3

5.3K 515 6
                                    

JANGAN LUPA VOMENT YA!!







"Baby, jangan siksa mama ya" Irene menudukan kepala menatap perut asimetrisnya, mengajak ngobrol sang calon bayi sambil mengelusnya sayang.

"Mama udah lemes banegt bolak-balik kamar mandi terus" keluhnya.

Irene ijin pulang duluan sebelum kelas praktik berakhir, karena morning sicknessnya benar-benar menyiksa.

Irene butuh Seulgi sekarang. Hanya pria bermarga Kang itu yang bisa menekan rasa mualnya dan memenuhi ngidam ekstrimnya.

Irene pengen makan makaroni keju, tapi harus tangan Seulgi sendiri yang membuatnya. Itu permintaan debaynya.

Irene terlihat gusar di kasurnya. Atensinya bergerak random melirik jam di pergelangan tangan kanannya. Sedangkan jemari lentiknya memainkan ponsel dari sepuluh menit yang lalu.

"Apa aku telpon Seulgi sja ya, tapi nanti marah-marah aku gangguin lagi, tapi kan ini anak di juga, aku hubungin ajalah daripada kepalaku mumet kek gini" Irene mencari nama 'Kang Bodoh' di cpntact personnya.

"Ha....."

Maaf, nomor yang anda tuju sedang dialihkan...."

"Sialan kau Kang Seulgi!" Irene melempar asal ponselnya dan menghempaskan tubuhnya ke kasur. Pandangannya mengawang ke langit kamar sembari mengigit bibir. Namun tak sampai satu menit, Irene segara bangkit lantas memuntahkan sisa makanan yang tertinggal di lambung. Sepertinya Irene harus menelpon ambulans untuk membawanya ke rumah sakit. Ia sudah kehilangan seluruh energinya.

.

.

.

Pintu apartemen Kang Seulgi terbuka perlahan, menampilkan sosok atletis dengan paras menawan yang mengagumkan. Seulas senyum memabukkan terpatri di sela bibir penuhnya. Tampaknya si pemuda minim ekspresi itu sedang bahagia.

Tentu saja, ia baru pulang mengantar kekasihnya. Siang tadi Seulgi mengajak Yooa pergi ke Neverland untuk kencan yang kesekian.

Langkahnya tergesa menuju kamar. Ia akan segera mandi agar segeran dikit terus lanjut telfonan sama si mungil Yooa. Rindunya kian menggebu padahal belum sejam keduanya berpisah.

"ASTAGA!!!" seketika kepala Seulgi pening luar biasa seolah habis dihantam batuk tak kasat mata. Senyum merekahnya terenggut ketika mendapti setumpuk pakaian miliknya berserakan di atas kasur dan terdampar ke segala sudut ruangan.

Tunggu, apa apartemennya habis dibobol maling?

Seulgi tersadar dari keterkejutannya dan berjalan cepat meraih helaian bajunya yang tercecer dimana-mana. Lalu menumpuknya bersama baju yang lain. Seulgi belum menyadari jika ada kemeja asing yang ikut tenggelam ke dalam tumpukan pakaian itu.

Seulgi malas mengecek barang berharga apa saja yang mereka ambil dari kamarnya, ia tak peduli. Sekarang yang dia butuhkan mandi dan menghubungi kekasihnya sebelum di mungil di seberang sana tidur dan besoknya ngomel-ngomel karena tidak mendapatkan ucapan selamat tidur darinya.

Seulgi melesak ke kamar mandi setelah menanggalkan hoodie abu-abunya. Sedetik kemudia suara beratnya kembali berteriak, menggema hingga ke luar. Kali ini menyebutkan nama seseorang yang ingin dia lenyapkan dari pandangannya sekarang juga.

"BAE IRENE, AISHH ANAK ITU YANG MENGACAK KAMARKU, AWAS AJA AKAN AKU TENDANG DIA DARI APARTEMENKU" Seulgi menggeram frustasi. Kedua obsidiannya menemukan pakaian Irene tergantung di sana.

BERANDAL KAMPUS | SEULRENE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang