"Aku tidak ingin kemoterapi, biarkan saja aku mati" jawab pria itu dengan tegas."Tapi Kai, sel kanker di otakmu akan semakin menyebar"
"Biarkan saja"
"Kau tetap harus menjalani kemoterapi Kai" sambar wanita paruh baya yang baru saja datang.
"Tapi mom"
"Jika aku mengatakan sebuah fakta, aku yakin kau masih tetap ingin hidup lebih lama lagi"
"Apa itu?"
Wanita tua itu membisikkan sesuatu di telinga Kai. Kai tersenyum menyeringai.
***
"Jangan sentuh barang-barangku, jangan menaruh barangmu di dalam kamarku" bentak Kai.
"Tapi Kai, aku hanya ingin menyimpan pakaianku di lemarimu. Lagi pula lemarimu kan besar, masih cukup bukan untuk menampung pakaianku?"
Kai mengeram.
"Terserah" ucapnya sambil masuk ke dalam kamar mandi.
Krystal terdiam, dia meratapi nasib buruknya.
"Aku harus kuat demimu, nak" ucapnya sambil mengelus perut ratanya.
***
"Krys, kau itu harus banyak memakan makanan yang bergizi karena cucuku membutuhkan semua itu di dalam sana"
'Cih'
Kai berdecih dalam hati dan melihatnya sinis. Dia muak sangat muak melihat seluruh anggota keluarganya terus memperhatikan Krystal.
"Kai, makan sarapanmu dengan benar" tegur ibunya saat melihat Kai hanya mengaduk-aduk nasi gorengnya.
"Aku sudah kenyang" ucapnya dengan lantang.
"Kenyang? Kau bahkan belum memakannya kak" sambar Sheila.
"Bukan urusanmu" jawabnya ketus sambil berlalu pergi.
"Uh menyebalkan"
Sheila mengerucutkan bibir dan melihat kedua lengannya.
"Kau yang sabar Sheila, kakakmu itu hanya belum siap menerima semua ini"
"Krystal, tak usah kau ambil hati ya. Kakakku memang sangat menyebalkan"
Krystal hanya mengangguk.
***
"Muak! Aku benar-benar muak dengan hidupku. Kenapa Krystal harus datang dan menghancurkan segalanya?"
Kai menarik laci kerja dan mengambil cincin di dalam kotak merah itu.
"Maafkan aku sayang, aku terpaksa melalukan semua ini. Aku harap kau akan mengerti" ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca.
***
"Rencanaku telah berhasil, tinggal selangkah lagi keluarga Mahendra akan hancur. Hahaha.. Mereka semua sudah ada di dalam genggamanku.. Ayah siapa suruh kau mencampakkanku dulu" ucapnya geram.
"Kaivi Mahendra (terkekeh) kau adalah target utamaku. Tak akan aku biarkan kau bahagia, kau telah merebut semua yang seharusnya menjadi milikku. Kau tak pantas untuk hidup" teriaknya.
***
"Perkembangan janinnya normal, tapi jenis kelaminnya masih belum terlihat. Masih belum jelas apakah perempuan atau laki-laki"
"Tidak masalah dok, yang terpenting anak ini tetap sehat"
"Baiklah, saya akan memberikan vitamin agar kau tidak mudah merasa lemas"

KAMU SEDANG MEMBACA
Denial
FanfictionDemi menyelamatkan nyawa ibunya, Krystal rela menjual tubuhnya pada seorang pria yang tak dia kenal. Dan sialnya setelah dia mendapatkan uang untuk biaya pengobatan, sang ibu malah meninggalkan dia untuk selamanya. Di tengah keterpurukannya dia ber...