Pagi ini bi tuti tampak tengah menyajikan sarapan, semua anggota keluargapun siap di kursinya masing masing. Kecuali Tania. Ya,,, seperti biasa, mana mungkin Tania ikut sarapan dengan ibu dan kedua kakaknya.
''tania mana?'' Tanya mama
''ah,, mama kaya belum tau aja'' jawab cerli, kaka kedua Tania.
''buat bangun pagi aja dia gak...''
Belum juga galang menyelesaikan pembicaraannya, tania sudah melangkah menuruni tangga dengan sedikit berlari ''tania berangkat dulu ma'' ucapnya berpamitan dan mencium tangan mamanya. Dan pergi meninggalkan rumah. Sungguh diluar kebiasaan.
''tumben banget dia semangat kaya gitu'' hujat galang heran
''iya tuh anak kesambet apa'' sambung cerli
****
''anta, kenapa sih lo tuh baik banget sama gue?'' Tanya tania sambil membereskan rantang bekas sarapannya.
Tania memang sengaja berangkat pagi agar bisa menikmati nasi telor orek yang anta buat. Mereka berdua menikmatinya di tangga menuju lantai dua, suasana yang masih sepi membuat tania lebih menikmati sarapannya itu.
''karena anta tau, teh tatan sebenarnya orang baik''
Hati tania agak tercengang dengan jawaban sederhana yang dilontarkan anta. Matanya berbinar melihat cowo cupu yang gak tau berasal dari mana tetapi sangat baik terhadapnya.
Dari gelagat dan tingkahnya, sepertinya anta memang orang yang tulus. Tidak seperti kebanyakan orang lain.
''o iya teh,,, lukisan teteh bagus'' kata anta membuka topic ''anta punya nih karya karya teteh yang sengaja teteh buang.'' Lanjutnya sambil memperlihatkan map hijau yang berisi lukisan tania semua.
''dari mana lo dapet itu semua!?'' Tanya tania heran
''anta ngumpulin, teh... dari laci laci, diperpustakaan anta dapet banyak teh'' jawabnya sambil membuka lembaran lembaran lukisan yang dibawa.
''lukisan teteh teh bernilai. Ada beberapa juga yang sudah terjual. Orang orang suka teh''
''APA?!! Tepis tania kaget.''LUKISAN GUE LO JUALIN?'' Tanya tania dengan galak.
''eh maaf teh.., bukan bermaksud gitu'' jawab anta berusaha menjelaskan dengan tenang ''tapi the, orang orang juga suka kok, lagian kalau anta ga jualin ini, dari mana anta bisa dapet modal buat bikin makanan ini semua?'' lanjutnya polos
''laku?'' potong tania
Anta hanya menganggukkan kepala mengiya tania.
''mau liat lukisanku yang lain ga?'' tawar tania
Anta melongo mendengar tawaran yang tak terduga itu ''ma- mau teh'' jawab anta gugup.
***
Baru saja anta melangkahkan kakinya ke rumah tania, anta sudah disambut dengan puluhan lukisan yang dipajang itu.Matanya terus menelusuru setiap sudut ruangannya.
''waahhhh''
''ini keren teh'' puji anta singakat.
Sementara anta melihat lukisannya, tania hanya duduk dikursi lukisnya.
''sumpah teh ini mah keren banget atuhh'' katanya kagum
Tania tak meresponnya, ia membiarkankan anta untuk menikmati hasil karyanya.
''anta tau, setiap lukisan ini menggambarkan suasana hati teteh kan'' anta melihat satu persatu lukisan dekat meja lukis tania. '' nih yang ini. Teh tatan lagi sedih''