Second Night (2)

607 54 1
                                    


"Terimakasih bibi, aku pasti akan bekerja dengan giat disini"

Krystal kemudian mulai mengganti bajunya dengan seragam pelayan.

Dia sangat senang karena bisa bekerja di sebuah coffee shop. Meskipun coffee shop itu hanyalah sebuah kedai kecil dengan nama brand lokal tapi dia sangat senang karena bisa menghasilkan uang dari hasil jerih payahnya sendiri.

Jangan lupa jika Krystal masih memiliki uang seratus sepuluh juta!

Perih memang jika diingat, sangat miris!

Dia rela menukar 'mahkota' miliknya hanya demi uang, semua dia lakukan untuk ibunya tapi ternyata hasilnya sia-sia saja.

Krystal menyeka sudut matanya yg sedikit berair, dia menatap layar ponsel yg menunjukkan jumlah saldonya di m-banking.

Dia menarik nafasnya dalam.

"Semua sudah tak berarti, hiks.. Semua sudah terlambat" ucapnya pelan.

"Excuse me. Nona, aku pesan americano satu" ucap seorang pelanggan yang baru saja masuk.

Krystal masih hanyut oleh kesedihannya sendiri hingga tak mendengar suara pria yang berdiri tepat di punggungnya.

Pria itu menaikkan sebelah alisnya.

"Nona, apa kau mendengarku? Aku pesan americano satu" ulangnya sekali lagi.

Krystal masih tak bergeming, dia malah semakin terisak.

Pria tadi semakin bingung, dia menjulurkan tangannya hendak menyentuh bahu Krystal.

"No-"

"Eh tuan, kau mau pesan apa tadi?" sambar Sagitq rekan kerja Krystal.

Krystal langsung terperanjat dan memutar tubuhnya.

"Aku pesan americano satu" ucapnya sambil menatap ke arah Krystal.

"Baik tuan, tunggu sebentar"

"Gita, maafkan aku. Tadi aku sedang-"

"Ssstt.. Lanjutkan saja tugasmu"

Krystal merasa bersalah dia kembali ke mesin kasir.

"Totalnya lima puluh ribu"

Pria itu mengacuhkan Krystal.

"Tuan, totalnya lima puluh ribu"

Pria tadi malah asik memainkan ponselnya.

"Tuan, apa kau mendengarku?" teriaknya geram.

Pria itu menoleh dan menarik sudut bibirnya.

"Tidak enak kan rasanya diacuhkan?"

"Eh"

Krystal hanya melongo.

"Tuan ini americanomu" sambar Sagita dengan menyodorkan segelas americano pada pria itu.

"Berapa?" tanyanya pada Krystal.

"Lima puluh ribu"

Pria itu memberikan selembar uang seratus ribu.

"Sisanya kau ambil untuk mengobati gangguan telingamu" ucapnya sambil berlalu pergi.

"What?"

Krystal geram, dia meremas uang itu.

***

"Kak, aku bosan di rumah terus" gerutu Sheila sambil mendobrak kencang ruang kerja Kai.

"Astaga Sheila, apa kau tak bisa bersikap manis seperti seorang gadis pada umumnya?"

"Kak" rengeknya.

DenialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang