Jan lupa vote dan comen
Happy reading.Budayakan Follow sebelum baca Yes.Terimakasih
___________________________________
Terdengar teriakan ramai dari siswa siswi yang ketakutan saat Alin membawa seekor tokek raksasa.
"Hahahaha"disaat yang lain ketakutan,itu lah suatu kebahagian dari diri Alin.
Tawanya bisa melebihi teriakan puluhan siswa itu.
Alin kembali terbahak-bahak saat melihat ekspresi teman-temannya yang sangat ketakutan.
"Gini aja takut,lebay Lo semua"cibir Alin yang kadang menyodorkan toket itu dengan sengaja.
siswa siswi itu semakin menjerit histeris.
"Gue bahagia"lirih Alin menampilkan senyum kemenangan.
Setelah puas mengerjai teman-teman barunya,Alin segera berjalan menuju ke belakang sekolah untuk melepaskan tokek yang tadi ditangkapnya.
"Dada cantik"ucap Alin pada tokek malang tersebut.
"Kumat ya lo??"celetuk seseorang yang berada dibelakang Alin.
Alin segera menoleh."sembarangan kalo ngomong"gerutu Alin tidak terima.
Alin mendapati Gavin yang tengah tertawa mentertawakan dirinya.
"Lo nginthilin gue dari tadi ya..??"tuduh Alin sewot.
"Ketemu Lo aja baru sekarang Lin.. Lin,A a kangen nih sama Alin ku sayang"ujar Gavin penuh canda.
"Iyuh"cibir Alin penuh jijik.
"Lin duduk dulu yuk!!"pinta Gavin agak serius.
Dengan malas Alin menuruti permintaan dari Gavin.
"Alin gue mau minta pendapat lo"Alin hanya diam belum paham tentang apa yang akan Gavin ucapkan.
"Menurut Lo kalau gue pancaran gimana..??"Gavin meminta pendapat pada Alin sahabatnya.
Deg..
Duar..meletus hati Alin,hatinya sangat kacau.
"Kenapa harus minta pendapat gue,ya terserah Lo lah,kan Lo yang punya hati"suara Alin benar-benar tipis bahkan sulit untuk diterima ditelinga Gavin.
"Ya lo kan sahabat gue,Lo pasti setuju kan,lagian nih ya,dari dulu gue belum pernah pacaran dan parahnya gue diejek mulu sama Alan"cerocos Gavin panjang.
Alin menghembuskan nafasnya dengan perlahan.
"Iya gue setuju "jawab Alin,bibir dan hati benar-benar tak sejalan.
"Kok tubuh Lo geter gitu sih.., jangan-jangan Lo cemburu ya..??"tanya Gavin yang membuat Alin membulatkan matanya dengan penuh keterkejutan.
Padahal niatnya Gavin hanya bercanda.
"Ampun Tante"mohon Gavin menunjukan jari telunjuk dan jari tengahnya.
"HM"
"Tadi Lo setuju kan..??"
"Iya Gavin"
"Yang bener"
"Sa Alloh kesel gue lama-lama"Hati Alin sudah sangat dongkol ditambah lagi pertanyaan Gavin yang diulang-ulang.
Sebenarnya air mata Alin sudah menumpuk di pelupuk mata,namun Gavin sama sekali tak menyadari hal itu.
Mau menangis didepan Gavin ,oh no malu lah sama sebutan Si Cewek Tomboy.
Gavin segera memeluk Alin dengan erat.
"Lepas ih..malu"dengan buru-buru Alin segera pamit mau kekamar mandi.
Gavin mengangguk membiarkan Alin pergi.
"Dada Alin"teriak Gavin semangat.
👶👶
Masih pagi tetapi Alan sudah melancarkan aksi rutinitas paginya.
Dia sudah berdiri didepan kelas menunggu Mia keluar,ya rutinitas Alan adalah apel pagi sebelum jam pelajaran dimulai.
"Mia"panggil Alan dari ambang pintu.
"Tumben berangkat pagi??"tanya Mia mengintrogasi.
"Udah biasa kali gue berangkat pagi,kan biar bisa apel ke kelas pacar"celetuk Alan asal.
"Terserah deh lanjut kan ngehayalnya"
Kelas Mia masih terlihat sepi,baru beberapa anak yang sudah berangkat.
Padahal sebenarnya waktu sudah menunjukkan pukul tujuh.
Benar-benar tidak beres dengan teman sekelas Mia.
"Alan gue punya Nasgor buat Lo"Mia segera mengambil kotak makannya yang berada di laci dan segera mengulurkan tangannya kearah Alan.
Alan menerima nya dengan senang hati.
"Eum...baunya aja enak banget,apa lagi rasanya"Alan mencium kotak nasi sambil memberikan pujian.
"Iya dong,kan buatnya pakai cinta"ujar Mia seraya tersenyum lebar.
"Bisa gombal juga ya pacar gue ini"Alan mengacak rambut Mia penuh sayang.
"Suapin !!"rengek Alan pada Mia.
"Punya tangan sendiri kan sayang"tolak Mia males.
"Lo tau ngak tangan Lo itu diciptain buat suapin gue,Lo lupa,Lo kan bini gue,ya harus nurut lah"cecar Alan dengan sok cool.
"Belum Alan"sergah Mia membenarkan.
"A..a..a.."Alan memberikan kota itu pada Mia, kemudian dia membuka mulutnya lebar-lebar.
"NYAMM"
Alan dan Mia mengerutkan dahi mereka,ketika melihat siapa orang yang telah mencuri suapan pertamanya.
"Vanea"teriak Mia dan Alan bersamaan,meneriaki orang yang selalu menganggu apel mereka berdua.
Vanea mengunyah nasi goreng itu tanpa dosa,bahkan vanea kini telah mengambil alih kota nasi itu dan memakan nasi goreng itu dengan lahap.
Alan dan Mia masih melongo melihat aksi anarkis dari Vanea.
"Ih..kok Lo sih yang makan"bentak Mia tidak rela.
"Takutnya ada racunnya,biar aku aja yang makan, seumpama kamu kasih racun kan aku yang kena,bukan Alan"racau Vanea dengan mulut penuh.
"Sembarangan kalau ngomong,mana mungkin aku kasih racun"Kasar Mia karena tidak terima atas tuduhan dari Vanea.
"Balikin Gak!!!"tegas Alan yang membuat Vanea langsung cemberut dan mengulurkan kotak makan itu dengan kasar.
"Nih.."setelah itu Vanea segera berlalu meninggalkan mereka berdua,tercipta senyum kemenangan dari wajah Vanea.
👶👶
Lanjut kuy...
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN & ALIN
Novela Juvenil"Alan Lo baru pulang...??"tanya Alin yang sedang duduk di sofa depan tv. Alan berjalan kearah sofa kemudian duduk sambil merangkul kembaranya. "gak bisa..na..pas..gue..Lan.."gerutu Alin sambil berusaha menyingkap tangan Alan. "gue kan sayang sama Lo...