part 1

234 18 1
                                    

==={ bagian 1 }===
.
.
.
.

Suasana riuh khas kelas terpampang jelas di depan matanya. Ada beberapa anak cowok yang sedang berlarian kesana-kemari, ada juga yang tengah terlelap tidur, ada juga beberapa anak cewek yang sedang bergosip di pojokkan sana.

Baginya terlalu lelah untuk peduli pada hal semacam itu. Ada hal yang jauh lebih mengganggunya.

Perasaan kosong ini.

Kosong jenis mengerikan yang tidak bisa ia artikan dan bagaimana itu bisa menyerangnya. Dia kemudian memilih bangkit seraya memasukkan ponselnya ke dalam saku. Rambutnya yang tergerai di letakkan pada satu sisi bahu. Membuat kedua temannya yang sedari tadi sedang beradu argumen terdiam dan memandanginya.

"Mau kemana lo?" tanya Keisha.

Setelah membenarkan letak roknya yang tidak nyaman ia menjawab, "Taman belakang sekolah." sambil berlalu pergi.

Dia bahkan hampir bisa dibilang berjalan tanpa tujuan. Ia sebenarnya tidak ingin ke taman belakang sekolahnya. Ia hanya ingin membuang perasaan kosong di dalam dadanya ini ke suatu tempat.

Kenzia Ratu Ofelia. Cewek yang sulit di tebak kelas XI IPA 4. Overdosis dalam hal mencintai. Namun, adakala dia tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Perasaannya tidak mudah ditebak. Selalu mencintai. Tapi tak pernah di cintai.

Kulitnya? Putih merona.

Matanya? Besar kayak mata cewek di komik-komik jepang.

Hidungnya? Mancung.

Bibirnya? Penuh, merah merona.

Rambutnya? Tergerai panjang berwarna hitam dan sedikit bergelombang dibawah.

Kebayang gak tuh?

"DUARR," seseorang menepuk pundaknya keras yang membuat Zia terlonjak kaget.

"Gila lo."

"Kenapa lo ngelamun? Mikirin gue? Ceilahhhhhh," ujar cowok itu sambil menoyor pipi Zia.

"Berisik lo," jawab Zia.

"Zi," panggil cowok itu lagi.

"Hm."

"Pulang sekolah lo balik sama gue, gue mau ajak lo ke suatu tempat," ujarnya.

"Gak bisa," jawab Zia tanpa menoleh ke cowok itu.

"Please lah Zi, sekali ini aja."

"Gue gak bisa Li, gue gak bisa, lo tuh maksa banget," ketus Zia.

"Haha, gue tau, lo pasti mau jalan sama tu cowok gak jelas kan?" ucap nya sambil tersenyum miring.

"Maksud lo apa?!" sentak Zia kepadanya.

"Lo suka sama cowok kayak dia? Buka mata sama pikiran lo, dia gak pantes buat lo," jawabnya.

"Lo gak berhak nentuin apa yang patut gue lakuin. Lo tuh kenapa sih? Udahlah, gue males ngomong sama orang yang selalu merasa benar diantara segalanya," ucap Zia lalu ia pergi meninggalkan cowok itu.

Andai lo tau perasaan gue. Sayangnya lo gak pernah mau tau akan hal itu. Batinnya.

Dia Mahavir Alister Bagaskara. Cowok eksis di SMA PRASAJA, kelas XI IPS 5. Wajah tampannya bisa membuat cewek klepek-klepek. Berambut coklat, tinggi dan putih. Sahabat sedari kecil Kenzia.

Di mata Ali, Zia adalah cewek sempurna. Ia merasa sangat nyaman bersama Zia. Terlebih disaat Zia merasa bahagia, lalu tiba-tiba memeluk Ali, dia selalu berharap debaran hebat di dadanya tak pernah terdengar oleh Zia. Seolah seluruh partikel di dalam tubuh Ali siap melesat tinggi menembus langit. Hanya satu kekurangan Zia, dia adalah sahabat Ali.

You Wan't Understand [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang