ch 16 - Bioluminescent

349 50 4
                                    


MASSAGE

seezjseoh@gmail.com..
Hadiahmu akan segera sampai nona Alicya. Ku pastikan kau tidak akan pernah tenang setelah mendapat pesan ini.
Aku memiliki satu hal penting, apa kau ingin tahu? hm.. baik, ku beritahu
Saat semuanya terungkap nanti, jangan terkejut jika kau harus memilih antara dua hal.

Setelah membaca semua isi pesan itu, Lisa berdecak geram. Ia sedikit familiar dengan email yang mengirimkan pesan berikut, kini ia sedang merenung disebuah ruangan gelap dan hanya ditemani oleh cahaya remang-remang yang berasal dari komputer didepannya.

Manik indah itu menelisik setiap sudut ruang, seakan mencari ide cemerlang. Jari panjangnya ia ketukkan dimeja bergantian, sehingga perlahan menciptakan melodi menyeramkan dikeheningan.

Dibukanya sekali lagi pesan itu, dahinya mendadak mengerut menyiratkan kebingungan. Lisa sedikit penasaran dengan kata 'dua hal' diakhir pesan itu. Hal itu seperti menggambarkan bahwa dirinya akan disuguhi dengan pilihan sulit yang menyangkut kepentingan pribadi dan organisasi.

"Ck. Siapa orang bodoh ini? berani-beraninya," Decaknya kesal sebelum bangkit dari kursinya dan berjalan keluar dari ruangan.

Memasuki lift pribadi dan menuju ke ruang tengah markas besar mereka. Mungkin pikirnya jika bertemu teman-temannya ia akan sedikit merasa tenang, dan tidak terlalu jenuh dengan semua teror belakangan ini. Ketiga sahabat dekatnya telah duduk santai dengan banyak camilan disekitar mereka, juga televisi didepan yang menampilkan aksi dari para aktor.

Lisa mendaratkan dirinya disebelah gadis pirang dan paling dikenal dengan porsi makannya yang tidak manusiawi.
"Hello gurls.. santai banget, gue dari tadi bingung sama semua teror dan kalian se-santai ini. Enak ya camilannya, padahal itu gue yang beli," ucapnya kesal, seraya tangannya yang merebut beberapa makanan ringan dan memasukkannya kedalam mulut dengan sedikit kasar.

Mereka bertiga hanya terkekeh jahil sambil memperlihatkan dua jari mereka, tak lupa mimik wajah yang dibuat seimut mungkin. "Peace.." ucap mereka serentak. Lisa sampai heran atas kekompakan ketiga sahabatnya, mau tidak mau pun ia ikut terkekeh. Hanya makanan ringan juga, mereka bahkan mampu membeli jutaan produk dari masing-masing pabrik.

Setelah itu masing-masing dari mereka sibuk menikmati film yang diputar, sebelum Jisoo membuka suara untuk berbincang.

"Habis ngapain lo diruangan sendiri, bertapa?"

"Ada teror masuk lagi, tapi selalu aja kata-kata yang dikirim berbelit-belit. Gue kesel jadinya,"

"Hm?" Rosé menyahuti dengan mulut penuh makanan. Yang langsung dihadiahi pukulan ringan dari Jennie, gadis kucing itu menegur agar bersikap sedikit anggun.

"Calm Rosé.. huh.." Bimbing Jennie, tangannya dinaik turunkan didepan dada seraya menarik nafas dalam-dalam. Bersikap seolah sedang senam yoga rileksasi. Sungguh abnormal sekali mereka.

"Huh.. Rosé calm... huh.." Tiru Rosé.

Sedangkan Jisoo dan Lisa hanya diam dan saling memandang sebelum bersamaan menghela nafas lelah. Jika dilihat-lihat paras ayu dari Jennie dan Rosé memiliki jiwa kalem yang anggun, namun benar adanya peribahasa "don't judge book by its cover" sangat pas untuk keduanya, benar-benar cocok.

OUR STORY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang