Hari sabtu, jam 07:00, kapal pesiar Gafian udah sampai Taipei. Tapi mereka masih mau menikmati fasilitas kapal pesiar sampai jam makan siang tiba nanti.
Sanha, Gafian, Chenle berenang. Sementara Yireon, Shasha, Aisha, Nancy mengakrabkan diri di pinggiran kolam renang sambil mainin bola mainan. Dilempar lempar ke kolam renang gitu.
"Fasilitas selain theater dan tempat olah raga ada apa aja sih yang bisa kita coba?" Tanya Sanha.
"Abis makan siang nanti enaknya kita berendam air panas sih. Sampe sore gitu. Malemnya kita ke bar." Gafian jawab.
"Jacuzzi?" Chenle ikut bicara setelah menyelam kesana kemari beberapa saat.
"Yep." Sahut Gafian.
"Paan tuh?" Sanha tanya tanpa merasa malu karena nggak tau. Dia bukan tipe yang gengsi bertanya dan takut di cap kampungan.
"Kolam kecil gitu. Ada aliran air hangatnya dan air rattor di dasar kolamnya. Rasanya selain rilex, persendian juga jadi enteng banget. Kayak kita tuh baru dipijitin gitu loh." Jelas Gafian.
"IH GUA PERNAH DENGER. Itu kalo gak salah whirpool nggak sih namanya?" Nancy antusias. "Kalo di jepang namanya onsen bukan?" Lanjut Nancy.
"Beda lah." Celetuk yireon. "Kalo Jacuzzi itu termasuk whirepool. Onsen bukan. Jacuzzi tuh merknya gitu loh! Kayak orang nyebut mie instan kebanyakan indomie kan? Nah, Jacuzzy juga gitu." Jelas Yireon.
"Oooh, gitu." Nancy ngangguk-ngangguk.
Nancy, Yireon sama Shasha udah banyak bicara. Sementara Aisha sama Shasha masih sama sama canggung. Gafian ngerasa sih, tapi dia bingung juga harus gimana.
Masalahnya yang satu ceweknya yang satu sahabatnya. Bingung dah.
Karena suasana jadi hening dan Chenle kurang nyaman ada di kecanggungan kayak gini, Chenle membuka pembicaraan. "Nanti makan apa enaknya? Jangan yang babi babi karena nggak semua yang disini bisa makan babi."
"Iyalah, gua nggak bisa makan temen." Celetuk Sanha.
"LO NGATAIN GUE?" Gafian ngelempar Sanha pakai pelampung bentuk flamingo.
"Lah, ngerasa lo?" Sanha menjawab dengan nada judesnya.
Gafian nyipratin air ke Sanha kemudian berenang ke pinggiran kolam renang. "Gua kemaren kemaren udah bayangin makan ke Da Wan BBQ sih. Yang di distrik Daan komersial itu. Lama banget nggak kesana." Gafian terdengar antusias.
Yireon meletakkan jus mangga-nya ke meja. "Kenapa gak yongkong beef noodle aja? Kebanggaan taiwan tuh. Pasti pada suka. Gila sih, kaldu sapinya enak dan kentel banget. Itu aja deh!"
"Mie ay-chung sih! Parah. Yang di Emei street ada yang udah berdiri dari tahun 75-an. Semua pasti suka soalnya itu kuliner terwajib pas turis ke taiwan. Guys, please Mie ay-chung aja. Kalian pasti suka. Itu Mie beras khas taiwan gitu. Lembuuuut banget. Biasanya disajikan sama saus cabe, cuka atau bawang putih. Mana cara makannya itu unik banget. Di tempat makannya tuh nggak ada tempat duduknya. Jadi dimakan sambil jalan-jalan ngeliatin taiwan." Shasha mengutarakan pendapatnya nggak kalah bersemangat.
"PAAN SI SHA, siapa yang belom pernah makan itu coba? Lucu lo." Celetuk Yireon.
"Hah, tapi gua belom pernah tuh." Protes Sanha.
"Lo udah pernah makan apa pas di taiwan?" Tanya Yireon.
"Gua belom pernah ke luar negri. Baru kali ini."
"YA TUHAN? LO MANUSIA JAMAN APAAN SI BELOM PERNAH KE LUAR NEGRI?"
Asiha jujur kurang suka dengan gaya bicara Yireon. Maka dari itu, Aisha nyeletuk dengan santai. "Gua juga baru kali ini ke luar negri. Buat tambahan jajan aja gua cari uang sendiri dengan cara jualan skincare."
KAMU SEDANG MEMBACA
Royaltionship [✓]
أدب الهواةBukan sekedar cinta segitiga biasa, ini adalah kisah cinta segitiga orang kaya. ㅡcindereyna, 2O2O