22. Wicked Game

4.2K 618 144
                                    

Dari serangkaian tanggung jawab yang sedang dirinya emban sebagai salah satu prajurit terbaik Valkyrie, untuk sejenak ia membiarkan tubuhnya bersandar pada salah satu pohon di bukit itu. Pakaian nya yang serba hitam nampak senada dengan suasana hutan rimbun yang kini gelap gulita menjelang dini hari.

Tubuh nya sedikit lelah, memang...

Meski begitu, ia urung menghentikan misi hingga menemukan titik terang. Meskipun beberapa waktu terakhir, pikirannya kerap dipenuhi oleh berbagai macam ke khawatiran pada sang kakak.

Seraya menghembuskan nafas, lalu mengecek busur panah favoritnya sekejap, kemudian kepalanya tampak menengadah.

Ia memandangi warna langit malam yang baru ia sadari sedikit aneh, warna nya terlalu gelap, tak ada satupun bintang yang terlihat bertebaran disana.

Sementara di sisi lain, seseorang terlihat berjalan menghampirinya.

Tak bergeming, ia memilih memejamkan mata nya sejenak dengan nafas tenang, seakan mencoba mengendalikan pikiran nya yang akhir-akhir ini terasa membebani nya.

"Sudah kubilang kau harusnya tetap di Valkyrie. Kau terlihat kelelahan, Jungkook."

Jungkook tersenyum masih dalam posisi nya "Aku yang menemukan jejak rogue itu, hyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook tersenyum masih dalam posisi nya "Aku yang menemukan jejak rogue itu, hyung. Sudah seharusnya aku memburu mereka hingga dapat, kan?"

Mendengar alasan pria yang sudah dirinya anggap adik itu, Jimin hanya menggeleng seraya melipat kedua tangannya di depan dada bidang nya.

Jeon Jungkook selalu keras kepala, bahkan sejak pria itu masih anak-anak.

Merasa tak ada kata lagi dari mulut hyung nya itu, Jungkook membuka mata nya dan menoleh pada sosok Jimin yang kini sudah kembali memperhatikan beberapa kawanan werewolf yang tengah mengemban tugas bersama mereka untuk mencari kawanan rogue.

"Hyung, coba kau pertimbangkan lagi usul ku untuk membagi kelompok menjadi dua. Kita akan mempersempit peluang rogue untuk lari lebih jauh."

Jimin melirik Jungkook sejenak "Ya, tentu saja. Tapi tidak untuk malam ini, kau bahkan belum istirahat setelah misi sebelumnya. Bagaimana kau bisa memimpin team jika kau tidak di kondisi yang baik?"

"Aku baik-baik saja, hyung. Aku tau kapasitasku."

"Kau memikirkan Moo Ra. Aku mengenalmu dengan baik, Kook."

Jungkook menghela nafas, akhirnya memandang Jimin dengan tatapan menyerah.

Dari seluruh hyung nya bahkan noona nya sendiri, Ia selalu tak bisa menyembunyikan apapun hanya pada Jimin.

"Moo Ra sudah dewasa dan kau pun begitu. Kau harus berhenti memikirkan urusan ku antara kakak mu dan Taehyung." gumam Jimin tersenyum tipis.

Jungkook menunduk sejenak kemudian terkekeh kecil "Aku selalu tidak bisa berbohong padamu, hyung. Maka biarkan aku mengatakan ini, aku tidak bisa... Aku tidak bisa berhenti mencemaskan kakak ku. Dia nyaris mengkonsumsi yinfen."

A Story Of Taelice : WAR OF HEARTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang