Ciee udah masuk part 10 aja nih:)
Jangan lupa kritik dan sarannya yaa teman✨
Selamat membaca🖤━━━━━━━━━━━━━━━━
"Sheryl!"
Perempuan itu menoleh ke belakang saat seseorang memanggil namanya. Dia membulatkan mata sipitnya ketika tahu siapa yang datang.
"Kau tidak seharusnya ada di sini!" ucap Sheryl menyeret Joy menjauhi pekarangan rumah.
"Kenapa?"
"Mamaku akan marah jika melihat tamu tak diundang datang ke rumah."
"Aku tidak peduli. Sekarang ikut aku!" Kini Joy yang menarik tangan Sheryl.
"Ke mana? Aku ada janji dengan sahabatku."
"Kalau begitu, ajak juga sahabatmu. Ada yang ingin kubicarakan, sangat penting!" Joy berjalan menuju mobil, dia pun merogoh kunci mobil yang berada di dalam tas selempangnya.
Sementara Sheryl berkutat dengan ponselnya, dia memberi kabar kepada Wendy bahwa dia tidak jadi ke rumah perempuan blasteran Canada itu.
"Kau bisa mengemudi, Sher?"
Sheryl menggeleng. "Tidak terlalu bisa. Terakhir kali aku mengemudi, satu buah mobil terbakar karena aku tidak sengaja menabraknya."
Joy tidak bisa membayangkan bagaimana tabrakan itu hingga membuat mobil terbakar. Pasti keras sekali.
"Kalau begitu biar aku saja. Nanti kencangkan tali pengaman ya, karena ini kali kedua aku mengemudi."
Sheryl mengangguk, tapi ... tunggu sebentar. Joy bilang ini kali kedua dia mengemudi, berarti hari ini adalah hari pertama perempuan itu mengemudi.
"Eum ... Joy, kurasa lebih baik kita naik taksi saja."
"Aku 'kan bawa mobil, jadi tidak perlu naik taksi."
"Tapi ... Kau bilang kau baru saja bisa mengemudi, aku tidak yakin."
"Tenang saja, aku akan membawa mobil dengan aman, damai, sentosa. Lagi pula ini mobil Bastian, bukan mobilku. Pasti dia punya asuransinya jika terjadi suatu hal," ucap Joy begitu tenang.
Sementara di tempat lain ....
"Kenapa detak jantungku berdebar lebih cepat? Perasaanku juga tidak enak. Apakah hal buruk akan terjadi?" gumam Sebastian sambil merebahkan diri di kasur. "Sudahlah, lebih baik aku tidur saja."
🅔🅟🅘🅟🅗🅨🅣🅔
Mobil terparkir dengan rapi di pinggir jalan. Sheryl sedikit meringis saat melihat goresan panjang yang ada di badan mobil bagian samping kanan, ditambah dengan kaca spion yang retak. Entah bagaimana reaksi Sebastian melihat kondisi mobilnya saat ini.
"Sudah kubilang, lebih baik kita naik taksi saja."
"Semoga Bastian tidak marah melihat ini," gumam Joy menatap goresan hasil karyanya. Tadi dia tidak sengaja menabrak tiang dan tembok. Seharusnya dia menginjak pedal rem, tapi yang dia injak justru pedal gas.
Saat mereka berdua masih meratapi masih mobil Sebastian, tiba-tiba seseorang datang sambil meneriaki nama Sheryl.
"Sheryl!" panggil orang itu sambil berlari.
Sheryl menoleh, begitupun juga dengan Joy. Melupakan sejenak masalah mobil Sebastian yang sedikit ringsek.
"Akhirnya kau datang juga." Sheryl menepuk pelan pundak Wendy yang sedang mengatur nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] EPIPHYTE ✔
General Fiction[Judul sebelumnya : PARASITE] Dengan kasar, Sheryl mengusap air matanya. "Jika ini memang keinginanmu, baiklah ... aku menerimanya. Aku memang tidak pantas dimiliki, aku ini sebuah parasit yang hanya merugikan orang lain." "CK! PERGILAH! AKU JIJIK M...