Satu bulan
dua bulan
setengah tahun gery ikut hadir dalam kehidupanku, semenjak kedatangannya kerumah ini semuanya berubah. Semuanya ramai dan menyenangkan. canda tawa yang dilontarkan seakan menjadi obat untuk sakit yang dipendam selama ini.
Lambat laun aku mengetahui seluk beluk gery, begitu juga dengan dia. Secara perlahan namun pasti kami semakin akrab. Terlebih gery memahami duniaku. apa keinginanku, apa tujuan hidupku. Sekarang gue yakin. Tuhan memang sudah merencanakan yang terbaik bagi makhluknya.
Menghela napas panjang, gue menikmati udara malam di balkon kamar. Udara dingin membuat perut beradu meminta sesuatu yang hangat dengan senyum gery yang terlintas di ingatan.
Aneh. Kenapa aku harus memikirkan orang itu.
''oke. Lukisan ini akan gue bawa ke ajang pameran di Jakarta. Gue yakin,, banyak orang yang tertarik''
''tapi gue ga yakin '' jawab tania singkat
Gery beralih mendekat ''udahlah,, percaya aja'' ujarnya sembari menepuk pundaknya sebanyak tiga kali.
Tepukan itu.gue rindu tepukan itu. Tepukan yang sangat familiar.
''percaya aja ke papa''
Sekelebat bayangan menghampiri
''tan. Malam ini lo ada acara ga?'' Tanya gery menghapuskan baying baying itu.
''hehh? Apa?'' Tanya tania yang tak fokus
Sekelumat senyum manis terseringai diwajahnya ''nanti malam kita dinner yu''
Tak cepat menjawab, tania terlihat memikirkan jawabannya
''tenang aja.. Cuma dinner di balkon, gue mau lo nyobain masakan gue''
''lo bisa masak?'' Tanya tania seolah meragukan gery
''hahaha... ya bisa dong,, apa sih yang engga'' jawabnya dengan menyombongkan diri ''dah ganteng, perhatian, rajin, pinter masak pula'' lanjutnya
''alahhh sombong amat''
***
Dengan mulut penuh nasi, tania beruasaha mengeluarkan suaranya''waaaa ini sih enak banget ger, gue suka''
''uhukk uhukkk''
''hahaha... apa gue bilang. De..''
''tapi ini enak banget, lebih enak dari bikinan anta''
''mmmm... o iya anta mana anta ger,, dia harus coba in ini''
Ohh iyaa,,, anta. Aku harus minta tolong anta.. gak mungkin aku harus memikirkan gery semalam suntuk tanpa tidur.. pokoknya aku harus bertemu dia.
''antaaa!!!''
''ANTAAAA!''
Dengan langkah cepat aku sudah menemukan diriku didepan kamar anta. Dengan tak sabar pintu itu terbuka dengan seorang lelaki yang tampak merebahkan tubuhnya.
''antaaa''