04

7 6 0
                                    

Beberapa penjaga berkeliaran di permukiman. Mereka menyebarkan selebaran perkamen, yang mana memberitahukan akan dilakukan latihan bagi para penjaga di beberapa titik. Seperti lapangan desa, lahan kosong belakang tempat pemimpin desa, serta sekitar gunung.

Feiro tidak ingin membuang kesempatan untuk mencari alasan berpatroli. Dia mengajukan diri untuk membantu menyebarkan pemberitahuan tersebut. Hanya ditemani Blover, Feiro menempel-nempelkan perkamen pada dinding atau tiang tiang di permukiman bagian barat.

Para penduduk langsung berkurumunan mengelilingi kertas yang dilem menggunakan getah pohon setelah dipanaskan. Dan seorang berteriak membaca pengumunan tersebut. Beberapa diantaranya berbisik, saling bertanya apakah benar benar akan ada pertempuran.

Langkah Feiro diperpanjang. Menghindari orang orang yang tidak peduli telah menabrak siapa saja. Dan dia harus menarik Blover agar tetap fokus mengikuti tuannya.

Sejauh ini Feiro merasa sangat kecewa, tak ada petunjuk apapun yang dia dapat mengenai Refraga. Dia bertemu dengan seorang anak kecil, Feiro menghampirinya. Ya... dia anak yang sama dengan anak yang pernah Feiro temui di pantai. Berdiri memojok memeluk boneka jerami. Dengan rambut dikepang dua berwarna pirang. Tidak ada senyuman, apa dia memang seperti itu. Sendirian menghindar keramaian seperti Feiro.

"Sendirian?" kata Feiro, ditekuknya satu kaki untuk menyeimbangkan tinggi anak yang sekiranya berusia lima tahun.

Bocah tersebut tidak bersuara, namun mengangguk sebagai jawaban.
"Eum... di mana teman temanmu?"

"Mereka pergi dengan orang tuanya," jawabnya, sulit menebak ekspresi anak itu.

"Kemana?" tanya Feiro balik.

"Pergi bersama pemimpin desa ke pulau kecil belakang desa, melakukan upacara, apa... aku tidak ingat namanya."

"Oh... aku April. Aku ingin menjadi penjaga sepertimu, Feiro," katanya menjulurkan tangan, pertama kali memperlihatkan senyum tulus serta gigi kecil, dan ada beberapa yang tanggal.

Feiro menupuk kepala gadis itu. Blover mendekat, merapat ke penjaga dengan keringat mengucur di dahi.
"Kau pernah menunggang seekor serigala?"

Feiro langsung mengangkat April, dan diturunkannya di atas Blover. April terpukau, tidak pernah ada peliharaan penjaga yang dapat dinaiki. Mulutnya terbuka, matanya membelalak tak percaya.

"Ngomong-ngomong, kau tahu dimana kita bisa menghilangkan rasa terbakar ini," tanya Feiro merujuk ke panas matahari yang menyengat kulit. Debu debu dari tanah beterbangan. Namun para penduduk masih bisa beraktivitas seperti biasa. Menggangkat beban berat sekalipun.

***

April mengarahkan jauh ke bagian barat desa. Bahkan pohon pohon di kaki gunung pun terlihat. Padang rumput hijau terhampar jelas, beserta beberapa pohon dan semak.


Terdapat sungai dengan batu batu besar di sekitarnya. April mendekat ke sungai setelah turun dari Blover. Feiro di belakang, memperhatikan aliran sungai gunung, dan akan bermuara di pantai Desa Crassfard. Kedua hal itu terjadi pada satu desa sekaligus.

"Ayahku juga bisa memancing di tempat seperti ini. Kau bisa meminumnya, air itu jernih," kata April, bersimpuh dan mengambil air menggunakan telapak tangan. Feiro meniru bocah itu. Benar benar dingin. Jika saja penduduk desa mau berjalan beberapa kilo setiap hari, kemungkinan tempat ini akan sangat ramai. Tidak ada lagi sumur. Namun itu sangat mustahil. Menempuh perjalanan panjang, sambil membawa berliter liter air... sulit dipercaya.

Blover masuk ke sungai, mencari makanan bagi serigala itu sendiri. Cukup mudah melihat mangsa dalam air jernih.

April mengikutinya, terjun ke air tak peduli dengan pakaiannya. Entah apa yang mendorong Feiro melakukannya juga. Mengikuti insting anak lima tahun dan harapan Feiro pupus. Dia tidak seperti Blover. Dengan lihainya para ikan berenang melarikan diri. Setidaknya, penjaga itu bisa lebih mendinginkan kulit.

NolanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang