20 END

4.9K 349 14
                                    






"kamu hari ini jadi ke dokter kan?"

Irene hanya mengangguk sebagai jawaban karna saat ini dia tengah sibuk membuat sarapan untuk mereka berdua.

"Aku ikut ya nemenin kamu"

Irene lansung mengalihkan pandangannya ke arah Seulgi dan kemudian tersenyum sangat manis.

"Kenapa senyum? Boleh nggak nih aku ikut?"

"Ya boleh lah sayang, masa nggak boleh sih. Kan kamu ayahnya"

"Ya udah kalau gitu aku siap-siap dulu sama nyiapin barang-barang yang kamu bawa nanti" Seulgi kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah Irene yang sedang memasak. Seulgi mencium pipi kemudian beralih ke bibir Irene kemudian dia berlari ke kamar mereka.

.
.
.

Seulgi kali ini sangat gugup sekali karna Irene bilang kalau pemeriksaan kali ini mereka akan tau kelamin bayi mereka. Saat ini Seulgi sangat berkeringat padahal di ruang pemeriksaan tersebut sudah ada AC. Irene yang melihat jika suaminya itu sedang gugup lansung meraih tangan suaminya dan mengusapnya lembut dan tersenyum ke arah Seulgi.

"Kita mulai ya pemeriksaannya" kata dokter Park.

Yang pertama kali muncul adalah sebuah monitor yang menampilkan gerak dari bayi mereka dan Irene maupun Seulgi saat ini juga bisa mendengarkan detak jantung bayi mereka.

"Kalau boleh tau, jenis kelaminnya apa ya dokter?" Seulgi mulai bertanya karna dia sangat penasaran dan sama hal nya dengan Irene yang saat ini memandang ke arah monitor yang menampilkan bayi mereka.

"Jenis kelaminnya peeempuan dan bayinya juga sehat"

Irene lansung memandang ke arah Seulgi yang saat ini sudah mulai mengeluarkan air matanya.

"Makasih ya sayang sudah memberikanku anak perempuan yang sangat cantik seperti dirimu. Percayalah aku adalah laki-laki pertama yang akan mencintai dan menyayanginya" ucap Seulgi sambil mencium kening Irene.

Dokter yang melihat momen tersebut juga ikut terharu karna baru kali ini dia melihat pasiennya seperti Seulgi dan Irene. Mereka adalah pasangan yang sangat romantis untuk umur yang masih muda.

"Ini vitaminnya jangan lupa dimakan ya dan jangan terlalu stres, perbanyak bergerak agar mempermudah kamu saat melahirkan nanti"

"Iya dok, kalau begitu kami pamit dulu ya"

.

.

.

.

.

.

.

.

3 Bulan Kemudian

Seulgi terlihat sangat gusar saat ini, dia terlihat sangat panik dari biasanya. Dia merasa tidak tega melihat Irene yang saat ini tengah menahan rasa yang sangat sakit di sekujur tubuhnya. Seulgi ikut menangis saat melihat Irene menangis dan Seulgi memeluk Irene sambil mengusap pinggang Irene yang katanya sangat sakit saat ini.

Pagi tadi Irene sudah mengeluh sakit di perutnya dan benar apa yang dipikirkan Seulgi, jika Irene akan segera melahirkan dan untung saja mereka sudah berada di rumah sakit seminggu yang lalu karna Seulgi sangat takut jika sewaktu-waktu Irene akan melahirkan saat mereka belum menyiapkan semuanya.

Seulgi berusaha menenangkan Irene yang menangis dan merintih karna sakit yang di alaminya. Beberapa menit lagi dokter akan masuk dan membantu Irene untuk melahirkan.

Saat dokter sudah masuk ke ruangan Seulgi lansung melepaskan pelukannya dengan Irene dan memberikan ketenangan untuk Irene. Di luar sana juga ada kedua orang tua Seulgi dan Irene yang sangat menantikan kelahiran cucu pertama mereka.

Seulgi setia menemani Irene saat akan melahirkan dan dia juga rela mendapatkan hadiah dari Irene yang cukup membuatnya sakit tapi tidak sebanding dengan yang dirasakan Irene saat ini. Seulgi yang melihat Irene sempat menyerah, kembali memberikan semangat untuk Irene.

"Sayang, sebentar lagi bayi kita akan keluar dan aku mohon bertahanlah dan berjuanglah sedikit lagi untuk putri kita"

Setelah beberapa saat terdengarlah suara yang membuat Seulgi menangis karna ini adalah hal yang paling terindah untuk dirinya saat mendengar suara tangisan putri kecil mereka.

"Makasih sayang, aku janji akan selalu ada untuk kalian berdua dan aku akan selalu menyayangi dan mencintai kalian"

"Sama-sama sayang dan terima kasih sudah menjadi suami dan ayah yang baik untuk kami berdua"











THE END

BERANDAL KAMPUS | SEULRENE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang