reflection

824 88 2
                                    

"Kau dari ruangan Mrs. Ari?"

Jeya terlonjak bukan main saat baru saja berbalik setelah menutup pintu. Disana tiba-tiba Sun Hee sudah ada di depan pintu saat ia keluar. Ia mengelus dadanya pelan sambil memejamkan mata, mereda rasa keterkejutannya.

"Iya"

Gadis dengan surai coklat gelap itu mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu mengikuti jalan Jeya saat gadis itu pergi.

"Ada urusan apa?" Tanyanya.

Jeya sedikit melirik sambil berjalan "hanya urusan kecil"

Sun Hee hanya ber-oh ria "ayo makan siang"

"Apa kau tahu kenapa Huening Kai tak masuk?" Tanya Jeya.

"Kenapa kau menanyakannya?"

"Emh... aku hanya ingin berterima kasih. Kemarin ia yang menunjukkanku bangku yang kosong"

Sun Hee mendengar setiap penjelasan Jeya.

"Kau menyukainya, ya?" Godanya "tentu, dia kan idol tampan, pasti kau suka. Tapi tentu saja sainganmu sangat banyak" tambahnya.

"Tidak" jawab Jeya datar "aku hanya berterima kasih, dan jawab saja pertanyaanku"

Sun Hee hanya mengangguk mengiyakan, tapi ekspresi wajahnya tak singkron dengan itu. Wajahnya itu tampak menahan senyumnya dan Jeya bahkan tak peduli dengan itu, terserah gadis itu berpikir yang bagaimana.

"Huening Kai itu kan idol dari agensi besar, tentu ia sangat sibuk. Para idol di sini memang sering tak masuk kelas, tapi mereka tetap mendapat tugas" jelas Sun Hee "dan ku dengar TXT akan segera comeback, beberapa teasernya sudah rilis"

Jeya hanya mendengarkan penjelasan Sun Hee tanpa menanggapi apapun. Ia hanya terus berjalan bersama gadis di sampingnya itu.

"Kau tak akan ke kantin?" Tanya Eun Hwa saat Jeya malah berbelaok ke arah kelasnya, bukan berjalan lurus untuk ke kantin.

Jeya berhenti berjalan dan menoleh pada Sun Hee "aku membawa bekal"

"Lalu aku bagaimana? Aku tak mau makan sendirian" tanya Sun Hee sambil merajuk.

"Aku bawa dua bekal" Jeya menjawab sambil melenggang pergi meninggalkan Sun Hee ke dalam kelas. Dan dengan cepat Sun Hee mengikutinya.

***

Jeya menatap layar ponselnya, ini sudah jam tujuh dan ia harus segera menepati janjinya. Wanita itu pasti akan mengomel padanya karena kelaparan. Jeya memasuki gedung tinggi itu. Sebenarnya ia tak ingin mengantarnya ke sana, gedung itu adalah gedung yang sangat sibuk dan tak setiap orang bisa masuk. Tapi perempuan bernama Yeonseo itu sangat keras kepala menyuruhnya ke gedung besar itu. Ia bilang sangat sibuk meski hanya menemuinya di luar gedung tempatnya bekerja itu.

Setelah bertemu resepsionis, Jeya segera memasuki lift. Ingin ia menitipkannya di sana, tapi resepsionis itu bilang Yeonseo menyuruhnya menemuinya langsung di ruang wardrobe. Sungguh ia akan meminta ganti rugi banyak pada wanita itu.

Sampai di lantai yang di tujunya, Jeya bingung harus kemana. Lantai itu sangat luas dan ramai ia bingung harus berbelok ke ki atau ke kanan. Ingin bertanya ia sungkan karena orang-orang di sana tampak sibuk.

"Nona?"

Jeya berbalik, di depannya kini ada sosok pria tampan dan tinggi dengan kacamata bertengger di hidungnya. Sejenak ia terkejut.

"Kau mencari seseorang?" Tanyanya.

"Aku mencari ruang wardrobe. Apa anda bisa memberi tahu saya letaknya?"

still with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang