Bab 16

1.6K 262 22
                                    


Suasana di depan toko semakin menegang setelah tangan mungil Prilly melayang memberikan pelajaran pada mulut kurang ajar pegawai toko yang terlihat begitu terkejut dengan tamparan yang tiba-tiba melayang ke wajahnya.

Dia shock bukan main, dia benar-benar tak menyangka wanita mungil ini berani menampar dirinya.

"Jangan pernah sebut nama orang tua saya dengan mulut kotor mu Jalang." Prilly mengancam dengan gigi terdengar bergemeletuk.

Prilly tidak perduli kerumunan orang-orang di sana mulai mengambil gambar atau video merekam kejadian didepan mereka. Biar saja sebentar lagi dia akan viral perduli setan!

Wajah putih Prilly terlihat memerah karena amarah yang mulai memuncak pada dirinya.

"Wanita sialan!!" Karyawan toko itu seolah sadar jika dirinya sedang dipermalukan oleh seorang gembel tentu saja dia tidak terima.

Wanita itu berniat menjambak rambut Prilly namun tangan Prilly terlebih dahulu menggenggam rambutnya yang disanggul rapi hingga membuat wanita itu menjerit kesakitan.

Prilly tidak perduli setelah ini dia akan berurusan dengan polisi yang penting dia bisa memberi pelajaran pada manusia congkak dan sombong ini.

Baru juga jadi pegawai toko sudah sombong seperti ini apalagi jika jadi pemilik toko bisa-bisa semua manusia dipandang rendah olehnya.

"Minta maaf!"

"Tidak akan! Arggh!"

Mendengar teriakan temannya beberapa orang wanita lainnya yang memakai seragam sama seperti wanita yang sedang menjerit ini tergopoh-gopoh menghampiri temannya.

"Mbak tolong lepaskan! Atau saya panggilkan polisi." Ancam seorang wanita yang berusaha menjauhkan tangan Prilly dari rambut temannya.

"Silahkan! Lapor polisi sekarang juga dan kita lihat siapa yang akan mendekam di penjara." Balas Prilly tak gentar. Otaknya sudah dipenuhi emosi mana perduli dia jika masalah ini akan berbuntut panjang.

"Tolong! Mas tolongin dong!" Pegawai lainnya meminta tolong pada seorang pengunjung laki-laki yang terlihat begitu menikmati pemandangan langka ini.

"Males ah! Lagian sesekali kalian harus di beri pelajaran, selama ini saya dengar juga pelayanan di toko kalian tidak memuaskan kalian terlalu sering menghina dan memandang orang lain rendahan mentang-mentang bekerja di toko ini." Cerocos pria itu yang disetujui oleh penonton lainnya.

Sontak hal itu membuat wajah para pegawai berubah masam. Mereka tidak menyangka jika hari inilah pembalasan untuk mereka datang.

Suara riuh penonton terdengar menyemangati Prilly untuk tidak melepaskan jambakannya pada wanita itu yang kini sudah bersimbah air mata.

Merasa iba akhirnya Prilly melonggarkan pegangannya pada rambut wanita itu sebelum akhirnya Prilly benar-benar melepaskan jambakannya hingga wanita itu terdorong dan langsung terjatuh lalu menangis histeris di lantai.

Kawan-kawannya berusaha menenangkan wanita itu bukannya tenang wanita itu justru semakin histeris hingga akhirnya masalah ini sampai ke pihak keamanan mall.

Prilly mendesah lelah, ah apa sekarang ini saatnya dia mencoba untuk memperlihatkan kekuasaannya sebagai calon menantu Alberto Antonio?

***

Ali nyaris menabrakkan mobilnya ke pohon ketika Ayahnya tiba-tiba menghubungi dirinya lalu memerintahkan dirinya untuk ke sebuah pusat perbelanjaan.

Ali tidak masalah jika di suruh belanja sekalian cuci-cuci mata pada cewek-cewek gemes di sana tapi sialnya tujuan Ali ke sana bukan untuk berbelanja tapi untuk menyelamatkan calon istrinya.

Cinta Dan PengorbananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang