6

4.2K 453 18
                                    

JANGAN LUPA VOMENT YA!!









Malamnya Irene gak bisa tidur. Tubuhnya guling-guling mencari posisi nyaman tetapi nihil, malah ia semakin kesulitan memejamkan mata. Irene sedikit mengerang lantaran tersiksa. Ia terbiasa tidur dengan Seulgi beberapa hari ini.

Mungkin nonton TV sebentar tidak akan buruk. Irene malas kembali ke kamar untuk mengambil selimut, ia kedinginan. Cuaca di puncak benar-benar menusuk tulang.

"Hei, kok belum tidur? Ini sudah jam dua belas Rene" seulgi menghentikan tawanya saar langkah seseorang mendekat.

"Gak bisa tidur, dedenya rewel lagi"

"Irene duduk disebelah Seulgi. "Kamu juga kenapa masih begadang?"

"Gue habis telponan sama Yooa"

"Aku pinjem selimut dong Seul, dingin nih"

"Sini masuk aja. Gue juga malas balik ke kamar"

"Gak muat Seul"

"Dipaksain aja"

"Gak mau"

"Mau diangetin gak?"

"Mau" tuh yang minta juga debay bukan Irene.

Seulgi merubah posisinya menjadi menyamping saat Irene merebahkan tubuhnya.

Posisi keduanya saling ngadep. Seulgi memeluk erat Irene hingga tak menyisakan jarak seincipun. Sementara Irene menenggelamkan wajahnya ke dada lebar Seulgi terus nempelin ujung hidupnya disana sambil menghirup maskulin dari sang dominan, dan sesekali ngedusel manja.

Seulgi terkekeh pelan melihat Irene kaya bayi yang mau nyusu ke ibunya.

Jemarinya membuat pola abstrak tak beraturan di piyama Seulgi alih-alih membuatnya tertidur.

"Seul" Irene mendongak menatap wajah Seulgi dari bawah.

"Tidur ya dek" masih enggan menatap balik tatapan teduh Irene, Seulgi malah mengelus perut Irene dan ngajak ngomong si bayi dalam perut.
"Kasian mama"

Ish, Seulgi apaan sih pake ngomong 'kasian mama'. Beruntung Seulgi tidak melihat wajahnya yang memerah sekarang.

"Seul, ini kesempitan perut aku berasa penuh benaget dan agak sesak"

"Ya udah lo pindah aja ke kamar sana"

"Tapi aku masih pengen dipeluk kek gini"

"Ck, mau pindah ke kamarku?" kali ini Seulgi memandang Irene yang entah kenapa terlihat lebih cantik malam ini. Tangannya beranjak diperut Irene terus beralih mengusak rambutnya.

"Dih enggak mau. Nanti kamu khilaf lagi"

"Ck, terus mau lo apa Rene?"

"Aku pengen liat kolam ikan" Irene kembali mengangkat pandangannya sehingga tatapan keduanya bertemu.

"Tapi ini sudah malam, besok saja ya"

"Rene" panggil Seulgi lirih. Ia berhenti menepuk-nepuk punggung Irene dan meregangkan dekapannya. Dipandangnya wajah pucat Irene, menelisik tiap inci lekukan indah disana. Seulgi tersenyum tipis sebelum mendaratkan satu kecupan manis di kening Irene.

"Selamat tidur"

.

.

.

.

TBC

"

BERANDAL KAMPUS | SEULRENE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang