ch 14 - Aplomb Axiomatic

398 65 14
                                    

Waktu terus berjalan, sang mentari semakin terik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu terus berjalan, sang mentari semakin terik. Insting membunuh terus dipertajam untuk memenangkan kejuaraan. Ambisi penuh tak luput dari suasana menegang siang ini.
Tak ada kata lengah, butiran keringat terus mengalir deras membasahi tubuh jantan.

Dering suara tak mengganggu seorang pemuda rupawan yang tampak fokus pada satu titik. Bahkan kedipan matanya sangat jarang, ia hanya ingin menatap seseorang diujung sana. Hanya saja..
Hal itu mampu membuat hatinya berdesir dan berdetak tak beraturan. Sampai-sampai timbul rasa untuk memiliki yang begitu besar. Apakah, ini bernama. obsesi...?

"Jae! Ngelamun terus. Dipanggil Shin-ji ssaem,"

"Hah? dimana?"

"Diujung sana.. lihat Lisa kan? mereka disana semua, ada bang Suho terus Yuto juga."

"Makasih ya Ger."

Setelah itu, Jaehyun bergegas menghampiri Shin-ji ssaem yang telah berada di ujung sana. Tampak sekali gurunya itu sedang membicarakan sesuatu dengan Lisa, akrab sekali.. apakah ini dapat dikatakan dengan hubungan antara guru- dan murid..?
Jaehyun terus mencoba menghalau pikiran buruk yang terus menghantui. Ia hanya tidak ingin merasa kecewa terlalu cepat.

"Ssaem..! ada apa? kata Geri tadi saya dipanggil kesini," Jaehyun mencoba fokus pada Shin-ji walaupun hatinya menolak agar tetap fokus pada gadis berwajah dingin disampingnya.

"Saya tidak memanggil kamu, sepertinya Lisa. Iya kan?"

Mata gadis itu membola yang menandakan bahwa ia terkejut. Seringai licik Shin-ji muncul sejenak, pria itu kemudian pergi meninggalkan keduanya disana dengan keadaan canggung.

Tidak untuk Jaehyun... Lihat saja senyumannya seakan menunjukkan kata terima kasih untuk Shin-ji. Ia hanya tidak menyangka bahwa guru yang dikenal dingin bisa sangat peka.

Jaehyun berdehem singkat, keheningan diantara keduanya membuat ia merasa gusar. Mencoba memberanikan diri untuk membuka percakapan, "Sa..? kenapa? kata Shin-ji ssaem lo panggil gue."

Lisa menoleh ke arah Jaehyun. Sesekali mencoba bernafas untuk menghilangkan segala kegugupan yang disebabkan oleh tatapan hangat Jaehyun serta senyuman manis berlesung pipi. Hal itu ditujukan untuk Lisa, seorang.

"Gue- tadi itu mau tanya, kak Rowoon dimana? Lo tau..?"

"Gak tau-" Entah mengapa mendengar penuturan Lisa tentang Rowoon, ada perasaan aneh yang muncul di benak Jaehyun. Ia merasa tidak nyaman dengan ini, apakah hanya itu topik yang ada.

OUR STORY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang