Karena sibuk ngurus perusahaan sementara karena Papinya ngurus pernikahan, Gafian jadi jarang banget quality time sama Shasha.
Sebenernya Gafian nggak yang sibuk banget gitu sih, yang harus kerja lembur sampe larut malam. Gafian cuman awalnya aga kewalahan bagi waktu sekolah, ngerjain tugas rumah, ngabari Shasha lagi dimana dan ngapain, dan mempelajari berbagai proposal dari perusahaan rintisan yang butuh investor.
Papinya Gafian ini hebat banget. Namanya udah gak asing diantara perusahaan perusahaan dan bahkan gak jarang beliau di idolakan oleh pebisnis pebisnis muda yang baru merintis perusahaannya.
Tapi, apakah bener seenak itu hidup dan pekerjaannya? Tentu saja tidak. Karena target yang diberikan investasi oleh perusahaan Papinya Gafian itu kebanyakan adalah perusahaan yang belum jelas tingkat keberhasilannya. Perusahaan startup. Kalau berhasil dan kelihatannya akan prospek di masa depan, keuntungannya akan LUAR BIASA. Tapi kalau gagal, ruginya juga pasti nggak kalah LUAR BIASA.
Butuh intuisi yang bagus juga nggak sih sebenernya jadi pebisnis tuh? Karena kalau mempelajari proposal aja kayaknya kurang deh. Karena mau gimanapun, kita nggak bisa menebak masa depan dengan hanya membaca proposal. Tapi feeling juga nggak selalu bener... ah pusing. Kalau tidak berkecimpung di dunia bisnis, hal seperti ini pasti nggak bisa dibayangkan.
Untung aja Gafian udah 40% mengerti soal ini. Karena dia dari kecil juga udah belajar investasi saham. Gafian dikasih sedikit pengertian oleh Papinya tentang apa itu investasi, macam-macam investasi, menghitung keuntungannya, resiko-resikonya dan lain-lain. Dia awalnya disuruh beli saham kecil kecilan aja gitu. Yang pasti untung dan minim resiko. Kalau udah dewasa dan yakin dia bisa menyelami dunia bisnis, baru Papinya nggak akan ikut campur lagi.
Makanya disuruh handle kerjaan Papinya untuk sementara waktu ini Gafian melakukannya dengan senang hati.
Cuman ya itu, Gafian masih ragu. Dia takut mengambil langkah yang salah. Orang kepercayaan Papinya di perusahaan cuman mengawasi dari jauh karena langkah dan cara pikir Gafian ini sangat realistis walau usianya belum ada 20 tahun.
"Saya tertarik sama perusahaan ini." Kata Gafian dengan mantab. Pulang sekolah masih di kelas karena dari jam ke empat sampai jam pulang tuh Gafian berkutat dengan macbooknya terus. Mempelajari proposal dari perusahaan Korea.Inn Perusahaan rintisan itu membuat proposal tentang perkenalan ide bisnisnya.
Yaitu aplikasi yang khusus menjual produk dari korea (entah kebutuhan fangirling, kosmetik, dan perhiasan) karena Gafian sangat mengikuti perkembangan jaman dan dia punya feeling kuat tentang aplikasi itu. Hebatnya lagi, mereka memberikan fitur real-time trial untuk produk kosmetik dan pakaian. User hanya harus membuka kameranya dan secara otomatis, aplikasi akan mendeteksi tubuhnya serta memberi saran sebaiknya harus beli ukuran atau warna apa sesuai warna kulit yang dideteksi. Pengguna juga bisa mengetahui ukuran yang benar-benar pas setelah mengisi berapa berat badannya dan berapa tinggi badannya ke dalam sebuah kolom yang disediakan untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Dan tingkat keakuratannya mencapai 91,54%
Terus terang, pas ambil keputusan itu, Gafian ingat Aisha. Aisha sering banget curhat sama dia kalau dia pengen beli baju dari luar negri tapi takut salah ukuran dan itu akan sangat menyia-nyiakan uang.
"Tapi ini kekurangannya dia hanya ambil produk yang benar-benar made in korea aja, kayaknya keuntungannya kurang maksimal." Ucap seseorang dari layar laptop Gafian.
"Enggak. Pasar korea semakin meluas. Setiap orang di negara kita pasti setidaknya kenal BlackPink. Kenal BTS. Produk skincare dan Fashion korea juga digemari banyak kalangan peremouan meskipun mereka bukan penggemar KPOP. Perusahaan ini udah input hasil surveynya. Lebih dari 40% perempuan Asia tepatnya di Indonesia, lebih suka style simpel dan terkesan anggun ala korea. Sisanya suka model pakaian tomboy seperti hoodie oversize dan training santai. Sisanya lagi suka pakaian ala girl crush. Menurut saya asalkan situs belanjanya mempunyai tampilan keren dan menjunjung tinggi nilai estetika, orang yang nggak tertarik dengan kekoreanan tetep akan mampir dan berakhir keracunan. Hubungi CEO korea.inn untuk bertemu saya setelah pernikahan Papi selesai."
Gafian selesai. Literally selesai dan lega bangeeeet. Dia buru-buru nyimpen macbooknya di loker meja dan ambil tasnya keluar buat nyamperin Shasha di lab. Nggak tau kali ini di lab mana.
Btw macbooknya emang sengaja nggak dibawa soalnya .... ngapain? Nambah-nambahin beban aja.
Tinggal di kelas aja udah. Macbook doang lagian.
Selama jalan dari kelas mau nyusulin Shasha tuh Gafian nyoba mainin feelingnya. Dia diem sebentar di deket koperasi siswa. Mengira-ngira dimana kira-kira pacar berharganya itu berada.
"Fix gua rasa di Lab Fisika." Padahal Shasha jarang di lab fisika. Apalagi sendirian, gak sama Renjun. Tapi Feeling Gafian bilang gitu dan dia benar-benar yakin. Maka, disamperin lah Shasha disana.
Gafian emang tau dan denger kalo Shasha sama Renjun sering digosipin. Di ship ship juga. Tapi Gafian nggak cemburu sama sekali. Dia tuh tau Renjun anaknya gimana. Dia juga tau Shasha orangnya gimana. Makanya nggak perlu cemburu-cemburuan.
Gafian senyum dan bergumam "Tuhkaaaaaaan, feeling gua nih emang paling bener." dengan bangga begitu liat Shasha lagi baca buku di lab fisika sambil ada alat ukur apaan gitu dihadapannya, Gafian emang anak IPA tapi jiwanya bisnis. Jadi dia ngga paham banget atom itu apa, neutron itu apa, metabolisme itu apa, huh, hadah banget pokoknya.... untung aja dia tau apa itu oksigen dan karbondioksida.
"Eyy," Gafian nyolek perut Shasha. Bikin Shasha nyaris banting bukunya karena kaget dan kemudian mukul lengan Gafian begitu cowok itu duduk sambil cengengesan disebelahnya.
"Hiiiiih, apaan sih. Kaget tau."
"Lagian. Ayo pulang. Ngapain si. Ngukur apaan?"
"Nggak. Ini ada materi baru terus aku mau buktiin teorinya aja."
"GOD DAMN IT. Kamu kurang kerjaan banget si, yang."
"Kok kurang kerjaan sih. Kita kan nggak boleh langsung percaya sama apapun. Even itu tertulis di buku."
"Terus kamu raguin cintaku juga gak ni?"
"Ragu. Kadang."
"Kok gitu?? Emang sayangku ke kamu gak keliatan ya?"
Kamu aneh banget sumpah, Gaf, kalo sama Chenle. Aku cemburu banget gila. Kamu sama dia udah pernah dikamar berduaan sambil telanjang dada.
"Bercanda kok. Hehe." Shasha ketawa. Memasukkan bukunya ke tas. Gafian bantu Shasha balikin alat praktikumnya ke lemari kaca.
"Nanti malem sibuk, ngga?" Tanya Shasha.
"Enggak sih kayaknya. Kenapa?"
"Nonton yuuuuk."
"Boleeeh. Jam berapa?"
"Abis maghrib gimana?"
"Yaudah. Kamu jemput aku ke rumah ya, ketemu sama Mamaku. Mumpung dia ngga sibuk hari ini."
"Iyaaa. Bawain apa nih aku?"
"Gausah. Pakai pakaian yang sopan aja."
"Laki apaan ke rumah pacarnya tangan kosong doang? Apalagi ada calon mama."
Shasha ketawa gemes. "Yauda yauda. Apa aja deh. Anterin ke kanto guru dulu ya, Gaf, balikin kunci."
"Iyaa, yuk, siniin tasnya aku bawain."
Shasha lepas tasnya. Setelah diterima sama Gafian, Gafian tanya lagi. "Makan dulu ya abis ini."
"Iya. Dimana?"
"Aku lagi pengen pinggiran sih." Kata Gafian.
"SAMA. KFC?"
"Gasssss."
KAMU SEDANG MEMBACA
Royaltionship [✓]
FanficBukan sekedar cinta segitiga biasa, ini adalah kisah cinta segitiga orang kaya. ㅡcindereyna, 2O2O