"Eeuhhhmm" Zayn mendorong tubuh brayn agar tidak kelewatan.
"Sudah, cukup"ucap Zayn kesal.
" Kau memaafkan ku baby?"
"Iyaaaaaaa" Jawab Zayn panjang
Kata kata Zayn tidak masuk akal. Dia bilang iya tapi sikapnya terlihat masih marah.
"Mau menghabiskan waktu di luar? Atau kita pergi jalan jalan?" Tawar brayn, dia berniat minta maaf.
"Tidak, hole ku masih sakit. Itu ulahmu!" Tegas Zayn. Sekarang untuk berjalan pun dia kesusahan. Mustahil jika dia jalan jalan menggunakan kursi roda.
"Ah baiklah" Brayn memiringkan tubuh Zayn lalu melanjutkan game nya.
Apa dia tidak memperhatikan ku? Pikir Zayn. Dengan sengaja Zayn memilim nipple brayn.
"Akh!" Dengan reflek brayn berteriak. Sedangkan Zayn hanya terkekeh mengejek.
Brayn kesal dan langsung mengendong Zayn ke kasur, membiarkan PC nya yg masih menyala dan di dalam game.
"Eeehhh?"
"Cuddle baby"
"Aahh ok hanya cuddle! Tidak lebih!"
Brayn bermanja dengan Zayn di kasur sedangkan author cuman mingkem☹ hiks ga sesuai realita☹
"Apa kau ingin jalan? Ku rasa kita jarang jalan jalan ke luar" Ajak brayn pada Zayn yg masih berada di pelukan hangat brayn. *author iri☹ gini banget nasib author*
"Kemana?"
"Kemana saja asal kau senang"
Zayn tersenyum manis saat mendengar kata kata yg di ucapkan brayn.
"Mau bantu aku?" Zayn menatap brayn seolah olah dia minta bantuan.
"Waahh kau terangsang? Dengan senang hati aku akan membantu. " Ucap brayn tanpa dosa.
"Akh!" Zayn langsung mencubit brayn karna berkata tanpa berfikir.
"Yayayay bantu apa hm?"
"Kita ke dapur"
Brayn hanya menurut dari pada uke nya marah lagi. Dia hanya mengekor di belakang Zayn.
Sampai di dapur ternyata Zayn ingin memasak. Dia ingin menampilkan keahliannya dalam memasak kepada brayn.
"Jadi aku akan mulai dengan ini. "
Brayn hanya tersenyum dari meja makan melihat Zayn yg sibuk memasak dan menyiapkan bahan bahan.
"Kalau mau masak ini apinya jangan besar besar"
"Ini di potong dulu sampai halus"
"Nah kalau ini di masak, api nya sedang aja terus minyak nya jangan banyak banyak"
Brayn terkekeh saat Zayn tak sengaja terkena percikan minyak.
"Issh jangan mengejek! Aku begini juga bisa masak!" Protes Zayn karna brayn hanya melihatnya.
"Bantu aku!" Brayn tertawa dan bangkit lalu membantu Zayn memasak.
"Aaah! Itu jangan di tumpah!"
"Itu jangan di aduk lagi!"
"Jangan di sentuh!"
Brayn yg berniat membantu malah merusak acara masak Zayn. Bukannya membantu malah merusak dapur.
Tepung berhamburan, banyak telur yg pecah, adonan tumpah ke lantai.
Pelayan : gini amat punya tuanಥ‿ಥ
"Bukan begitu!!! Issshh sini berikan!"
Zayn benar benar di buat kesal oleh brayn yg merusak dapur.Brayn hanya tertawa melihat Zayn yg kesal.
"Ini di buat begini" Kembali dengan sabar Zayn mengajari brayn membuat adonan ulang.
Zayn benar benar harus sabar ketika mengajari brayn memasak.
"Apa kerjaanmu hanya bermain game di kamar? Apa kau tidak pernah memasak?" Zayn berucap sinis melihat brayn yg benar benar sangat payah dalam masalah dapur.
"Aku selalu makan di luar" Jawab brayn tanpa takut uangnya habis.
"Jangan keseringan makan di luar, masak makan di rumah juga. Jangan suka makan sembarangan" Nasehat Zayn seolah olah dia master brayn.
"Hahaha okok, jadi bahan apa yg kita butuhkan?" Tanya brayn.
"Aaaaghhh!! Bahannya habis!"
"Kkhhh, ingin mencari bahan ke luar?"
"Yasudah ayo!" Ucap Zayn bersemangat.
Brayn dan Zayn bersiap untuk pergi ke luar dan mencari bahan.
"Pakai pakaian yg rapi!" Lagi lagi Zayn kesal pada brayn yg berpakaian sembarangan.
Brayn tersenyum melihat Zayn yg dengan sabar membantu brayn merapikan pakaiannya.
Bersambung.....
Hhahh dari pada kalian bosan sama ide author mending habis chapter ini kalian kasih ide buat author, biar nanti author mix sama ide author siapa tau nyambung.Tapi kalau ga nyambung sama ide author, ide kalian bakal author apload di cerita author yg oneshoot Bangtan.
C u bubye~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Daddy~
RomanceKegabutan yg berakhir jadi cerita bxb. Zayn? Namja yg bekerja di suatu klub untuk mendapatkan uang malah mendapatkan nasib sial baginya karna mendapatkan sebuah pelanggan yg bisa di bilang posesif. Brayn? Namja yg membeli Zayn, bekerja di sebuah p...