part 6

33 6 0
                                    

=== { Bagian 6 } ===


***

Di dalam ruangan pengap ini dihiasi asap rokok dengan iringan tawa semua orang. Baik itu lucu maupun tidak. Lantai dansa yang berkelip serta penerangan minim disana membuat suasana semakin pekat dengan dentuman musik.

Gadis itu kini sudah menegak gelas ke empat minumannya. Dia sudah tidak peduli lagi dengan orang-orang sekitarnya. Bahkan ia tak segan-segan menempel pada pria yang tak sama sekali ia kenal.

“Sekarang mau lo apa?,” ucap seseorang yang sudah berada di belakangnya.

“Akhirnya, lo dateng juga,” jawabnya.

“Buruan lo mau apa?”

“Santai dong santai, mending lo minum dulu nih.” Gadis itu menyodorkan satu gelas minuman kepada seseorang yang kini berada di sampingnya.

“Lo gak perlu basa-basi. Cepetan gue gak ada waktu.”

“Oke, lo cuma perlu jalanin rencana gue. Lo tau sendiri apa akibatnya kalo rencana ini gagal,” jawab Syafira.

“Gue bakal jalanin ini rencana, kalo lo megang janji lo.” Seseorang itu kini pergi. Meninggalkan tempat itu.

Ini kalo lo berani main-main sama gue. Batin Syafira, dan kemudian melanjutkan aktivitasnya di tempat yang bagi sebagian orang bukan tempat yang baik.

***
“Udah, Zi,” ucap Keisha yang sedari tadi sedang berada di rumah Zia. “Lo nangis mulu gak capek apa?”

“Bukan gitu, Kei. Lo bayangin aja gue lagi diantara dua pilihan. Disisi lain, gue sayang sama Elvan. Disisi lain, Ali suka sama gue. Berarti selama ini, gue nyakitin dia dong,” jawab Zia.

“Lo mending, lah gue?”

“GUE LAGI CURHAT KEISHA BUKAN LAGI ADU NASIB,” teriak Zia sambil melempari keisha dengan bantal.

“Lo tu—“

Suara ketukan pintu memotong percakapan Keisha dan Zia. Mereka segera bangkit dari tempat tidur.

“Eh Bi Diah? Ada apa bi?” tanya Zia.

“Itu ada telepon dari temen Non. Katanya ada obrolan penting,” jawab Bi Diah.

“Halo?” ucap Zia sesaat setelah mengangkat telepon dari Gentari.

“ZI LO CEPETAN KESINI DEH, KAKAK LO. SYAFIRA. DIA PINGSAN DI CLUB. LO BURUAN KESINI DEH KASIAN DIA, NANTI DI MACEM-MACEMIN SAMA ORANG,” ucap Gentari to the point.

“Hah? Kakak? Lo ngapain disan—“

“Udah lo gak perlu banyak nanya. Intinya lo cepetan kemari.” Sambungan telepon pun dimatikan oleh Gentari memotong percakapan Zia.

“Siapa?” tanya Keisha.

“Gentari, katanya Kak Syafira pingsan di club,” ucap Zia dengan perasaan yang tak karuan. Bagaimana pun perlakuan Syafira terhadapnya, dia tetap Kakak kandungnya. Dan dia tidak akan membiarkan bahaya apapun menerpa kakaknya itu. “Lo anterin gue mau gak, Kei?”

You Wan't Understand [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang