10

4.3K 441 15
                                    

JANGAN LUPA VOMENT YA!!!











Seulgi masih setia menemani Irene. Dia tidak beranjak sama sekali dari tadi. Bahkan perutnya yang sudah bunyi berapa kali tadi tidak di hiraukannya.

"Seul, makan lah dulu. Kamu dari tadi berada di sini"

"Hmm. Apakah kau lapar juga? Biar sekalian aku membelikan kamu makanan"

"aku tidak lapar. Kau saja dulu yang makan. Aku baik-baik saja kok. Sehabis kau makan nanti baru ke sini lagi"

"Aku takut meninggalkanmu sendiri di sini"

"tidak apa Seul, lagi pula aku sudah merasa baik kok. Kan hanya sebentar saja pergi ke kantin rumah sakit ini"

"Hmm baiklah. Aku ke kantin dulu kalau begitu"

Sebelum Seulgi keluar dari ruangan Irene, dia terlebih dahulu mencium kening Irene cukup lama dan ketika dia melepaskan kecupan itu dia tersenyum ke arah Irene seperti meyakinkan kalau dirinya benar-benar ingin serius saat ini.

Setelah itu dia keluar dari ruangan tersebut. Irene saat ini hanya dia saja. Dia kembali berpikir, apakah saatnya membuka hati untuk Seulgi.

.

.

.

.

Klek

Pintu kembali terbuka dan menampak seorang pria yang kelihatannya sangat mirip dengan Seulgi. Apakah itu appanya Seulgi pikir Irene.

"maaf sebelumnya, apa aku mengganggu mu?"

"tidak paman"

"sebelumnya perkenal saya appanya Seulgi" Irene tidak salah menebak ternyata. Orang itu benar appanya Seulgi.

"saya Irene paman"

"santai saja, jangan memanggilku paman. Panggil appa saja seperti Seulgi memanggilku"

"Aaa iya appa"

"Kau sendirian saja, kemana Seulgi?"

"Seulgi sedang ke kantin rumah sakit ini Appa katanya dia akan membeli makanan"

"oh seperti itu"

Mereka berdua kembali terdiam lagi.

"Apakah kamu baik-baik saja?"

"Iya appa aku baik-baik saja"

"Aku sudah mendengarnya dari Seulgi jika saat ini kau mengandung anaknya. Aku sebagai appa sangat minta maaf atas perilaku anakku. Karna dirinya kau menjadi seperti ini"

"Paman eh maksudku Appa, sudahlah jangan meminta maaf. Ini juga bukan murni kesalahan kami berdua. Jadi Irene mohon jangan minta maaf seperti ini"

"Tapi gara-gara anakku, kau harus menanggung malu. Kamu hamil di saat kamu masih mengejar cita-cita mu. Dan ini aku ada sedikit uang untuk mu. Ini untuk kamu melahirkan nanti. Jaga dia baik-baik ya. Jika Seulgi membiarkanmu atau bahkan menelantarkan kalian berdua, lansung beritahu aku karna aku akan memberinya pelajaran"

"Appa, aku tidak perlu uang ini. Aku masih ada tabungan yang cukup untuk sampai aku melahirkan nanti"

"sudah ambil saja dan jangan beritahu Seulgi karna dia pasti akan marah. Kalau begitu Appa pamit dulu"

Tidak lama setelah itu datanglah Seulgi dengan membawa makanan. Dia cukup terkejut karna dia melihat appanya ada di sana bersama Irene.

"A-appa"

"Seulgi, kau sudah kembali?"

"Ah iya appa. Appa kenapa ada di sini? Apakah appa akan pulang?"

"Aku hanya melihat keadaan calon menantuku dan caoon cucu ku"

Seulgi yang mendengar kalimat itu dari Appanya lansung menunduk. Secara tidak lansung Appanya mendukung dirinya.

"Ya sudah, kalau begitu Appa pamit dulu dan kau Seulgi, jaga Irene baik-baik. Aku tidak mau kalau sampai terjadi apa-apa dengan calon cucu ku. Jika itu terjadi, aku akan mematahkan lehermu"

"Ah I-iya A-appa"

Appanya menepuk bahu Seulgi dan kemudian keluar lansung dari ruang rawat Irene.

Seulgi lansung duduk dekat Irene dan kemudian bertanya dengan Irene apa yang di bicarakan Irene berdua tadi dengan Appanya.

"Apa yang kalian bicarakan tadi?"

"Tidak ada, Appa hanya berpesan kepadaku untuk menjaganya sampai dia lahir nanti dan dia juga memberitahu aku kalau kamu menyakiti aku, dia akan memberi pelajaran"

"Yakin?"

"Iya, kamu tidak percaya dengan aku"

"Aku akan tetap percaya dengan mu. Ya sudah ini aku membeli makanan untuk mu. Apakah kamu mau makan atau sekalian aku suapkan"

"Iya aku mau makan sekarang dan aku minta suapkan karna dia yang meminta"

"Si kecil ayah udah mulai manja ya"

"sudah cepatlah sebelum mood ku hilang"

"iya sabar sebentar"









TBC

BERANDAL KAMPUS | SEULRENE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang