22. Hukuman

167K 18.1K 2.5K
                                    

Tandai bila ada kesalahan dalam penulisan, akan Author perbaiki nanti

Jangan lupa untuk vote dan coment~

Alexa sampai di tempat balapan. Ia turun dari motornya lalu melepaskan helmnya. Melihat teman-temannya sudah berkumpul, Alexa pun langsung menghampiri mereka.

Suasana malam ini sangat ramai. Anggota LAW GIRLS berkumpul menjadi satu. Kendaraan mereka pun berjejer rapih dengan stiker berlogo LAW GIRLS tertempel di kendaraan mereka masing-masing. Spanduk berlogo geng LAW GIRLS juga terpampang jelas di tembok.

"Phoenix udah dateng?" tanya Alexa seraya duduk disamping Cindy yang asik memakan kuaci.

Elisa mengangguk. Ia menunjuk ke arah seorang pria yang duduk diatas motor sport berwarna merah terang. Alexa menatap ke arah laki-laki yang sering dipanggil Phoenix, ia benar-benar penasaran seperti apa wajahnya.

Rio datang, menyuruh Alexa agar segera bersiap-siap karena sebentar lagi balapan akan segera dimulai. Alexa pun mulai bersiap-siap dengan dibantu oleh teman-temannya.

Kini Alexa dan Phoenix sudah berada di garis start. Seorang gadis didepan mereka menjadi aba-aba pertandingan akan dimulai. Teman-temannya dan para anggota LAW GIRLS pun menyemangati Alexa.

1

2

3

Motor mereka pun melaju kencang meninggalkan garis start. Alexa memimpin di depan sedangkan Phoenix berada dibelakangnya. Ia tidak akan melakukan hal bodoh lagi karena Phoenix tidak bisa diremehkan.

Alexa melotot. Baru saja Phoenix melaju kencang melewatinya. Bahkan lelaki itu seperti mempunyai 10 nyawa, tidak takut akan terjatuh atau mati.

Karena sudah ketinggalan jauh, Alexa menambah kecepatan laju motornya. Sedikit lagi ia akan menyalip Phoenix, tapi harapannya gagal. Phoenix telah sampai di garis finish terlebih dahulu.

Phoenix, sang raja balapan liar kembali menang membuat Alexa mendengus kesal. Alexa melepaskan helmnya lalu menata rambutnya yang sedikit berantakan.

Tiba-tiba Alexa dibuat kaget saat Phoenix menariknya entah kemana. Phoenix juga menutup mulut Alexa karena terus berteriak meminta dilepaskan. Mereka yang melihat kejadian itu pun melongo. Saat Elisa akan menyusul, Rio mencegahnya.

"Gue yakin, Alexa bakal aman," ucap Rio.

Phoenix entah membawa Alexa kemana, yang jelas ia dibawa ke tempat sepi. Tidak ada orang satupun membuat Alexa waspada. Ia curiga bila Phoenix akan berbuat hal yang tidak-tidak.

"Ngapain sih lo bawa gue kesini?!" tanya Alexa kesal saat Phoenix melepaskan tangannya dari mulut Alexa.

"Tangan lo bau, belom cebok kan lo?" tuduh Alexa membuat Phoenix menaikkan sebelah alisnya.

Alexa mengendus-endus tubuh Phoenix layaknya seperti anjing. Seketika ia memicingkan matanya ke arah Phoenix, ia benar-benar curiga. Phoenix melepaskan topeng yang melekat di wajahnya membuat Alexa kaget.

"A-arthur," ucap Alexa gugup. Arthur tersenyum miring membuat Alexa lemas. Sialan, kali ini ia dalam bahaya.

Arthur memeluk pinggang Alexa, merapatkan tubuh kecil Alexa dengan tubuhnya yang atletis. Ia menatap mata Alexa dalam dan intens.

"Mau dihukum hm?" tanya Arthur serak seraya meneliti pakaian sialan yang dipakai Alexa. Perut Alexa yang rata dan mulus terekspos jelas membuat Arthur menggeram kesal.

Alexa menggelengkan kepalanya. Ia tidak bisa berkata-kata. Lidahnya terasa kelu untuk berbicara. Arthur terlihat menyeramkan dengan sorot matanya yang tajam.

"Tutup mata!" titah Arthur penuh penekanan. Alexa menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak mau.

"Alexa!" tegas Arthur, mau tidak mau ia menutup kedua matanya dengan perasaan gugup. Ia menebak-nebak apa yang akan Arthur lakukan selanjutnya.

Arthur tersenyum miring, ia menyibak rambut Alexa agar tidak menutupi leher jenjangnya.

"Arghhhh!" pekik Alexa saat Arthur menghisap lehernya kuat seperti vampir yang haus akan darah. Bisa Alexa pastikan akan meninggalkan jejak berwarna merah.

"Hukuman!" desis Arthur seraya melepaskan jaket yang melekat di tubuhnya.

Arthur melepaskan jas kebesaran di tubuh Alexa lalu memakaikan jaketnya pada tubuh kecil Alexa. Ia tidak rela Alexa menjadi tontonan gratis para laki-laki lain. Posesif? Arthur tidak peduli. Ia hanya berusaha menjaga apa yang sudah menjadi miliknya.

Setelah selesai, Arthur kembali memakai topengnya. Ia menarik Alexa agar kembali ke tempat balapan. Seakan tersadar, Alexa menutupi lehernya dengan rambutnya.

"Alexa? Lo gapapa?" tanya Disya khawatir.

Alexa menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Mereka pun menghela nafasnya lega. Arthur mendekat ke arah Rio, membisikkan sesuatu. Setelah itu Arthur kembali menarik Alexa menuju motornya berada.

"Motor gue gimana?" tanya Alexa.

"Dianter Rio." jawab Arthur datar.

"Lo jangan bawa temen gue seenaknya dong," protes Cindy yang datang melempar Arthur dengan kuaci. Polos-polos tapi barbar sekali, itulah Cindy.

Alexa melotot. "Tenang aja, gue ada urusan sama dia. Besok gue jelasin."

Cindy memicingkan matanya, "bener?" tanyanya.

Alexa mengangguk lalu ia menerima helm yang disodorkan oleh Arthur. Sebelum pergi, ia pun berpamitan pada teman-temannya yang lain.

Arthur menjalankan motornya kencang meninggalkan tempat balapan. Alexa merasa gugup, mengingat kejadian tadi membuat pipinya memerah. Entah ia harus menyesal atau tidak karena sudah berani mendekati Arthur dan berakhir ia menjadi pacar Arthur.

Alexa mengernyitkan dahinya saat Arthur memberhentikan motornya dipinggiran jalan. Arthur menyuruhnya turun dari motor lalu melepaskan helmnya.

"Mau ngapain disini?" tanya Alexa.

"Makan." jawab Arthur datar seraya melepaskan topengnya.

"Jadi kita ngedate?!" tanya Alexa bersemangat.

Arthur tidak menjawab membuat Alexa mendengus kesal. Ia menarik tangan Alexa memasuki rumah makan yang sederhana dan terlihat ramai. Arthur pun menyuruh Alexa duduk sedangkan Arthur memesan makanan pada pelayan.

Alexa tidak dapat menahan senyumnya. Ini adalah kencan pertama kalinya bagi Alexa, dan ini ia lakukan bersama Arthur. Tidak lama pun Arthur datang seraya membawa nampan berisikan 2 piring nasi goreng dan minuman.

"Makan!" titah Arthur seraya menaruh sepiring nasi goreng dihadapan Alexa.

Sebenarnya Alexa masih kenyang karena dirumah ia sudah makan. Tapi ia tidak bisa menolak, bisa-bisa nanti Arthur kembali menghukumnya.

TBC

Holla readers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Holla readers...
Iseng bikin logo? Bagus ga?
Ada yang baper sama part kali ini?

Jangan lupa untuk vote dan coment agar Author semakin semangat nulis ceritanya hehe♥️

Follow Instagram @aniintnputri_
Spam like juga postingan aku hehe:v

NEXT?

COLD KETOS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang