'SHIT!'Kai mengumpat dalam hati, tangannya meremas rambut di kepalanya. Dia menoleh, menatap benci pada wanita yang telah memberinya kenikmatan.
Kai mengambil ponselnya, ada puluhan pesan dan panggilan yg tak terjawab.
Dia benar-benar menyesal, bagaimana bisa dia melepaskan keperjakaannya untuk wanita yang sama sekali tidak dia cintai dan lebih parahnya wanita itu tak lagi suci.
Kai membuka selimutnya kasar, memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai dan langsung memakainya.
Dia mengusap wajahnya kasar, dia menoleh sebentar menatap wajah wanita yang kini berstatus sebagai istri sahnya. Matanya membulat saat melihat mahakarya ysng mengelilingi tubuh putih wanita itu, Kai seperti tak dapat mengendalikan hasratnya saat itu.
Dia menghela nafasnya kasar lalu beranjak menuju kamar mandi setidaknya untuk membersihkan diri dan mendinginkan pikirannya.
***
"Oh hello, bukankah sudah aku katakan berkali-kali aku tak mau lagi bertemu denganmu, Kai. Kau menyebalkan, aku membencimu" teriak seorang gadis sambil melipat kedua tangannya.
Kai melipat keningnya dalam, dia benar-benar kehilangan akal untuk menaklukkan gadisnya yang sedang merajuk.
"Karen, please. Mengertilah, semalam aku sangat sibuk. Aku tak bermaksud untuk mengabaikanmu, sungguh" ucapnya sambil mengatupkan kedua telapak tangannya.
"Alasan"
"Ren, aku serius. Maafkan aku, hm?" ucapnya memohon dengan satu alis mata yg mengangkat.
"Mana hadiahku? (Mengulurkan tangan) kau bilang jika kau membawa hadiah untukku?"
Kai terkekeh sambil mengusap tengkuknya. Dia merogoh saku celananya dan kemudian bersimpuh. Dengan senyuman dia mengeluarkan sebuah kotak merah yang berisikan cincin berlian.
"This is for you, my sweetheart"
Karen merona, dia benar-benar terkejut.
"Really?"
"Yes of course"
"It's so cute, i like it" ucapnya sambil menarik lengan Kai.
"May I?"
Karen mengangguk cepat.
Kai mengambil cincin itu dan menyematkannya di jari manis pujaan hatinya.
"Cincin yang indah untuk kekasihku yang paling cantik" pujinya.
Karen langsung memeluk erat Kai.
"I love you, Kai. I love you so much. Muachh"
Kecupan di pipinya sukses membuat pipi Kai bersemu merah.
Tapi dia teringat sesuatu, tentang keperjakaannya yang hilang semalam.
'Maafkan aku Karen, tapi aku hanya akan menjadi milikmu selamanya' gumamnya dalam hati.
***
"Ahh kepalaku sakit sekali"
Krystal memijat pelipisnya yang terasa sakit dan pusing.
Dia merentangkan kedua tangannya, matanya membulat saat melihat jam yang menunjukkan pukul 11.
"Astaga! Aku kesiangan" teriaknya.
Bola mata Krystal berputar mengitari sudut ruangan yang dia tempati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Denial
FanfictionDemi menyelamatkan nyawa ibunya, Krystal rela menjual tubuhnya pada seorang pria yang tak dia kenal. Dan sialnya setelah dia mendapatkan uang untuk biaya pengobatan, sang ibu malah meninggalkan dia untuk selamanya. Di tengah keterpurukannya dia ber...