ch 5 - Behind The Door

825 110 19
                                    

Yang dirasakannya hanya perasaan kesal, decakan kecil menjadi teman baiknya saat ini. Terjebak dalam ruangan yang sama bersama seseorang yang menurutnya aneh. Tentu itu bukan keinginannya bukan? pasti bukan, jika bukan karena seorang pria yang sangat dihormati pasti gadis itu sudah pergi berlari menuju tempat dimana tanggung jawabnya berlaku.

Wajah datarnya membuat dua orang pria diruangan itu merasa canggung. Ada rasa tidak peduli dan tidak enak disisi keduanya.
Lain halnya dengan gadis muda itu, rasanya ingin cepat-cepat pergi dari sana.

"Ssaem! kenapa saya harus disini juga? Kan urusan tadi sudah selesai, harusnya Jaehyun yang disini. Bukan sama saya." Lisa mendengus kesal. Bahkan sedari tadi ucapnya tidak didengar, dilirik saja namun tak dibalas. Sungguh mengesalkan..

Shin-ji yang tak tahan dengan ocehan muridnya membalas perkataan itu terpaksa, jika ia diam tidak menghiraukan maka semakin gencar gadis itu berbicara. Mungkin saja ia akan berlari keluar dari ruangan begitu saja. "kamu masih ada perlu sama saya. Jaehyun merupakan calon ketua basket, dan kamu? kamu ketua basket putri. Kakak kamu izin tidak hadir, tentu saja Jaehyun yang akan menggantikan Suho hari ini. Dan.. yang pasti! Kamu harus membantu." Ucapnya sabar. Shin-ji menekan kata pasti, pria itu tersenyum tipis kala mendapati wajah Lisa yang tadi terlihat datar sekarang malah terkejut disertai mulut yang menganga kecil.

Shin-ji mengalihkan pandangannya pada pemuda tampan yang berdiam diri disisi Lisa. Menaikkan sebelah alisnya, merasa aneh. "Jaehyun? kamu akan dibantu oleh Lisa. Dia akan mengarahkan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, kamu bersediakan? Jika harus bekerja sama dengan Lisa?"

"Saya kapan pun akan siap, tapi jika Lisa keberatan. Saya tidak apa-apa jika harus mundur hari ini. Mungkin Yuto bisa membantu ssaem." Jaehyun menunduk sopan. Ia sedikit berkecil hati saat melirik raut wajah Lisa yang sedikit terkejut saat mengetahui akan bekerja sama dengannya.

Lisa pun terkejut mendengar penuturan Jaehyun. Ia jadi merasa bersalah karena mungkin saja dirinya menampilkan ekspresi wajah yang salah. Bukan maksud bahwa ia terkejut dan menolak. namun, entah apa yang terjadi dalam dirinya, Lisa merasa bahwa akan sedikit canggung. Mereka hanya sekedar kenal nama, belum membangun sebuah kecocokan diantara keduanya.

"Kamu tidak setuju jika dibantu Lisa? mengapa?"

"Mungkin Lisa akan keberatan ssaem jika harus membimbing saya. Karena kit-" Perkataan Jaehyun belum selesai, namun suara datar menyahut memotong perkataannya dengan halus.

"Saya bersedia."

Jaehyun sempat membeku sejenak, Lisa memotong ucapannya dan berkata setuju dengan hal ini. Itu cukup untuk menarik salah satu sisi bibirnya.
Menahan senyuman bahagia sungguh berat, ingin saja ditampilkan dengan begitu indah. Namun tampaknya saat ini belum tepat. Jaehyun akan menunggu dan menampilkan senyuman paling indah hanya untuk Lisa.

Setelah mengucapkan dua kalimat yang cukup singkat. Lisa bangkit dari kursinya kemudian berlalu menuju pintu. Diikuti Jaehyun yang sedikit berlari mengejar bahu sempit gadis itu. Tak diduga juga tanpa diketahui seorang pun disana. Shin-ji menyeringai misterius, serta pandangannya sulit untuk diartikan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OUR STORY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang