ANGKASA RINDU - 6. Gagal yang menyakitkan

377 138 304
                                    

• H A P P Y  R E A D I N G •

.
.
.
.
.

Budayakan vote sebelum membaca, ya!
Jika sudah mampir, silahkan tinggalkan jejak, sayang.

•••

"Kehilangan yang paling sakit, adalah kehilangan sosok orang yang sudah tak dapat di pandang mata, tak dapat di jangkau, dan tak dapat di peluk erat. Pergi untuk selamanya."

Angkasa Rafano Dirgantara

•••

"Deketin Angkasa, dan buat dia lupain Aluna."

Apa-apaan ini?

Seperti tujuan yang tak akan pernah tergapai. Rindu sudah menyerah sebelum berperang. Nyatanya memang begitu, Angkasa terlalu mencintai gadis bernama Aluna Deandra.

"Tapi gue bukan Aluna," lirih Rindu, sembari menunduk lemah. Apakah Rindu mampu menggeser posisi Aluna di hati Angkasa?

Angsana menautkan kedua alisnya heran. Apa yang sebenarnya ada di benak Rindu. Banyak hari sudah berlalu, tapi Angsana belum terlalu mengenali gadis yang mencintai adiknya itu.

"Maksud lo?" tanya Angsana heran.

Rindu tersenyum kecut, kemudian berujar pelan, "gue beda sama Aluna, dan gue juga nggak yakin Angkasa bakal buka hatinya buat gue."

Rindu menatap dalam Angsana. "Mencintai seseorang tidak bisa di paksa, Na."

Angsana mengangguk mengerti, kemudian bertanya, "tidak salahkan kalau mencoba?"

"Cinta bukan untuk coba-coba."

"Gue tau, tapi kalau kita berusaha, pasti akan dapat bukan?" tanya Angsana, gadis cantik itu masih tetap pada pendiriannya.

"Kalau gagal?" tanya Rindu ragu-ragu.

"Berusaha lebih keras lagi."

"Tapi gue terlalu takut untuk terluka lagi," lirih Rindu.

"Gue pastikan kata luka tidak akan pernah menghampiri lo."

•••

Koridor SMA Dirgantara tampak masih sunyi senyap. Angkasa memang sengaja datang lebih awal hari ini, sebab, Angsana terlalu merecokinya.

Sebenarnya Angkasa hendak menghampiri makam Aluna, tapi ia mengurungkan niat. Bisa-bisa Angkasa tidak akan berangkat ke sekolah jikalau menghampiri Aluna.

Bola mata berwarna hijau emerald milik Angkasa menyipit, mengamati objek di depan. Tidak mungkin kan Angkasa sedang berkhayal sekarang? Itu benar-benar Aluna, gadisnya.

"Aluna—" ucapan Angkasa mengambang di udara.

Lelaki tampan itu sontak berlari, menghampiri gadis yang dipanggilnya Aluna tadi. Memeluknya sangat erat, menenggelam kepalanya pada ceruk leher milik gadis itu.

ANGKASA RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang