Sudah entah beberapa kali lelaki itu mengetuk pintu rumah itu dengan kasar,namun sama sekali tidak ada jawaban,dan sekarang kini dia beralih untuk memencet bel yang berada di samping atas pintu rumah.
Badanya menggigil akibat dinginnya udara di luar rumah saat hujan deras begini.
Dia awalnya berniat mendorong pintu itu dengan perlahan ,dan "kreak"
Pintu itu ternyata tidak dikunci,Dia segera berjalan masuk kemudian dia tersenyum canggung saat mendapati sang tuan rumah yang tertidur pulas di atas sofa dengan TV menyala.
Lelaki itu segera mengambil bantal yang ada di single sofa kemudian melemparkan kearah gadis yang masih tertidur pulas.
Alin segera menjingkat penuh keterkejutan,dia pun reflek duduk dan mengusap ujung bibirnya.
Dia pun juga mengerutu marah dengan sebal.
Lelaki bernama Gavin itu terkikik geli melihat tingkah Alin,yang belum menyadari kehadirannya.
"Hoy"teriak Gavin memanggil Alin yang masih terlihat malas membuka mata.
"Melek oy!!"
Alin mengernyit bingung melihat ke sumber suara.
"Loh kok udah sore,aneh nya lagi kok ada Gavin sih..??"cecar Alin bingung.
"Baju gue basah"
"Ngapain sih Lo kesini???"tanya Alin mengabaikan ucapan Gavin yang sudah kedinginan.
"Gue khawatir sama lo makanya gue ke sini puas"meski tubuhnya sudah mengigil Gavin tetap menjawab pertanyaan dari Alin.
"Oh"pendek Alin malas melanjutkan obrolanya.Namun sebenarnya hatinya sedikit berdesir.
"Gue kedinginan Lin"bibir Gavin memucat.
"Terus gue harus ngapain Hah??"tanya Alin melantur.
"Cariin baju ganti , pinjemin punya Alan!!"mohon Gavin yang membuat Alin tidak tega melihatnya.Tetapi dia masih agak kesal pada ulah Gavin tadi siang.
"Minta aja sendiri sama Alan!!"Alin kembali cuek dan mendengus kesal.
"Alan ngak ada di rumah,motornya ngak ada"ucap Gavin ingin sekali menimpuk gadis itu.
"Loh kemana??,bukanya tadi gue tidur ditemenin Alan"batin Alin menerka penuh tanya.
"Heh..malah bengong lagi!!"tegur Gavin yang membuat Alin tersasar dari lamunannya.
Hanya helaan nafas panjang yang terdengar,Alin segera beranjak pergi menuju kamar Alan mengambilkan Gavin baju ganti.
Gavin berdiri masih kedinginan.
"Nih!!"Alin mengulurkan handuk beserta baju ganti kearah Gavin.
"Makasih Alin ku"Ucap Gavin bercanda,dan segera masuk kamar mandi.
Setelah beberapa menit Gavin keluar dari kamar mandi.
"Loh Alin kemana..??"tanya Gavin kebingungan mencari keberadaan Alin.
Tanpa pikir panjang Gavin segera melesat menuju ke kamar milik Alin.
Pintu yang sudah setengah terbuka itu menampilkan Alin yang sedang menyisiri rambutnya.
Gavin hanya tersenyum simpul dan kembali turun ke dapur dan mengambil kan makanan untuk Alin.
Menemukan kupat diatas meja depan pintu.
Gavin segera mengambilnya dan kembali kekamar milik Alin.
"Lin pasti lo belum makan kan..??"tanya Gavin,Alin pun mengangguk.
"He em"Alin mengangguk-angguk.
"Suapin!!"rengek Alin dengan manja.
"Manja,tangan lo buat apa Alin??"
Alin tidak memperdulikan ucapan Gavin dia malah memoncongkan bibirnya.
"A..a..a.."perintah Gavin menyuruh Alin membuka mulut.
Alin segera membuka mulutnya lebar-lebar.
"HM..nyam..nyam"Alin bertepuk tangan senang ketika menerima makanan yang asing baginya.
"Ini apa Gav..enak banget rasanya..??"
"Ketupat"Alin segera mengangguk paham,dan segera melahap makanannya dengan terburu-buru.
"Jangan penuh-penuh mulutnya jelek"canda Gavin mencubit pipi Alin dengan gemas.
"Mulut Lo yang jelek"sewot Alin tidak terima.
"Makan juga gih lo pasti juga belum makan,kan..!!!"suruh Alin dengan dagunya.
"Suapin"ujar Gavin manja.
"Najis"celetuk Alin sepontan.Gavin mendengus kesal,dan berhenti menyuapi Alin.
"Nakal"sewot Gavin dengan wajah lucu.
Tiba-tiba terdengar suara motor yang berhenti di depan rumah.
"Itu Alan"Alin segera beranjak pergi ke rumah bawah,yang diikuti Gavin dibelakang nya.
"Ckleakkk"Alan membuka pintu itu,sedang Alin dan Gavin sudah menunggu Alan dibalik pintu.
"Alan Lo basah kuyup"tanya Alin saat mendapati Alan yang menggigil kedinginan.
Alan hanya tersenyum tipis.
Alin segera mendekat dan memeluk Alan dengan hangat,berharap bisa memberi kehangatan untuk saudaranya.
Tanpa ragu Alan membalas pelukan hangat dari kembarannya
"Baju Lo ikut basah"lirih Alan di samping telinga Alin.
"Bodo"cuek Alin tidak memperdulikan bajunya yang kini semakin ikut membasah.
"Aduh jadi pengen"celetuk Gavin lirih,dengan wajah memelas penuh belas kasihan.
"Ngomong apa Lo Gav..??"tanya Alan yang baru saja sadar bahwa disana ada Gavin.
"Eh..enggak ngomong apa-apa,gue pulang dulu ya,kan udah ada Alan"ucap Gavin mengalihkan pembicaraan.
Gavin melangkah menuju pintu.
"Eh..tunggu dulu,pake baju siapa Lo..??"tanya Alan yang menghentikan langkah Gavin.Sedangkan Gavin hanya nyengir tak berdosa.
"Ngak pake mantol,ntar Lo basah lagi"tanya Alin yang hanya mendapat gelengan dari Gavin.
"Nanti gue bisa ganti lagi"
"Yaudah,tapi jangan sampe sakit ya!!"peringkat Alin sebelum Gavin benar-benar menghilang di balik pintu.
"Assalamualaikum"teriak Gavin meski sudah diluar rumah.
"Waalaikumussalam"jawab Alan dan Alin bersamaan.
👶👶
Assalamualaikum,maaf y lama banget up nya,soalnya aku lagi banyak tugas yang menumpuk .
Maaf ya kalau ceritanya tidak seperti yang kalian harapkan,kemampuan ku baru segini.
Terimakasih buat semua yang udah baca.
Happy reading.
Jangan lupa Vote dan Komen,satu lagi budayakan follow sebelum baca.Terimakasih😘
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN & ALIN
Roman pour Adolescents"Alan Lo baru pulang...??"tanya Alin yang sedang duduk di sofa depan tv. Alan berjalan kearah sofa kemudian duduk sambil merangkul kembaranya. "gak bisa..na..pas..gue..Lan.."gerutu Alin sambil berusaha menyingkap tangan Alan. "gue kan sayang sama Lo...