ANGKASA RINDU - 2. Grep-Grep Aa Tamvan

730 199 296
                                    

• H A P P Y  R E A D I N G •

.
.
.
.
.

Budayakan vote sebelum membaca, ya!
Jika sudah mampir, silahkan tinggalkan jejak, sayang.

•••

"Mencintaimu itu spontan, tanpa alasan dan tak terencana."

Rindu Andara.

•••

"Tunggu sebentar ya, Ayang," gumam Rindu lirih.

Hari sudah beranjak gelap sekarang. Setelah melewati perjalanan yang tak terlalu panjang, akhirnya Rindu sampai pada sebuah rumah berwarna biru bertingkat yang lumayan jauh dari jalan raya.

"Pak, buruan!" perintah Rindu.

Gadis cantik itu terlihat sangat panik. Mungkin, karena sedari tadi seseorang yang di temuinya tak kunjung sadarkan diri.

"Baik, Non."

Pak Nanang segera mengangkat tubuh lelaki itu, menuju kamar berwarna pink yang berada di lantai atas. Kamar berdominan warna pink yang tertata rapi itu merupakan kamar milik Rindu.

"Di sini aja, Pak," ujar Rindu.

Pak Nanang segera membaringkan tubuh lelaki itu, pada ranjang dengan balutan seprai berwarna pink yang terlihat sangat manis dan serasi dengan warna kamar Rindu.

Pak Nanang segera membaringkan tubuh lelaki itu, pada ranjang dengan balutan seprai berwarna pink yang terlihat sangat manis dan serasi dengan warna kamar Rindu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gemoiinaa🥺

"Non Rindu, mau di ambilkan sesuatu? Atau Bapak panggilkan, Mbok Mar saja?" tanya Pak Nanang.

"Iya Pak, suruh Mbok Mar bawain kompresan sama air putih ya, Pak," perintah Rindu. "Oh iya. Carikan baju ganti juga ya, Pak, buat teman Rindu," lanjutnya.

"Baik, Non."

Setelah kepergian Pak Nanang tadi Rindu duduk di samping lelaki itu, menelisik setiap inci wajah tampan lelaki yang di jumpainya tadi.

Tangannya terulur, merapikan anakan rambut milik lelaki berwajah sangar yang nampak tenang saat tertidur seperti ini.

Eh tidur? Sepertinya lelaki itu pingsan.

"Ganteng banget sih, kamu," gumamnya sambil terkekeh kecil, mencubit hidung mancung milik lelaki itu.

"Permisi, Non Rindu," ujar Mbok Mar.

"Iya masuk, Mbok."

"Ini ya, Non."

"Makasih, Mbok," ujar Rindu.

ANGKASA RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang