Pagi ini Alin berangkat sekolah dengan membawa seekor laba-laba yang cukup besar.
"Aaaaaaaaaaaaaaa"beberapa siswa perempuan menjerit histeris saat Alin melewati mereka,dan sesekali menyodorkan laba-laba itu.
Dengan langkah Tomboy nya Alin semakin menjadi-jadi.
"Bukh"
Alin menabrak seseorang, laba-laba yang Alin pegang tadi kini telah beralih merangkak dimuka laki-laki yang Alin tabrak tadi.
"Waaaaaaaaaaa"laki-laki itu melompat dan berteriak ketakutan tak kalah histeris dari siswa perempuan.
Alin yang hendak marah pada laki-laki itu mengangtinya dengan tawa bahagia.
Alin segera mengambil laba-laba itu sebelum laki-laki itu melukai laba-laba kesayangannya.Namanya Algesba.
"Heh Lo kalau jalan hati-hati dong,orang cantik lewat ditabrak,Algesba jadi luka nih,nangis kan,tangung jawab Lo"omel Alin pada laki-laki yang sama sekali belum dikenalnya.
"Gila ya Lo yang harus nya marah itu gue,tu laba-laba seenaknya loncat di muka tampan gue dengan sembarangan"sengak orang itu tak mau kalah.
Alin hanya diam malas menanggapi,Alin mengibaskan rambut panjangnya ke belakang.
"Eh..Lo anak baru itu kan..cantik juga,"puji lelaki itu mengamati Alin dari atas sampai bawah.
Alin bergidik jijik dengan tatapan lelaki itu.Ingin sekali Alin memberantas lelaki model kayak gini.
"Oke sekarang kita damai,Lo mau ngak nonton malam ini??"Dengan cepat laki-laki itu mengajak Alin damai dan lebih parahnya berani-beraninya dia menawarkan ajakan untuk menonton.
Alin sedikit tertarik dengan tawaran lelaki itu,pasalnya dia udah lama ngak pergi nonton.
Tetapi mengingat masalah minta izin dia pasti akan dilarang.
"Gak mau"tolak Alin pendek.
"Eh..Lo tuh harus mau ngak boleh nolak,yang ngajak itu Glen kakak kelas loh,lebih tepatnya orang tampan yang ngajak"ucap Glen tidak pantang menyerah.
"Mau Lo kakak kelas,bapak kelas,bahkan kakek kelas sekali pun gue ngak perduli"Alin mendorong Glen dengan kasar agar menyingkir.Namun Glen tetap menghalangi jalan Alin sebelum Alin mengiyakan.
"Lo mau gue tonjok hah??"tantang Alin marah pada Glen.
Tiba-tiba Alin melihat dua sosok teman sekelasnya,siapa lagi kalau bukan Gavin dan Trisva.
Entah mengapa dia agak sensi melihat mereka berdua jalan bersama.
Entah apa yang merasuki Alin,dia berniat untuk melangsungkan sebuah idea.
Yang tadinya mau menonjok Glen,kini Alin malah meraih kedua tangan Glen dengan gaya lebai.
"Apa..??,Lo mau ngajak gue ke mana aja,ya ampun gue ngak bisa nolak,yaudah nanti malam jemput Alin di rumah ya!!"Alin sengaja berbicara dengan nada tinggi agar mampu didengar oleh Gavin dan Trisva.
Glen hanya cengo kebingungan dengan tingkah Alin.
Setelah melakukan aksi absurdnya Alin segera menepuk pundak Glen , kemudian melangkah pergi.
Namun mata Alin sedikit melirik kearah Gavin.
Gavin pun memelankan jalanya.Gavin sedikit mengepalkan tangannya pasalnya Kakak kelasnya yang bernama Glen itu terkenal dengan Keplayboyanya.
"Ayo Gav"ajak Trisva pada Gavin.
Kemudian mereka lanjut pada perjalanan mereka berdua.
Glen masih terheran-heran,dengan Alin yang tadinya menolak mentah-mentah kini malah sebaliknya.
Dengan senyum yang mengembang Glen melanjutkan jalanya.Hingga sampai di belokan Glen dikejutkan oleh seorang gadis yang tadi diajaknya pergi nonton.
"Kenapa Lo senyum-senyum"Alin terkekeh.
"Jangan mimpi gue mau jalan sama Lo"lanjut Alin sambil menggerakkan matanya dengan tatapan tajam.
"Tap..pi"Baru saja Glen ingin mengusulkan unek-unek nya,Alin kembali melangkah pergi meninggalkan Glen.
"Oke gue bakal balas apa yang udah Lo perbuat ke gue"acam Glen ketika punggung Alin menghilang,dari pandangan nya.
👶👶
"Lin rambutnya diiket dulu!!"Gavin mengejar langkah Alin yang tidak mau mengikat rambutnya,sungguh Gavin merasa risih pada rambut Alin yang tererai saat cuaca panas seperti ini.
Dengan kecepatan tinggi akhirnya Gavin bisa menangkap Alin.
"Diiket dulu napa,nanti lo panas gerah dll"Alin menatap Gavin lekat.
Dia selalu menjadi orang yang pertama untuk mendapatkan perhatian dari Gavin.
Persahabatan nya sudah 12 tahun,dan Alin selalu ingin tetap berada disisi Gavin.
Alin pun merapikan rambut Gavin yang berantakan akibat mengejarnya tadi.
"Makasih Gav"Gavin sudah selesai mengikat rambut Alin menjadi dua kucir.
Mereka segera duduk di kursi masing-masing karena gurunya segera datang.
"Sama-sama Lin"ujar Gavin seraya mengusap rambut Alin dengan lembut.
"Maafin gue karena kemaren ngak ikut nganterin Lo"Gavin masih saja mengusap rambut Alin.
"Santai aja Gav,gue kan sakti mandraguna "Gavin segera terkekeh mendengar gurauan dari Alin.
"Tadi lo ngobrol apa sama Glen..??"tanya Gavin penasaran,meminta penjelasan dari Alin.
"Ngak ngomong apa-apa kok"Gavin tidak mau memperpanjang masalah nya.
Trisva melihat kearah Gavin dan Alin dari jauh.
"Gue ngak akan biarin Alin sama Gavin"batin Trisva tersenyum licik.
"Li Lo mau makan apa aja gue traktir"mendengar kata traktir ,Alin langsung berjingkrak semangat.
"Ayam Goreng"girang Alin.
Gavin segera mengacungkan kedua jempol nya dengan semangat.
👶👶
Saat istirahat pertama Alan dan Mia berjalan berdua kearah kantin.
Vanea yang sedari tadi menjadi ekornya Alan so pasti ngikutin kemanapun Alan pergi.
Alan dan Mia agak merasa risih.
Alan dan Mia duduk di kursi paling pojok.
Dengan PDnya menghancurkan acara makan mereka berdua.
"Mau Lo tuh apa sih??"tanya Mia sewot.
"Gue mau kalian putus!!"ujar Vanea dengan kasar dan penuh penekanan.
"Kalau gue ngak mau"tolak Mia melotot tajam.
Alan hanya diam kebingungan saat melihat perdebatan antara Mia dan Vanea.
"Gue bakal ngikutin Alan agar cepat-cepat deh putus sama Lo"Vanea kembali menyiram Mia dengan air minum.
"Vanea!!"Alan memekik marah pada Vanea.
Dengan segera Vanea lari pergi meninggalkan mereka berdua sebelum Alan murka.
👶👶
Ayo kuy lanjut...
Ayo komen dan vote..
Jangan lupa follow juga ya...
![](https://img.wattpad.com/cover/231944413-288-k385827.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN & ALIN
Teen Fiction"Alan Lo baru pulang...??"tanya Alin yang sedang duduk di sofa depan tv. Alan berjalan kearah sofa kemudian duduk sambil merangkul kembaranya. "gak bisa..na..pas..gue..Lan.."gerutu Alin sambil berusaha menyingkap tangan Alan. "gue kan sayang sama Lo...