"Yao-Momo! Daijoubu?"
Pertengahan Januari tahun ini, terjadi perubahan musim yang drastis dan sangat tak terduga. Dari musim dingin tiba-tiba saja langsung ke musim gugur.
Itulah yang membuat Yao-Momo sakit saat ini, ia sangat lemah saat menghadapi perubahan musim yang tiba-tiba sekali. Dan sekarang, yang ia lakukan sekarang hanya rebahan di kasur rumah sakit yang tidak begitu empuk.
Ditambah lagi dengan kasus yang ia tangani baru-baru ini, ia menghadapi villain atau penjahat yang lumayan hebat dan membuat Yao-Momo kewalahan. Lalu, saat Yao-Momo lengah, penjahat itu menembak hampir tepat di jantung Yao-Momo. Untung saja meleset jadi ke lengan kiri.
"Ah, Minna-san. Daijoubu." Yao-Momo melempar senyuman pada teman-temannya, ia tampak senang karena ada yang menjenguknya saat ia sakit dan kesepian. "Kudengar kamu tertembak penjahat, apa itu benar?" Jiro begitu risau mendapati teman baiknya itu terbaring lemas di kasur rumah sakit saat ini.
"Sodane, daijoubu dayo!" Yao-Momo memeluk teman baiknya itu dengan penuh kehangatan kasih sayang, ia senang sekali karena teman-temannya mengkhawatirkannya.
Beberapa cowok keluar dari ruangan Yao-Momo, lalu tersisa teman-teman cewek saja. Itu membuat Yao-Momo merasa lebih nyaman.
"Yah, sayang sekali Todoroki tidak datang ya." goda Ashido sambil melirik-lirik Yao-Momo dengan tatapan jahil. Jiro menepuk bahu Ashido, "Hey. Bukan saatnya membahas itu sekarang, jantung Yao-Momo hampir tertembak lho! Beruntung sekali meleset ke lengan kiri." katanya menatap Ashido serius.
"Daijoubu-daijoubu, karena yang bisa menembak hati Yao-Momo..." Uraraka sengaja menghentikan ucapannya menunggu seseorang menyambungnya.
"hanyalah Todoroki, kero." jelas sekali 'kan siapa yang menyambung perkataan Uraraka? Tsuyu tentu saja.
Yao-Momo tersenyum masam lalu tertawa kecil, setidaknya itu bisa menghiburnya untuk sementara waktu.
"Hey, jantung dan hati itu beda tahu! Kalian jangan lupa belajar!" sahut Yao-Momo dengan rona merah yang perlahan muncul dipipinya.
Semua tertawa melihat tingkah Yao-Momo, walaupun kondisinya tidak begitu mendukung, Yao-Momo masih penuh energi semangat seperti biasanya.
💌💌💌
"Eh, Yaoyorozu sakit?"
"Iya, kami baru saja menjenguknya."
Murid cowok seperti biasa sedang berkumpul di ruang santai. Sibuk dengan kerjaan mereka masing-masing.
"Kau tak mau menjenguknya kah Todoroki?" tanya Kirishima sambil bersantai di sofa dan menonton televisi. Todoroki kelihatan memasang pose berpikir, "Hm, mungkin nanti jika ada waktu." ucapnya setelah berpikir singkat. Rasanya tidak enak jika tak menjenguknya.
Kirishima mengangguk mengerti, Todoroki tersenyum kecil lalu pergi ke kamarnya untuk beristirahat sejenak. Kelelahan setelah menghadapi kasus penjahat.
Brug.
Todoroki merebahkan tubuhnya di kasur-- ah bukan, futon nya. Faktanya, kamar Todoroki itu kesannya Jepang dan tradisional sekali. Iya 'kan?
Ia mengambil sebuah buku di samping kanan futon nya, lalu membacanya tentu saja. Bukunya bercerita tentang kasih sayang seorang ayah kepada anaknya.
Todoroki agak melempar bukunya menuju meja kecilnya, ia jadi sedikit teringat masa lalunya. Menyebalkan, itu membuatnya kehilangan mood.
![](https://img.wattpad.com/cover/241283079-288-k296149.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Feelings. TodoMomo ✓
FanfictionYao-Momo tak pernah terpikir sekalipun untuk menembus tembok dingin seorang Todoroki Shoto tanpa menyadarinya. Tapi, kenyataannya ia telah berhasil. Lugu sekali gadis ini. Jatuh cinta tidak kau harus pelajari di buku, kok. Pelajari dengan mengenal i...