa yang mengurus rumah dan segala yang kubutuhkan?"

Joy menatap pria itu datar. Dia sangat paham apa maksud Sebastian. "Kau berkata seperti itu seolah aku ini pembantumu."

"Santai, aku hanya bercanda," kekeh Sebastian. Jangan lupakan gummy smile andalannya.

Pria itu meraih dompet yang tergeletak di atas meja, dia mengambil sebuah kartu lalu dia berikan kepada Joy.

"Itu kartu akses apartemenku. Lebih baik kau tinggal di sana, lebih dekat."

"Bukan aku yang akan tinggal di sana."

Sebastian mengangkat alis sebelah. "Lalu siapa?"

"Ayahku."

Pria itu ber-oh ria. Dia beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju kamar.

"Hei, berikan kunci mobilnya!"

"Tidak mau! Nanti mobilku rusak lagi!" sahut Sebastian dari dalam kamar.

"Kalau begitu antar aku ke rumah Bibi Sofia."

[1] EPIPHYTE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang