Seorang remaja laki laki kini harus menggunakan sebuah tongkat untuk membantunya berjalan sementara. Setidaknya, dia lebih beruntung daripada nasib penjaga lainnya. Entah berapa banyak yang sampai saat ini belum sadarkan diri. Dengan terpogoh-pogoh, Feiro berjalan menuju sebuah kamar yang pintunya tertutup.
Sebuah seruan untuk masuk Feiro dengar dari pemilik kamar. Suara engsel berdecit tatkala penjaga tersebut membuka pintu perlahan.
"Kenapa kau menyuruhku datang?" tanya Feiro menarik sebuah kursi kayu. Nada bicaranya dibuat ketus seperti yang orang lain lakukan padanya. Gaza berusaha mendudukkan dirinya, tetapi gagal. Sedikit risih dengan posisi tidurnya yang harus menghadap ke samping dengan tangan dan kaki tidak boleh berdempetan.
"Kau bicara saja." Gaza menghembuskan napas, ia tidak berani lagi memandang Feiro.
"Kelompok kita batu karang. Prios di selatan... sebuah batu yang setinggi jurang tersambar petir saat badai. Banyak penjaga yang tertimpa potongan batu. Kelompok Astrid di utara, perahu merela saling bertubrukkan karena gelombang ombak. Dan Tom di timur, badai di sana lebih hebat dari yang lainnya. Ditambah, semua perahu mereka rusak. Potongan kayu tajam, dan terjepit di sela-sela perahu atau karang."
Feiro menegakkan tubuhnya, wajahnya tidak sekeras saat pertama kali melihat Gaza dalam kondisi memperihatinkan.
"Kau...." Feiro tidak lagi melanjutkan ucapannya. Entah tanggapan apa yang harus ia buat.
"Pengabdi desa yang memberi tahuku, kau sedang mencari alasan kenapa banyak penjaga pulang dalam keadaan luka berat. Ini adalah pertama kalinya seluruh penjuru lautan yang mengelilingi Desa Crassfard terjadi badai seperti ini. Beruntung dampaknya tidak sampai di rasakan sekitar pulau."
Feiro terbungkam. Ia hanya bisa menatap kakinya yang digoyang goyangkan, dan sebuah tongkat yang masih ia pegang. Gaza mendongak, menatap langit lagit yang tidak terlalu tinggi itu.
"Anggap saja itu sebagai rasa terima kasihku, dan permintaan maaf," kata Gaza memelankan suaranya. Feiro kembali beralih metap Gaza, memaksa wajahnya mengeluarkan ekpresi dingin.
"Jika kau ingin mengatakan ini saja... aku pergi sekarang."
Feiro menahan sakit yang ia rasakan di betisnya. Dengan susah payah, ia mencoba berdiri tanpa mengubah mimik wajah. Satu langkah... dua langkah... begitu lambat. Feiro sedikit merindukan bagaimana ia sering berjalan cepat ataupun berlari. Di dalam benaknya, laki laki itu juga ingin berterima kasih. Semua pertanyaan yang selalu melintas dapat terjawab dalam selang waktu beberapa jam saja. Namun lagi lagi, bayangan bagaimana semua penjaga dan remaja desa mencampakkannya membuat Feiro tidak bisa memaafkan semua orang dengan mudah.
Langkah Feiro dihentikan oleh teriakan Telstar di lorong. Pemuda itu berbalik, mendapati seorang perempuan dengan senyum lebarnya tengah memegang buku tebal. Tidak salah lagi, itu adalah catatan para pendahulu Crassfard.
"Kau terlihat lebih bisa menggunakan benda itu sekarang," ucapnya sedikit meledek. Namun fokus Feiro teralihkan pada sayatan sayatan merah di wajah Telstar. Entah kenapa dia sedikit ngilu membayangkan jika ia memiliki luka yang sama.
"Kau pertama kali memperlihatkan senyum lebarmu atas kondisiku?" kata Feiro datar. Telstar mengacuhkannya pertanyaan "tidak penting" itu.
"Aku tidak memiliki waktu untuk membaca ini lagi semenjak wabah itu menyerang. Kuharap kau bisa melanjutkannya. Ingat...? benda ini bisa jadi menjadi kunci mengenai Regrafa dan rahasia rahasia pemimpin desa." Benda usang yang dimaksud tadi kini telah Feiro ambil alih. Lumayan berat jika ia pegang hanya menggunalan satu tangan.
"Ngomong ngomong... kau sudah melihat keadaan Alkei?" Feiro mengangguk, dan sebuah senyum simpul melekat di wajah wanita di hadapannya.
"Katanya, beberapa hari dia tidak diperbolehkan melakukan kegiatan. Entahlah... tapi dia selalu mengatakan tubuhnya kebal, walau sudah ketahuan Alkei meringgis karena dadanya yang terasa sakit." Telstar terkekeh sembari menggeleng. Helaan napas lega keluar dari penjaga itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nolan
Fantasy!!! PERHATIAN !!! Cerita Nolan ini dipub ulang karena cerita sebelumnya tidak sengaja dihapus😔(yang saya kira itu tugas sekolah saya) dan mungkin saya akan ada perbedaan karena cerita ini saya ambil dari salinannya yang belum direvisi. ===========...