[E] 3.5 : EPILOG

485 43 15
                                    

Jepang, November 2020.

Sinar mentari menyinari sepanjang jalan di kota Tokyo, Jepang. Orang-orang berlalu lalang menggunakan pakaian yang cukup tebal, karena sebentar lagi musim dingin akan tiba.

Seorang wanita tersenyum lebar, ia menghela napas lega karena bisa bebas dari tempat yang penuh dengan bau obat-obatan. Yap! Dia baru saja selesai menjalani perawatan pasca kecelakaan di rumahnya setahun yang lalu.

"Kau ingin menetap di sini atau kembali ke Korea?" tanya seorang wanita berperawakan tinggi, Joy Park. "Kalau kembali ke Korea, kita akan berangkat besok," sambungnya.

Wanita yang baru saja keluar dari rumah sakit itu bergeming, tak menjawab.

"Aku tidak memaksamu, Sher. Jika kau masih belum siap untuk kembali, aku tetap menemanimu di sini."

Sheryl tersenyum tipis. "Ayo kita pulang ... aku merindukan Korea," ucapnya. Sebuah nama terlintas dalam pikirannya, apakah pemilik nama itu merindukannya juga? Atau tidak?

"Good! Aku akan menghubungi Sebastian agar bisa menjemput kita di bandara, kita akan berangkat be—"

Ucapan Joy terpotong dengan suara seorang pria yang berjalan menghampiri mereka dengan jas putih menggantung di lengannya. "Hei!" serunya.

"Kurasa aku belum menyampaikan salam perpisahan," ucap pria itu memasukkan jas putihnya ke dalam tas, "kalian pasti akan kembali ke Korea 'kan?"

Sheryl tersenyum tipis. "Iya, kami akan kembali ke sana," jawabnya, "haa ... sayang sekali. Selama setahun aku hanya menghabiskan waktuku di rumah sakit, aku tidak sempat menikmati wisata di Tokyo."

Dokter muda—Hansel Kim—itu ikut tersenyum. Tangannya tergerak untuk mengusap kepala Sheryl. "Kalau begitu ayo kita berkeliling kota! Aku akan traktir kalian makan yang enak!" ajaknya.

Sementara Joy menatap pria itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

Kasian sekali Dokter Hans, kuprediksi perasaannya bertepuk sebelah tangan. Apakah Sheryl peka terhadap perlakuan dokter itu? Kurasa tidak, batin Joy.

Sheryl dan Joy memutuskan untuk kembali ke Korea besok lusa. Mereka ingin menghabiskan waktu di Negeri Matahari Terbit tersebut dengan menikmati berbagai wisatanya.

•••

Sementara itu, di Korea ....

Dengan santai, Sebastian membawa berkas pekerjaan yang cukup banyak dan berjalan menuju ruang kerja Jimmy.

Brak!

"Aku ingin kau revisi perencanaannya, dan itu semua harus selesai hari ini."

"Ah! Kenapa kau limpahkan semuanya kepadaku?" sungut seorang pria yang melonggarkan dasinya yang tak lain adalah Jimmy.

"Salah sendiri ambil cuti terlalu banyak," cibir Sebastian meninggalkan Jimmy di ruangannya.

Jimmy melepas dasi lalu membuka satu kancing bagian kemejanya. Lebih baik sekarang dia menyegarkan pikiran ke kafe depan kantor, dan kebetulan juga waktu makan siang telah tiba.

Pria itu tidak mengajak Sebastian, dia masih kesal dengan bos sekaligus sahabatnya itu.

Hanya dengan berjalan kaki tidak sampai lima menit, ia pun tiba di kafe langganannya. Namun, baru melangkah masuk, Jimmy terdiam. Dia melihat sosok wanita yang sangat sangat dikenalnya, dia yakin tidak salah lihat seperti kejadian memalukan dua bulan yang lalu.

[1] EPIPHYTE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang