JANGAN LUPA VOMENT YA!!
Semalam Irene tidak bisa tidur. Kedua kantong matanya sedikit menebal dn menghitam. Ia sudah berusaha keras untuk terpejam, mendengarkan lagu-lagu penghantar tidur dan menghitung helai demi helai rambut halusnya agar cepat terlelap. Akan tetapi bukannya mengantuk Irene malah semakin gelisah dan tambah gak bisa tidur.
Ya tuhan, dia benar-benar tersiksa. Sudah tiga hari Irene insomnia dan ngidam aneh-aneh.
Pagi ini Irene terlihat kacau dan mengenaskan. Penampilannya kusut dan awut-awutan. Ia sudah seperti gelandangan sekarang. Tak ada wajah manis dan menggemaskan lagi semenjak hamil.
Irene memekik tertahan kala ingatan semalam menyapa kesadarannya, dimana dirinya mendadak manja dan agak binal gangguin si brengsek Kang.
Yaishh, segera Irene menggeleng dan mengeyahkan pikiran berbahay barusan.
Irene menyalahkan janin dalam perutnya yang tiba-tiba pengen dielus oleh sang ayah.
Huh, yang bener saja.
Masa ia dia memohon ke Seulgi lagi. Makin besar kepala si Kang ngeselin itu.
Tapi apa boleh buat.
Mau tak mau Irene memenuhi permintaan si jabang bayi. Dengan sangat berat ia membuang rasa malunya. Irene nekat keluar tengah malam nyamperin Seulgi ke apartemennya.
Merengek kalau kali ini ia ngidam elusan tangan Seulgi. Irenen tak sanggup jika terus membiarkan kedua matanya terjaga. Besok pagi ia ada kelas praktik.
Sumpah ya, itu bukan kemauan Irene. Itu dedenya yang minta. Irene mana sudi melakukan hal bodoh itu.
Menyebalkan emang si dede bikin Irene diledek habis-habisan sama Seulgi.
Ini sudah yang kesekian Irene menginap di apartemen pemuda brengsek itu. Malam kemarinnya Irene tak kalah menjengkelkan sampai si Kang pengen mati aja rasanya saking greget. Pagi buta Irene memencet brutal bel apartemen Seulgi dan mengajak berenang bareng.
Gila aja.
Tentu saja Seulgi kesel, jam segitu masih dingin banget anjir. Irene gak ngotak apa pengen mati membeku di dalam kolam.
"Ini bukan aku yang minta, tapi bayimu" kata Irene sambil ngelus perut datarnya waktu Seulgi menolak permintaan konyolnya.
Kalau sudah ada kata bayi. Seulgi hanya bisa mengiyakan dan ikutan nyebur.
Irene gak kalah tersiksanya.
Seulgi mah enak cuma nemenin dirinya doang, nah Irene setiap pagi berakhir lemes di kamar mandi, belum lagi moodnya suka jungkir balik.
"Menyingkirlah" Irene menjauhkan kepala Seulgi dari pangkuannya. Sang dominan memeluk posesif pinggang rampingnya dari semalam.
Kenapa sih ngidamnya harus berhubungan dengan Seulgi mulu. Irene tuh alergi sama si Kang bajingan ini.
Dedenya gak pengertian sama Irene, padahal Seulgi kayak ogah-ogahan gitu ngurus dirinya, kenapa gak cukup Irene saja yang merawatnya gak usah manja pake libatin ayahnya segala.
Tadi malam Seulgi sempat mengusir Irene karena di dalam ada Yooa yang akan bermalam dengan dirinya.
Tapi Irene nya ngoto akan tetap menginap di apartemennya lagi tak peduli dengan umpatan kasarnya. Ia berhasil menyelinap dan menyeret keluar Yooa dari kamar Seulgi lalu menyuruhnya pulang.
Yooa yang tak tau apa-apa menuntut penjelasan dari sang kekasih yang cuma diem, menonton dirinya yang diseret secara tak terhormat oleh Irene.
Yooa merasa malu. Ia seperti jalang yang ketahuan berbuat mesum bersama pelanggan yang dilayaninya.
Maksudnya apaan tiba-tiba ada orang asing yang mengusik kencan mesranya.
Tapi bukannya menjelaskan Seulgi malam meminta Yooa untuk membatalkan kenannya dulu. Dan ia berjanji besok akan mengajaknya kencan di Everland biar makin romantis.
Sepanjang jalan Yooa terus mengutuk Irene yang seenak jidat mengusirnya tanpa membawa tas dan mengganti sendal rumahnya.
Tidak, Irene gak sejahat itu kok, Irene mana mungkin cemburu sama si kampret yang masih terlelap di sisinya ini.
Lagi-lagi itu reaksi hormon kehamilannya.
Dede pasti tuh yang ngedorong Irene buat ngusir Yooa. Gak rela kali ayahnya berbuat mesum selain sama mamanya. Eh apa-apaan nih.
Irene menghela nafas lega. Setidaknya ia sempat terpejam selama satu jam. Dan semakin bersyukur karena ia tidak terlambat untuk ke kampus.
Irene bergeming menatap sebentar wajah lelah Seulgi yang habis berjuang keras menidurkannya.
Ck, Seulgi benar-benar bawel semalam. Mengatakan kalau Irene mau modus. Memangnya Irene semurahah itu.
Tentu saja Irene tak terima diklaim seperti itu. Dih, najis banget, memangnya siapa dia.
Dan keduanya berakhir perang bibir. saling ngatain maksudnya, bukan ciuman ya.
Rasa nyaman dari elusan tangan lebar Seulgi masih membekas di perut Irene. Bohong banget jika Irene tak menikmatinya. Sentuhan Seulgi menenangkan hingga detik-detik berikutnya ia terlelap dengan posisi terduduk bersandar pada tumpukan bantal.
Seulgi menemaninya begadang sambil terus ngelus perutnya, mengabaikan rasa kantuk yang menyerang hingga pertahanannya tumbang di pangkuan Irene.
Perlahan kedua kaki Irene turun dari ranjang Seulgi dan melesak ke kamar mandi.
Numpang bentar, karena kalau masih pulang ke kosan waktunya tak akan cukup. Udah mepet banget soalnya.
Dan mmmm.... Irene akan meminjam kemeja kebesaran Seulgi dulu.
Irene dan Seulgi sepakat akan mengurus janin tak berdosa itu hingga lahir dan akan menitipkannya ke salah satu panti setelah Irene selesai di caesar nanti.
Irene menyerah untuk menggugurkannya. Ia sudah dua kali masuk rumah sakit setelah meminum pil pengugur kandungan. Usahanya tak membuahkan hasil apapun karena si janin tak ingin pergi darinya. Ia malah menjadi kuat.
.
.
.
.
"Aku ke kampus dulu" pamit Irene ke Seulgi yang masih bergulung dengan selimut.
Tak ada sahutan sama sekali dari Seulgi.
"Ck, apa benar-benar melelahkan?"
"Berisik, sana berangkat!" Seulgi mendengus seraya mendorong tubuh Irene.
Si manis Bae sudah rapi dengan kemeja putih polos milik si berandal kampus itu.
"Terimakasih untuk yang tadi malam, semoga ini yang terakhir baby mengganggumu, hehe" habis bilang gitu Irene bergegas ke kampus.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BERANDAL KAMPUS | SEULRENE END
Teen FictionKang Seulgi, gue hamil anak lo. Cerita Lokal START : 26 September 2020 END : 20 Desember 2020