Another Love?

337 43 1
                                    


"Kai, tak ada pendonor yang cocok untukmu" ucap Tiffany sendu.

Kaivan hanya tersenyum miris, dia menatap dirinya di cermin.

Rambutnya sudah hampir plontos, meskipun dia telah menjalani pengobatan dengan mengikuti kemoterapi secara rutin tak juga dapat mematikan sel kanker yang terus berkembang di otaknya.

"Biarkan saja bu, mungkin hidupku memang sudah tak lama lagi" ucapnya tanpa ekspresi yang sulit diartikan.

"Kai" teriak seorang pria yang baru saja datang.

"Ada apa? Apa tak bisa jika kau tidak berteriak?" gerutu Kai.

"Kai, aku punya kabar baik untukmu" ucapnya dengan mata berbinar.

Kai dan ibunya saling lirik.

"Apa itu?"

"Selamat bro, kau akan menjadi seorang ayah" ucapnya dengan riang.

"Ayah?"

Kai mengerutkan dahinya.

"Ravi, apa maksudmu? Ayah? Siapa yang kau maksud? Kai, apa kau bisa menjelaskan semua ini pada ibu?"

"Bu, itu—"

Ravi mengelus tengkuknya.

Kai menghembuskan nafasnya kasar.

"Kai memang salah bu" ucapnya lirih.

Tiffany kecewa tapi matanya berbinar.

"Kai, siapa gadis itu? Ayo kita temui dia kita atur rencana pernikahanmu"

"Ibu, kau?"

"Ya Kai, gadis itu sedang mengandung anakmu, kan? Tali placentanya akan sangat berguna untuk kesembuhanmu, Kai"

"Apa?"

Tiffany mengangguk senang.

"Ya Kai, anak itu bisa saja menyembuhkan penyakitmu. Akhirnya"

Ravi dan Kai saling bertukar pandang.

"Ravi, kau tunjukkan padaku dimana tempat tinggal gadis itu biar aku yang mengatur semuanya"

"Tapi bu—"

"Kai tak ada penolakan, aku akan pergi ke ruang Dokter Seno dulu untuk membicarakan hal ini"

***

"Krys, kau yakin akan kembali kerja disini sebagai pelayan? Bukankah kau sudah menikah dengan pria kaya?" tanya Gita.

"Aku dan dia sudah berpisah" ucapnya pelan.

Gita menatap iba Krystal dan memeluknya.

"Baiklah, aku akan bilang pada Maher jika kau akan bekerja lagi disini"

"Terimakasih Git" ucapnya senang.

***

"Ayah, kenapa kau masih saja terbaring disini. Menyebalkan! Kau tau ayah saat ini tak ada yang berpihak padaku. Ibu dan Sheila terus menyalahkanku karena aku berpisah dengan Krystal. Mereka sama sekali tak mengerti apa yang aku rasakan, Krystal bukan gadis yang aku cintai. Yang aku cintai hanyalah Karen, ayah. Tapi mereka tak juga mengerti, mereka terus menyalahkanku. Lagi pula bukan aku ayah dari anak yang Krystal kandung, aku yakin ada seseorang yang mirip dan menggunakan namaku sebagai identitasnya. Tapi bagaimana bisa ada seseorang yang sangat mirip denganku?"

Kai meremas rambutnya sendiri.

Sultan tak bisa merespon, dia hanya menatap ke arah Kai.

***

DenialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang