Jeya menuruni tangga dengan cepat, hari ini ia harus menepati dua janji. Sun Hee bilang ia sudah berangkat ke tempat yang ia janjikan, begitupun dengan Juno. Sebenarnya terpaksa mengajaknya, sejak ia ke rumah aunty Ariana, ibu Juno dan Jean minggu lalu, Juno mendapat tugas untuk menjaganya, menemaninya kemanapun Jeya pergi dan itu membuat Jeya kesal dalam hati.
"Nona!"
Jeya berbalik saat mendengar teriakan itu, tangannya masih memegang tali ransel hitam yang di bawanya. Jeya menatap delapan pria di belakangnya, ia yakin salah satunya telah memanggilnya tadi. Dari binar matanya ia terlihat terkejut meski samar.
Kedelapan pasang mata itu menatap Jeya dengan ekspresi yang berbeda-beda.
"Kau... nona yang malam itu, kan?" Suara berat itu sangat khas hingga Jeya tahu tanpa harus melihat wajahnya.
"Hyung, kau harus mengganti kameranya"
Jeya menatap sosok bernama Kim Taehyung itu yang kini menoleh ke arah kiri di mana pria dengan lesung pipi itu berada.
"Nona, sekali lagi aku minta maaf dan aku akan segera mengganti kameramu" katanya sambil tersenyum ramah.
"Ya, tak apa, aku tak meminta ganti rugi"
"Hyung mengenalnya?" Pria berlesung pipi menoleh pada si bungsu.
"Aku pernah bertemu dengannya di SOPA" katanya.
"Aku juga pernah bertemu dengannya, dia pernah mencari nona Yeon"
Kali ini pria yang mendapat julukan uri sunshine yang menimpali. Pria itu tersenyum pada Jeya.
"Dia kan sepupu nona Yeon"
"HA!"
Pria-pria di depan Jeya itu berteriak kaget. Menatap sosok dengan julukan mochi.
"Dia itu tetangga kita"
"APA!"
Kali ini ketujuh pria di hadapannya itu kembali berteriak kecuali pria putih yang baru saja mengatakan sesuatu soal Jeya.
"Apa?" Tanya Suga aka Min Yoongi yang di perhatikan orang di sekelilingnya "dia memang tetangga kita" lanjutnya.
"Jadi kau tetangga yang mengirimi kami cake?"
Jeya hanya mampu mengangguk, ia tak tahu harus melakukan apa sekarang. Ia gugup berada di hadapan terkenal di dunia itu.
"Oh? Ini milikmu"
Pria bermarga Jeon itu menyerahkan benda berwarna putih yang agak lusuh pada Jeya. Jeya menerimanya dan menghela nafas lega. Untung tak hilang, batinnya. Ia mendongak menatap sosok yang kedua kali membantunya, ia tersenyum dan membungkuk.
"Terima kasih"
"Sama-sama, senang mengenalmu. Oh? Siapa namamu?"
Semua mata menatap Jeya, tujuh dari delapan pria di hadapannya memang pernah bertemu dengannya, tapi tak ada satu pun yang mengetahui namanya.
"Aku... Jeon Jeya"
"Hai Jeya"
Jeya tersenyum dan sedikit menunduk sejenak. Dari semua pria di hadapan Jeya yang sering di sebut bangtan itu, hanya ada satu tatapan yang berbeda. Tampak takut dengan netra melebar.
"D-dia... hantu malam itu!"
Semua tatapan beralih pada hyung tertua di dalam boygroup itu. Wajahnya agak pucat saat menatap Jeya.
"Tidak mungkin, hyung. Dia manusia" sangkal Taehyung.
"Kau itu ada-ada saja"
"Tidak tidak, dia memang hantu malam itu, aku tak salah lihat"
KAMU SEDANG MEMBACA
still with you
Fanfic*disarankan untuk baca Trainee terlebih dahulu Sekarang namanya Jeya, Jeon Jeya, dan bukan yang lain. Sekarang hidupnya yang baru dan kisahnya yang baru, tapi tak memungkinkan kisah lama tak akan datang. Haruskah ia kembali? Atau tetap pergi?