10 - Pintu Hati

1.5K 195 111
                                    

'Bisakah aku membuka...'

'..pintu hatinya yang beku?'

Sudah dua hari berlalu sejak Yao-Momo di keluarkan dari rumah sakit, akhirnya kesehatannya kembali normal seperti biasanya.

"Yokatta."

Yao-Momo menghela nafas lega, ia benar-benar bersyukur bisa keluar dari penjara ah, maksudnya rumah sakit. Ia berbaring disana dalam kurun waktu 2 Pekan lebih. Sungguh membosankan.

Akhirnya, ia dapat berbaring di kasur kerajaannya lagi. Empuk dan nyaman sekali, tentu saja.

"YAO-MOMO!!!"

Cewek-cewek mendobrak pintu Yao-Momo lalu melompat ke arah kasur. Yao-Momo terkejut, tiba-tiba teman-temannya memeluknya erat sekali.

"M-minna-san, aku s-usah bernapas." protes Yao-Momo dengan nada suara seperti orang tercekik, walau begitu sebenarnya ia senang sekali. Pelukannya pun makin longgar, Yao-Momo memeluk balik teman-teman kesayangannya itu. "Aku rindu kalian." ucapnya tersenyum sendu.

"Tentu saja kami juga!" ucap Jiro mewakili isi hati teman-temannya yang lain. Toh, mereka cuma diperbolehkan sekali saja menjenguk Yao-Momo selama berada di rumah sakit. Disebabkan oleh banyak tugas dan misi yang mereka semua harus tangani.

"Beruntung, 2 bulan kedepannya kita tidak ada aktivitas magang. Yao-Momo bisa memulihkan diri lagi 'kan?" Ashido tersenyum dan bersorak ria. Itu benar, walau sudah keluar dari rumah sakit Yao-Momo masih harus mengalami masa istirahat dan meditasi diri.

"Daaaan... Selain itu, jangan lupa bulan depan adalah bulan yang penting!" Uraraka mengedipkan sebelah matanya pada Yao-Momo. "Nee, ternyata kalian masih saja mengingatnya." Yao-Momo sedikit merona lalu cemberut, ia kira teman-temannya sudah melupakan itu.

Hagakure mulai menyemangati Yao-Momo. "Semangat untuk bulan depan ya!" Yao-Momo tersenyum manis, ia mengangguk semangat. Teman-temannya selalu bisa menjadi mood booster kapan saja.

💜💜💜

"Todoroki-san?"

Midoriya melambai-lambaikan tangannya tepat di depan wajah Todoroki, semuanya terlihat buram/blur bagi Todoroki. Ia tidak sengaja ketiduran tadi.

Setelah mengucek-ngucek matanya, Todoroki meregangkan tubuhnya. "Kita tadi lagi ngapain ya disini?" tanyanya polos. Midoriya tertawa kecil, "Kau tadi sedang menjelaskan ku materi bahasa Inggris, dan tidak sengaja ketiduran." jelasnya sambil tersenyum.

"Ah, Gomen. Tadi sampai mana?"

Midoriya menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak usah dilanjutkan, aku juga sudah agak capek. Ayo istirahat dulu saja." Mereka berdua merapihkan buku-buku dan alat tulis lainnya, lalu kembali ke kamar masing-masing. Mereka belajar di ruang santai tadi.

Sesampainya di kamar, Todoroki merebahkan dirinya di futon. Tadi ia sempat ketiduran, jadi sekarang ia tidak mengantuk. Lalu, berakhir dengan mengotak-atik smartphonenya.

"Huh, kuharap ujian semester akan diundur lagi. Aku masih belum banyak belajar." gumam Todoroki mengeluh, belakangan ini ia disibukkan dengan misi. Padahal, ujian semester sebentar lagi tiba. Untung saja sempat diundur.

Ini masih siang hari, tumben sekali ia merasa kelelahan dan ketiduran tadi. Todoroki berpikir seperti itu, tapi ia memaklumi saja, namanya manusia.

Sekarang sudah musim gugur, alih-alih merasa kedinginan, sekarang dia malah merasa kepanasan. Dengan santai ia mendinginkan diri dengan quirknya.

My Feelings. TodoMomo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang