Sekarang sudah bulan Desember, sudah akhir tahun. Satu tahun ini sudah berlalu dengan menyenangkan dan cepat.
Salju mulai turun, suhu udara semakin menurun. Dingin sekali di luar asrama. Murid-murid kelas 1-A tidak lagi menjalani latihan tambahan, melainkan hanya beristirahat layaknya liburan musim dingin seperti biasanya.
Tapi, sayangnya mereka tidak diperbolehkan keluar sekolah. Sayang sekali sih.
"Huhu, membosankan sekali." keluh Hagakure sambil bersandar pada Ashido. Ashido mengangguk membenarkan perkataan Hagakure. "Sodane!" ucapnya.
Semuanya merasa bosan, tentu saja. Memangnya apa yang bisa dilakukan jika hanya berdiam diri di asrama selama musim dingin?
"Kita 'kan tidak diperbolehkan keluar sekolah bukan tidak boleh keluar asrama. Iya 'kan?" ucap Kaminari dengan penuh semangat, semua mengangguk setuju. "Kalau begitu, ayo kita ke sekolah saja!"
❄❄❄
"Terus, di aula sekolah kita mau ngapain?" tanya Uraraka pada teman-temannya. Semua memasang tampang kebingungan, tetap saja bosan walau berpindah tempat.
"Bermain salju pasti menyenangkan," gumam Ashido menatap jendela di pinggir aula. "Tapi, suhunya terlalu dingin untuk kita bermain salju." sambung Kirishima menyanggah ucapan Ashido. Semua mengangguk membenarkan.
"Minna-san, kalau mau aku akan membuatkan teh untuk kalian semua." Yao-Momo menawarkan dengan sopan dan disusul senyuman, semuanya mengangguk mau.
Yao-Momo beranjak dari aula sekolah, lalu pergi ke dapur asrama. Todoroki yang melihat itu langsung pergi menyusul Yao-Momo dan menawarkan bantuan. "Mau aku bantu? Jumlah kita 20 lho."
Yao-Momo mengangguk kikuk, agak malu dan panik melihat Todoroki tiba-tiba menyusulnya. "Arigatou, aku sangat menghargai bantuanmu."
Sesampainya di dapur asrama, Yao-Momo mengambil cangkir sesuai jumlah murid kelas 1-A (20). Lalu menyuruh Todoroki menunggu di dapur sambil menyiapkan gula dan sendok.
Yao-Momo berlari kecil menuju kamarnya dan mengambil 3 kotak teh yang berukuran agak besar. Dari mereknya saja terlihat mahal. 👽(Holkay mah beda./plak.)
Selepas itu, tentu saja Yao-Momo pergi lagi ke dapur. "Tadaima, ah. Semuanya sudah tersusun, arigatou." ucap Yao-Momo pada Todoroki yang nampaknya telah beristirahat di sofa ruang santai. "Ah, okaerinasai."
Todoroki beranjak ke dapur lagi, lalu membantu Yao-Momo menuangkan sesendok demi sesendok bubuk teh pada cangkir-cangkir yang ia siapkan. "Kenapa kau sangat menyukai teh?" tanya Todoroki sembari mengaduk teh di depannya.
Yao-Momo agak terkejut dengan pertanyaan Todoroki, lantas menjawab. "Teh itu membuatku tenang, karena itu aku menyu-" ucapannya terpotong, entah kenapa kata itu sulit untuk diucapkan. "Nande?" Yao-Momo menggeleng pelan lalu melanjutkan aktivitasnya.
'Todoroki-san sama seperti teh, menenangkan. Itulah yang membuatku menyukaimu.'
⭐⭐⭐
"Ah.. hangat."
Semuanya senang dengan inisiatif Yao-Momo untuk membuat teh, teh yang ia buat bersama Todoroki sangat menenangkan dan menghangatkan tubuh. Musim dingin memang saat yang paling cocok untuk menghangatkan diri dirumah dan bersantai.
![](https://img.wattpad.com/cover/241283079-288-k296149.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Feelings. TodoMomo ✓
FanfictionYao-Momo tak pernah terpikir sekalipun untuk menembus tembok dingin seorang Todoroki Shoto tanpa menyadarinya. Tapi, kenyataannya ia telah berhasil. Lugu sekali gadis ini. Jatuh cinta tidak kau harus pelajari di buku, kok. Pelajari dengan mengenal i...