ANGKASA RINDU - 9. Sebab sebuket bunga matahari dan hujan

305 102 262
                                    

• H A P P Y R E A D I N G •

.
.
.
.
.

Budayakan vote sebelum membaca, ya!
Jika sudah mampir, silahkan tinggalkan jejak, sayang.

•••

Calon suami neng Mentari Ayodhia cantik<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Calon suami neng Mentari Ayodhia cantik<3

- Gamma Rival Atmaja -

•••

"Sial! Kalo gue baper dia bakal tanggung jawab gak ya?"

Rindu Andara

•••

Malam ini, sepertinya akan menjadi malam yang tak terlupakan untuk Rindu. Lihatlah, gadis manis yang masih duduk diatas motor itu mesem-mesem sendiri. Menggengam buket bunga pemberian Angkasa dengan erat.

Udara kota Bandung pada malam hari memang terasa lebih sejuk. Apalagi cuaca sedang mendung, sangat dingin sampai-sampai mampu menembus tulang.

Sepasang manusia itu masih dalam perjalanan pulang. Tapi, tiba-tiba saja hujan turun begitu deras. Membasahi kota kembang yang memang sedang musim penghujan.

Membuat Angkasa yang terkejut akan kehadirannya, segera berhambur. Menancapkan pedal gas sedikit lebih laju, mencari tempat teduh terdekat. Kasihan gadis yang diboncenginya tanpa balutan penghangat apapun.

Motor hitam milik Angkasa berhenti tepat di depan sebuah halte bus, yang juga ramai orang berteduh. Lelaki tampan itu menarik tangan Rindu untuk segera berteduh disana. Hujan malam ini deras sekali, baju Rindu saja sudah hampir basah semua.

Rindu, gadis itu sibuk memeluk erat ransel pinknya. Buket bunga pemberian Angkasa berada di dalam sana. Seolah buket itu jauh lebih penting dari dirinya yang sudah basah kuyup.

Tanpa di duga, sebuah kehangatan menyelimuti Rindu. Angkasa menyampirkan jaket hitam berlambang burung elang dengan mahkota emas itu, di bahu gadis yang sejak tadi menggigil kedinginan.

Rindu menoleh sambil mengerjapkan matanya, cengo melihat tingkah Angkasa yang terlampau manis. Manisnya perlakuan Angkasa membuat hati Rindu bergemuruh kencang.

Tangan Angkasa terulur, membersihkan sisa air hujan yang menempel pada rambut Rindu, sesekali mengusap lembut puncak kepala gadis itu.

Tangan Rindu yang hendak melepas jaket terhenti, karena tangan kekar itu lebih dulu menahan pergerakannya.

ANGKASA RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang