Deepest

340 35 3
                                    


'Apa keputusan yang aku ambil ini benar?' tanya Krystal dalam hati.

Dia menatap dirinya di cermin, dia terus merenungkan perkataan Kaivan.

Apa harus dia kembali menikah?

Kali ini dia menikah dengan pria yang benar-benar menanamkan benih di rahimnya.

Tapi dia ragu, dia takut jika pernikahannya akan gagal lagi.

Krystal mengusap wajahnya kasar dan menarik nafasnya dalam.

Dia sejenak memejamkan matanya lalu dengan sigap mengambil lipstick di meja rias dan mulai memolesnya.

'Aku harap ini keputusan yang terbaik untukmu, nak' bisiknya dalam hati pada buah hatinya.

***

Harusnya Krystal pergi kesini dijemput oleh Kaivan namun karena dia gengsi dan tak enak hati, dia memutuskan untuk pergi sendiri.

Dia melangkah dengan gelisah, dia takut jika ibunya Kai tak dapat menerimanya.

Seluruh firasat buruk mencuat di dalam benaknya.

'Astaga'

Krystal tercekat, dia sedikit terpukau dengan penampilan Kai malam ini.

Pria itu yang biasanya hanya memakai kaos dan celana jeans sobek kini berubah jadi sosok yang berbeda dengan balutan kemeja dan jas formal yang membuatnya tampil gagah mirip seperti mantan suaminya, Kai.

Jantung Krystal berdegup kencang setiap kali mengingat nama Kai.

Krystal buru-buru menepis pikiran tentang Kai.

Dia harus bisa membuka lembaran baru dengan Kaivan, meskipun wajah mereka sangatlah mirip tapi mereka adalah dua sosok yang berbeda. Tentu banyak perbedaan diantara keduanya, baik sikap maupun sifat.

Kaiva yang tak sengaja menoleh langsung menghentikan kerlingan bola matanya pada sosok wanita yang dari tadi dia cari.

Dia menarik sedikit sudut bibir tipisnya sambil melambaikan tangannya.

"Krystal, kesini"

Krystal mengangguk dan perlahan menghampirinya.

"Maaf aku telat, tadi jalanan sangat macet"

Wanita paruh baya yang sedari tadi membelakanginya menoleh, dia tersenyum dan langsung berdiri.

"Tidak masalah sayang" ucapnya lembut sambil memeluk Krystal dengan usapan di punggungnya.

"Kau sangat cantik" pujinya.

Pipi Krystal merona merah, dia tak menyangka dengan reaksi ibunya Kaivan.

"Ehem, mom kita mulai pesan makan saja bagaimana?" sambar Kai.

"Hoho, tentu sayang. Krystal kau ingin makan apa, hm?"

Krystal terdiam sambil melirik ke arah Kai.

"Hoho, kenapa kalian hanya saling lirik. Kalau begitu kita pesan yang ini saja yah?" ucap Tiffany sambil menunjuk salah satu menu.

"Terserah kau saja, mom"

***

"Cantik, aku rasa pernikahan kalian harus segera dipercepat" saran Tiffany.

Krystal kembali melirik Kaivan.

"Terserah mom saja" jawab Kai singkat.

"Hmm Kai kau ini, kenapa daritadi hanya menjawab 'terserah mom saja' menyebalkan" kesal Tiffany.

DenialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang