ch 3 - Heart Secret

994 134 22
                                    

Rumah besar nan mewah, dengan keluarga yang tampak sangat bahagia. Keharmonisan didalamnya sudah menjadi ciri khas keindahannya. Jung Family.

Jung family sudah terkenal dikalangan para pengusaha. Visual dari keluarganya yang memukau tentu membuat semua orang iri. Kepandaian dalam berbisnis dan bidang pendidikan tentu membuat semuanya kagum bukan main.
Tapi siapa sangka, keharmonisan yang ditunjukkan hanya semata-mata untuk mencari perhatian.

Lupakan... Mereka akan menyelesaikan dengan caranya sendiri. Langkah pemuda dengan bahu tegap disertai wajah dingin yang mampu membuat semua orang terintimidasi.
Rumah itu terasa sepi, kemana orang tuanya. Tentu saja mereka harus membangun image dengan cara gila kerja. Menjadi seorang Jung Jaehyun tentu tak mudah, masalah keluarga yang tak kunjung usai membawanya menjadi pribadi dingin dan tak tersentuh. Yang harus menyem-

"Jaehyun! lo udah pulang. Gue masak makanan kesukaan lo nih, ditunggu. Cepet ganti baju sekarang." Ujar seorang wanita cantik berumur dua puluhan yang begitu rupawan. Wajahnya sungguh indah dipandang, ia mirip sekali dengan Jaehyun dingin dan mengintimidasi. Namun pada Jaehyun ia bersikap sangat hangat, kenapa?

Jaehyun mengangguk dan berlalu menaiki tangga menuju ke dalam kamarnya. Mengganti seragamnya dengan baju yang lebih santai, duduk dimeja makan dengan seorang wanita yang selalu memandangnya hangat.
"Gue mau sweet chickennya dong kakak cantik. Kapan lagi lo makan sama pangeran ganteng kaya gue gini." Jaehyun berucap dengan kekehan geli, sedangkan kakaknya hanya mendengus kesal. Tunggu, kakak? iya, Jung Eun hei-ran biasa dipanggil Irene.

"Gue tiap hari makan sama lo ya Dae-hyun. Harusnya Lo yang beruntung bisa makan sama bidadari surga kaya gue ini." Irene membalas perkataan dengan wajah yang merenggut kesal.
Jaehyun yang mendengar kakak perempuannya kesal sungguh bahagia. Kalian akan tau, mengganggu saudara mu sampai kesal adalah hal paling membahagiakan di dunia.

"Kak, mereka ga pulang?"

Irene bingung, siapa yang dimaksud mereka oleh Jaehyun. "Siapa?"
tak kunjung dapat balasan dari Jaehyun, Irene menepuk tangan Jaehyun dengan sendok sayur.

"Huh... mama papa lah, siapa lagi." Jaehyun mengatakan itu dengan datar, tanpa emosi. Hatinya sudah kebal dengan keadaan bahwa orang tuanya yang gila kerja itu tidak akan pulang.
Irene merasa iba pada adiknya, terlihat tegar tapi hatinya sangat lembut. Ia jadi teringat pada suatu keadaan yang mengharuskan Jaehyun patuh. Sesak terasa pada ruang makan, Jaehyun berdiri dan berjalan menuju kamarnya tanpa menoleh lagi pada Irene.

Jaehyun membanting pintu kamarnya dengan cukup kuat. Ia merasa kesal, padahal ia sendiri yang menanyakan tentang orang tuanya kepada Irene.
Tapi emosi itu yang selalu muncul saat Jaehyun membahas tentang mereka, tanpa Jaehyun tau seseorang menatapnya lekat dengan tangan yang menggenggam sebuah ponsel berisi gambar dua orang berumur sekita 40 tahun-an.
Mereka orang tua Jaehyun yang sengaja Irene telpon untuk menunjukkan betapa sulitnya hidup dengan orang tua yang jarang di rumah.

Dua orang dibalik layar yang melihat keadaan putranya seperti itu sungguh merasa kecewa pada diri sendiri. Mereka pikir dengan mencari banyak harta dan uang, akan membuat anaknya bahagia. Namun sebaliknya, mereka sungguh menderita hidup tanpa orang tua.
Padahal seorang anak hanya ingin keluarga yang utuh dan selalu berada disisi mereka, cukup itu saja. Ya... tentu saja bekerja, tapi apakah harus sampai lupa pulang?

Irene menutup pintu kamar Jaehyun pelan dan pergi dari sana, meninggalkan adiknya yang masih terlarut dalam emosi. Ia membiarkan Jaehyun tenang dan mereda.

OUR STORY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang